.

Sabtu, 29 September 2012

Kepribadian Mas Okta


Saya tipe kepribadian: Pemikir Dinamis

Tipe Pemikir Dinamis adalah orang-orang yang penuh percaya diri dan mandiri. Mereka memancarkan antusiasme dan energi. Tipe Pemikir Dinamis mengejar tujuan-tujuan mereka dengan aktif dan penuh semangat. Tak ada yang lebih mereka cintai dibanding tantangan-tantangan baru. Tipe ini dilahirkan sebagai pemimpin, kompeten, penuh semangat, dan bertanggung jawab. Mereka memiliki mata yang tajam dalam melihat kesalahan dan dapat mengritik tanpa kenal ampun jika melihat kesuksesan suatu proyek terancam bahaya. Mereka sama sekali tidak peduli apakah mereka mengasingkan orang lain dalam prosesnya. Tapi mereka selalu menerima argumen-argumen objektif; mereka sangat menyukai diskusi, sangat berbakat retorika, dan pandai meyakinkan serta menyemangati orang lain.

Karena sangat mudah bergaul, tipe Pemikir Dinamis suka jika dikelilingi banyak teman, lebih disukai jenis yang dengannya mereka dapat berbagi minat dan berdiskusi mengenai beragam jenis topik. Mereka sangat blak-blakan tapi tidak pernah dengan maksud jahat. Kalau Anda tahan dihujani kata-kata yang diucapkan tanpa tedeng aling-aling, Anda bisa mendapatkan teman yang setia dan penasehat yang teguh dalam diri mereka. Segala sesuatu yang baru dan tidak dikenal merangsang tipe Pemikir Dinamis dan membangkitkan rasa ingin tahu mereka. Namun demikian, peraturan, rutinitas, dan hal-hal tradisional membangkitkan penolakan mereka. Jika sesuatu tidak berjalan sebagaimana mereka inginkan, mereka dapat bereaksi agak bebal dan keras kepala.

Tipe Pemikir Dinamis berharap banyak pada diri mereka sendiri dan orang lain. Siapa pun yang tidak cocok dengan rencana mereka tidak akan ditolerir. Kadang-kadang mereka tampak agak kejam karena keterusterangan mereka. Pasangan dan keluarga juga merasa sulit memuaskan tipe Pemikir Dinamis. Mereka tahu persis apa yang mereka inginkan dan berkompromi tak pernah terpikir oleh mereka. Barangsiapa memiliki tipe Pemikir Dinamis sebagai pasangan harus memiliki kepribadian kuat dan memiliki kemandirian tinggi serta rasa percaya diri yang cukup untuk memberi sedikit perlawanan kepada tipe pendominasi ini. Biasanya, bagi tipe Pemikir Dinamis, hubungan dengan pasangan hanya berada di urutan kedua setelah pekerjaan mereka. Namun mereka suka memiliki pendamping yang setara dengan mereka secara intelektual, yang dengannya mereka dapat mengejar tujuan-tujuan bersama dan mengadakan diskusi-diskusi menarik sepanjang malam; lebih disukai diskusi-diskusi faktual – hal-hal sentimental dan asmara bukan kegemaran mereka.

Profil Kepribadian Oktafiyanto

53% Plagmentis
20% Melankolis
20% Koleris
08% Sanguinis 




-Plegmatis, si Pencinta Damai-




Sekarang kita bahas si cinta damai dulu deh… kaum plegmatis umumnya menghindari konflik a.k.a netral, bagi mereka Perdamaian itu nomer 1, perdamaian perdamaian, perdamaian peeerdamaian..

Mereka juga baik hati, pribadinya tenang rendah hati dan juga penyabar, terlihat kalem. kalau digabung sama sifat diatas, keknya kerjaan yang cocok jadi diplomat aja deh. banyak dari tipe Plegmatis mempunyai daya humor yang tinggi, menyenangkan untuk diajak gaul.

Nah, kalau tadi dalam si melankolis cenderung memilih sendiri, si plegmatis mereka tipe pendegar, jadi kalau misalkan ada orang yang berbicara anda memperhatikan seorang teman asik mendengarkan dialah si plegmatis. so, mau curhat, pilihlah orang dengan sifat plegmatis .


ok, sekarang buruknya neh, orang plegmatis orang simple, nggak mau melibatkan diri dalam konflik bahkan konflik di dirinya sendiri alias pengen mudahnya kalau ada yang mudah ngapain dipersulit?, kalau disuruh mengambil keputusan sering kali ditunda tunda, jadi punya temen plegmatis keknya harus dicambukin biar jalan, apalagi sifat nggak bersemangat dan malesnya yang nggak ketulungan, heheheh.

selain males, suka menunda nunda dan ambil enaknya ternyata mereka juga kikir, sedikit egois dan penakut.

KEKUATAN:
* Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
* Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
* Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
* Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
* Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
* Penengah masalah yg baik
* Cenderung berusaha menemukan cara termudah
* Baik di bawah tekanan
* Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
* Rasa humor yg tajam
* Senang melihat dan mengawasi
* Berbelaskasihan dan peduli
* Mudah diajak rukun dan damai

KELEMAHAN:
* Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
* Takut dan khawatir
* Menghindari konflik dan tanggung jawab
* Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
* Terlalu pemalu dan pendiam
* Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
* Kurang berorientasi pada tujuan
* Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
* Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
* Tidak senang didesak-desak
* Menunda-nunda / menggantungkan masalah.

- Melankolis, si Sempurna -


Kau begitu sempurna, dimataku kau begitu indah. ingat dengan lirik lagu ini? lagunya Andra and The Backbone dengan judul sempurna. pas banget dengan sifat manusia yang akan kita bahas sekarang yaitu Melankolis si Sempurnaaaaa. ada 4 sifat manusia selain melankolis, korelis, sanguis dan plegmatis nanti satu persatu akan dibahas deh. melankolis duluan, sesuai sifat saya :malu:.
Melankolis, kalau nemu temen orangnya pemikir, sensitip, romantis, teratur (kalau saiya sih ancur :ngakak), bisa dipastikan 99.99 persen dia tipe orang melankolis. si melankolis mempunyai rasa empati yang tinggi, tak jarang kalau ada temen yang ada masalah dialah orang pertama yang merasakanya bahkan menjadi pendengar yang baik. selain berempati, melankolis juga romantis banget, jagi bikin puisi kayak saiya :malu:.
si melankolis ternyata punya bakat perfeksionis harus sempurnaaa. saya juga kadang kalau ada yang kurang misalkan dalam tulisan ini bakalan mengeditnya hingga ratusan kali (lebay, maklum lah melankolis:D ). dia juga tipe pemikir (entah kenapa agak beda dengan saya, kalau saya kadang bertindak baru berfikir :D ), orang bertipe ini cenderung mempunyai rasa seni yang tinggi, suka akan gambar, grafik dll, cukup berbakat menjadi seorang seniman entah musik atau pelukis, tapi yang jelas lukisan saia jelek.
Mereka juga kadang suka sekali namanya berkorban, bahkan mengorbankan diri mereka sendiri demi orang lain, tidak suka menonjolkan diri a.k.a low profile lebih memilih bekerja dibalik layar, keknya nggak mau terkenal.
ok, sudah cukup membanggakan diri sebagai melankolis. sekarang kita bahas sisi jeleknya, hehehehe. tipe melankolis orangnya super sensitif, bahkan anda tiup rasanya kayak ditabok hehehehe. mereka suka yang namanya menyendiri, kadang juga terjebak dimasalalu dengan ratusan kisah sedih sambil meratapi nasip dan suka membesar besarkan masalah, mengapaaaaaaaa aku beginiii.
melankolis umumnya tertutup, kalau ada masalah biasanya diumpetin, kalaupun dibagi, pastilah dibagi dengan orang yang paling diapercaya entah keluarga ataupun teman (so guys, kalau anda dicurhati sama melankolis dijaga baik baik kepercayaanya :) ). mereka juga kadang suka meremehkan diri mereka sendiri, padahal apa yang dikerjakanya mungkin lebih bagus dengan orang lain, istilahnya rumput tetangga lebih hijau dan juga takut kegagalan pikoke pikiranya negatip mulu nggak ada motivasi. idealis, kalau dirasa sesuatu tidak sesuai kehendaknya mereka kadang suka ngedumel.
KEKUATAN:
* Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
* Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
* Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
* Sensitif
* Mau mengorbankan diri dan idealis
* Standar tinggi dan perfeksionis
* Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
* Hemat
* Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
* Kalau sudah mulai, dituntaskan.
* Berteman dengan hati-hati.
* Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
* Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
* Sangat memperhatikan orang lain


KELEMAHAN:
* Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
* Mengingat yang negatif & pendendam
* Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
* Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
* Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
* Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..)
* Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
* Hidup berdasarkan definisi
* Sulit bersosialisasi
* Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
* Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
* Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
* Memerlukan persetujuan




-Koleris, si Kuat-




masuk ke bagian terakhir nih, kita bahas si kuat, orang tipe ini biasanya suka mengatur dan memerintah orang, dia nggak mau ada orang berdiam diri saja sementara dia sibuk kerja/beraktivitas. orang korelis suka akan tantangan, sang suka berpetualang, mereka juga tegas. tak heran banyak dari usahanya yang sukses karna memang sifatnya yang juga pantang menyerah dan juga mengalah.


sisi negatifnya, mereka orang yang tidak sabaran, segalanya harus cepat karna memang sifat keproduktivitasnya yang tinggi. mereka juga gampang sekali marah, dan suka berprilaku kasar. jadi kalau nemu temen kerjanya uring uringan, suka berkata kasar dan gampang marah, dialah Koleris.


mereka juga suka akan kontoversi dan pertengkaran, bertolak belakang dengan dengan plegmatis yang cinta damai. sifat mereka juga kurang bersimpatin dengan sesama suka memanipulasi orang lain dan memperalat orang lain dan juga kalau salah, susah banget meminta maaf.


Orang koleris sedikit mirip dengan sanguis mereka gampang bergaul dan optimistis. mereka juga bisa berkomunikasi dengn baik dan terbuka dengan orang lain, hmm tipe orang seperti ini cocok sebagai pemimpin.

KEKUATAN:
* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini”.
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
* Membuat dan menentukan tujuan
* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat

KELEMAHAN:
* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (kerja adalah “tuhan”-nya)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak populer




-Sanguin, si Superstar-




Kita bahas si superstar nih, orang dengan tipe sanguis terkenal dengan banyak omongnya, dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik serta mengusasai pembicaraan. sanguis memiliki hasrat untuk bersenang senang yang tinggi, mereka suka akan ketenaran, perhatian, kasih sayang, dan dukungan dari orang lain.


tipe sanguis juga memiliki rasa optimistis yang tinggi, humoris dan mudah bergaul, emosi mereka juga seperti Plegmatis yaitu cepat berubah, sesaat mereka bisa terlihat bahagia namun beberapa saat kemudian menangis bombay. mereka juga senang mengutarakan joke sehingga membuat orang orang disekitarnya senang.


negatifnya, orang tipe sanguis umumnya berfikiran pendek, sulit berkonsentrasi dan tidak teratur. mereka dapat stres jika terjebak dalam situasi yang mana hidupnya terasa tidak menyenangkan karna orang sanguis takut untuk tidak populer. so, jadi kalau misalkan dalam sebuah kelompok ada orang yang banyak omong, dialah si Superstar.


KEKUATAN:
* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Antusias dan ekspresif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu
* Hidup di masa sekarang
* Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
* Berhati tulus dan kekanak-kanakan
* Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
* Umumnya hebat di permukaan
* Mudah berteman dan menyukai orang lain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Menyenangkan dan dicemburui orang lain
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
* Menyukai hal-hal yang spontan

KELEMAHAN:
* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
* Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
* RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
* Mudah berubah-ubah
* Susah datang tepat waktu jam kantor
* Prioritas kegiatan kacau
* Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
* Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
* Egoistis
* Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
* Konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save money”

Jumat, 28 September 2012

Meneladani Cara Makan Rasulullah SAW



MENELADANI CARA MAKAN RASULULLAH SHALALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM
1. Ibnul Qayyim berkata: 
Barangsiapa yang memperhatikan makanan yang dikonsumsi Nabi, niscaya ia mengerti bahwa beliau tidak pernah memadukan menu antara SUSU dengan IKAN, atau antara SUSU dengan CUKA, atau antara DUA MAKANAN yang sama-sama MENGANDUNG UNSUR PANAS, UNSUR DINGIN, UNSUR LENGKET, UNSUR PENYEBAB SEMBELIT, UNSUR PENYEBAB MENCRET, UNSUR KERAS, atau DUA MAKANAN yang mengandung UNSUR KONTRADIKTIF, misalnya antara MAKANAN YANG MENGANDUNG UNSUR PENYEBAB SEMBELIT DENGAN YANG MENGANDUNG PENYEBAB MENCRET, ANTARA YANG MUDAH DICERNA DENGAN YANG SULIT DICERNA, ANTARA YANG DIBAKAR DENGAN YANG DIREBUS, ANTARA DAGING YANG SEGAR, DENGAN YANG SUDAH DIGARAMI DAN DIKERINGKAN, ANTARA SUSU DENGAN TELUR, DAN ANTARA DAGING DENGAN SUSU.
Beliau tidak pernah makan pada saat makanan tersebut masih sangat panas atau masakan yang dihangatkan untuk besok, makanan-makanan yang bulukan (berjamur) dan asin, seperti makanan-makanan yang DIASINKAN, DIASAMKAN, atau DIHANGUSKAN. Semua makanan ini berbahaya dan menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan.

2. Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam biasa melawan unsur panas pada makanan dengan unsur dingin pada makanan lain, unsur kering suatu makanan dengan unsur basah pada makanan lain, sebagaimana beliau memakan mentimun dengan ruthob (kurma matang yang belum dikeringkan), makan tamr (kurma kering) dengan minyak samin, meminum ekstrak kurma untuk melunakkan chymus (Materi semi cair, homogen, berkrim atau seperti gruel yang dihasilkan oleh pencernaan makanan oleh lambung) makanan-makanan keras. Itulah intisari makanan sehat.

3. Beliau tidak biasa minum ketika sedang makan, sehingga akan merusaknya, apalagi jika air tersebut panas atau dingin, karena itu pola makan yang buruk sekali.

4. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, 
"Rasulullah tidak pernah mencela makanan sedikitpun, jika suka, beliau memakannya, jika tidak dibiarkannya, tidak memakannya." (HR. Bukhari : 5409, dan Muslim : 2064)

5. Beliau menyukai daging, yang paling beliau sukai adalah lengan dan bagian depan kepala kambing. Karena itu, seorang wanita Yahudi pernah meracuninya.

6. Pernah suatu ketika Rasulullah diberi daging, lantas diperlihatkan bagian lengan kepada beliau, maka beliau menyukainya. (HR. Bukhari : 5712, dan Muslim : 194)

7. Daging yang disukai Nabi adalah yang paling baik dan paling mudah dicerna oleh lambung, baik itu daging leher, lengan maupun lengan atas.

8. Beliau juga menyukai makanan-makanan manis dan madu. 
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu anh, ia berkata, "Nabi shalallahu ‘alaihi wassallam menyukai makanan-makanan manis dan madu." (Shahihul Bukhari : 5614).

9. Beliau biasa makan roti dengan lauk apa saja yang beliau punya, kadang daging, kadang semangka, kadang kurma, dan kadang cuka. Beliau bersabda, "Sebaik-baik lauk adalah cuka." (Shahih Muslim : 2052).

10. Beliau biasa makan buah-buahan hasil panen negerinya pada musimnya, beliau tidak memantangnya. Ini juga merupakan sarana paling besar untuk menjaga kesehatan.

11. Rasulullah bersabda : "Aku tidak makan sambil bersandar." (Shahihul Bukhari : 5398)
Ada tiga cara bersandar:
a. Bersandar pada rusuk.
b. Bersila.
c. Bersandar diatas sesuatu.
Jenis pertama menyulitkan makan, karena ia menghalangi aliran makanan secara alami, menghambat kecepatan masuknya makanan ke lambung, dan menekan lambung sehingga sulit terbuka untuk makanan. Lambung akan miring, tidak tegak, sehingga makanan tidak mudah sampai kepadanya.
Adapun dua jenis lainnya merupakan gaya duduk orang-orang sombong yang bertentangan dengan jiwa kehambaan.

12. Dalam hadits Anas disebutkan, "Saya melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wassallam duduk dengan posisi iq'a sambil memakan kurma." (Shahih Muslim : 2044)
Beliau biasa duduk dengan posisi iq'a untuk makan, maksudnya duduk dalam posisi bertumpu pada kedua lutu, seraya memposisikan perut telapak kaki kanan, sebagai bentuk ketawadhuan kepada Rabbnya. Ini merupakan posisi paling baik pada saat makan.

13. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda : "Jika salah seorang dari kalian makan, maka janganlah ia membersihkan tangannya sebelum menjilatinya." (Muttafaqun ‘Alaih, Bukhari : 5376, dan Muslim : 2031).

14. Beliau makan dengan menggunakan tiga jemari beliau, dan ini merupakan cara menyuap makanan yang paling bermanfaat.

15. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : "Wahai anak kecil ! Sebutlah nama Allah (BISMILLAH), makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah makanan yang terdekat darimu." (Muttafaqun ‘Alaih, Bukhari : 5376, dan Muslim : 2022).

Demikianlah cara makan yang paling baik adalah cara makan beliau shalallahu ‘alaihi wassallam dan cara makan siapa saja yang meniru cara beliau.

Diringkas dari kitab : KEAJAIBAN THIBBUN NABAWI, Penulis : Aiman bin ‘Abdul Fattah, Halaman 175 - 178. Penerbit : Al-Qowam.


Sabtu, 22 September 2012

Mengapa ga mau punya binaan?


Pagi – pagi, enaknya berbicara tentang lika – liku jalan ini. Yang menurut para Murobbi kharakteristiknya banyak tantangannya,
Ngaji
jalannya panjang, dan sebagainya. Dan itu memang benar adanya. Walaupun memang yang kami rasakan belum se dahsyat yang dirasakan oleh dakwahnya Nabi dan sahabat, atau dakwahnya para Muassis dakwah ini. Namun kami merasakan bahwa memang begitu berat, dan kalau sudah begini, tinggal dua pilihannya. Tetap membersamainya, atau keluar dari perahu ini. Dan Alhamdulillah, berkat do’a dari para saudara kami, keistiqomahan dalam jalan ini semoga senantiasa membersamai kami, sampai nanti, sampai mati.
Tulisan ini sebenarnya muncul, karena berawal dari kegelisahan para ‘sesepuh kampus’, dalam sebuah forum, yang menyimpulkan bahwa tidak adanya kerapian sistem pembinaan kampus, terutama ikhwan, sehingga memuncukan beberapa pertanyaan penting yang menjadi pokok bahasan pada artikel ini. Salah satunya adalah pewarisan generasi. Pewarisan generasi menjadi sangat penting, namun sepertinya itu menjadi momok bagi sebagian kader, terutama mereka, para tokoh2 kampus, angkatan 2007 kebawah, yang sampai saat ini belum memiliki kepedulian terhadap pembinaan. Membina. Meliqo’i.

Ketika membicarakan dakwah, pasti tak akan lepas dari aspek kaderisasi. Kaderisasi adalah jantungnya dakwah. Dan  masalah para kader, dimanapun itu, yang masih mengesampingan aspek kaderisasi ini. Ya, kader yang masih enggan membina. Atau kader yang risih membina. Sepertinya itu menjadi masalah internal yang mendesak untuk segera diselesaikan. Tak terkecuali dengan di Kampus Konservasi ini. Materi – materi tentang pentingnya kaderisasi sudah sering disampaikan, baik dalam forum liqo, tatsqif, dauroh – dauroh, maupun workshop yang sering diadakan dikampus ini, tetapi follow up kita masih berjalan ditempat. Tersendat. Ada dauroh Murabbi, Workshop Murabbi, madrasah Murabbi, belum lagi ada Separator, dan masih banyak lagi wajihah yang seharusnya bisa kita optimalkan sebagai ladang kaderisasi kita. Tapi, why? Kenapa masih saja, ada yang masih ada kader yang belum membina? Apanya yang salah? Apakah belum dapat materi tentang urgensi membina? Atau apa? Apakah yang salah konsep pembinaannya, ataukah dari internal kader sendiri yang belum beres pola berfikirnya?

Pentingnya membina, setidaknya mengingatkan kita tentang materi ini. Bahwa sesungguhnya, membina atau menjadi murobbi dalam sebuah halaqoh (kelompok pengajian), merupakan metode dakwah fardiyah yang sangat konkret dalam pembentukan syakhsiyah Islamiyah (kepribadian Islami) pada masyarakat. Dengan begitu langkah Islam. Inilah konsep tarbiyah Islamiyah (pendidikan Islam), yang mana untuk menuju daulah islamiyah (negara Islam) diperlukan capaian masyarakat Islami, keluarga Islami, dan pribadi yang Islami. Akan tetapi rantai tarbiyah ini akan terputus manakala tidak ada upaya berkesinambungan dalam pembinaan. Boleh jadi pribadi yang Islami telah tercapai, namun jika pribadi ini tidak “menularkan” ilmu atau kepemahamannya kepada yang lain, maka rasanya sulit mewujudkan cita-cita jayanya Islam di Bumi ini.

Mengingat begitu pentingnya peran murobbi dalam keberlangsungan eksistensi umat dan dakwah, sudah seharusnya kita mempersiapkan diri untuk membina, menjadi murobbi. Dalam lingkup pribadi, menjadi mad’u dan murobbi adalah sebuah kewajiban yang saling berkaitan. Artinya selain wajib belajar juga harus menyampaikan. Atau dengan kata lain selain jadi mad’u juga harus menjadi murobbi.

“Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” [HR. Bukhari]

Sungguh banyak sekali hikmah yang dapat diperoleh bagi seseorang yang menjadi seorang murobbi. Di antaranya adalah pahala yang berlipat ganda. Bagaimana tidak, amal jariyah atas ilmu yang bermanfaat yang murobbi sampaikan kepada para mad’unya (objek dakwahnya) tentu akan terus berguna dan disampaikan dari generasi ke generasi.Selain itu, menjadi murobbi sama halnya memotivasi diri untuk menjadi lebih baik. Pasalnya seorang murobbi akan terdorong untuk belajar lebih dalam terkait materi-materi Islam, memperkuat ibadahnya, dan akan meningkat kemampuan komunikasi dan manajemennya. Dengan kata lain, menjadi murobbi sama halnya membina diri sendiri.

Tak hanya di situ, masih banyak sekali hikmah yang akan didapatkan dengan menjadi seorang murobbi. Seperti meningkatkan iman dan takwa, merasakan manisnya ukhuwah, banyak relasi, dan yang paling penting adalah melaksanakan kewajiban syar’i dan menjalankan sunnah Rosulullah SAW. Bahkan, tugas sebagai murobbi hanyalah menyampaikan secara optimal, tidak perlu memikirkan hasilnya lantaran itu sudah ditanggung oleh Allah SWT. Menarik, bukan?

Nah, beberapa paragraf diatas adalah keuntungan kita ketika menjadi murabbi. Sangat banyak. Namun ternyata akhi, rupanya semua itu belum cukup menggerakkan kesadaran sebagian kader untuk membina. Dan yang lebih aneh lagi, mereka tidak membina bukan karena tidak mengetahui keutamaan membina, apalagi tidak pantas dan kurang ilmu. Mereka adalah orang-orang yang tergolong sudah dan masih terbina hingga sekarang. Mereka adalah orang-orang telah merasakan manisnya tarbiyah Islamiyah! Lantas, apa jadinya jika ilmu hanya ditumpuk dan tidak disampaikan?

Ada al –akh bilang suatu ketika ditanya mengapa belum membina, jawabannya adalah “afwan, ane sibuk, sering keluar, sering ada delegasi keluar kota, dan sabagainya. Iya sih benar beliau sibuk, seorang tokoh siyasi, menlu, atau presma, tetapi bukankah kita akan selalu disibukkan dengan banyak agenda? Akhi, bukankah kader dakwah itu identik dengan kesibukan? Lalu mengapa hal tersebut masih sering kita jadikan alasan untuk tidak membina. Hmm. Kalau sudah begini, perlu memperbarui paradigma berfikir kita tentang urgensi membina. Inilah uniknya. Aktif berdakwah jama’i, tapi enggan membina. Padahal dalam sebuah amal jama’i tidak akan kuat manakala di dalam kaderisasinya tidak ada pembinaan yang “sehat”.

Memang sih, melihat fenomena kader jos, tapi belum membina, ada beberapa penyebab mengapa mereka belum membina hingga sekarang. Menurut yang mereka lontarkan, yang saya tahu, sedikit banyak berkutat pada kurangnya kemauan, kemampuan, dan kesempatan. Ya, semua bersumber dari kemauan. Kemauan mereka yang kurang itulah yang membuat kemampuan dan kesempatan menjadi kurang. Padahal, jika semua hambatan-hambatan itu dilalui dengan keimanan dan ketakwaan, yang mana mengharap ridho-Nya, maka niscaya hambatan yang besar pun seolah kecil dan hambatan yang kecil pun tak ubahnya angin lalu yang tak berarti.

Nah, akhi, masihkah antum mempunyai keraguan untuk membina? Masihkah antum memiliki keengganan untuk mencetak kader – kader masa depan yang selevel dengan antum? Kalau masih, sepertinya memang kita harus dimakan ikan dulu, baru mau membina. Seperti kisah nabi Yunus, yang ditelan ikan Nun, karena tidak mau membina. Hehehe..

Akhi, dakwah kedepan semakin berkembang. Ladang amal semakin banyak, sehingga membutuhkan banyak orang untuk mengolahnya. Membutuhkan banyak sumber daya untuk menggarapnya. Kalau hari ini kita masih saja, dengan narrow mind kita, mimpi – mimpi besar tentang dakwah ini, tentang kampus madani akan semakin berat untuk tercapai. Mari kita singsingkan lengan baju kita, sambut wajah – wajah lugu, para mad’u kita, dengan kesemangatan, dengan kebesaran jiwa, dan sedikit meluangkan waktu kita untuk mereka, sambut mereka dengan gorengan panas dan segelas teh hangat, lalu buat lingkaran, dan persiapkan madarasah jiwa, untuk membangun peradaban. Ayo rek, semangat membina.
*Sebuah kontemplasi, nasihat untuk diri sendiri, sahabat, dan semua penyeru kebaikan dimana saja berada

DAKWAH AKADEMIS DI MIHWAR DAULI




Dakwah adalah mega proyek peradaban yang sangat besar untuk diukur dengan aktivitas apapun di dunia. Untuk kemenangan dan eksistensinya tentu saja dibutuhkan keterlibatan banyak SDM diseluruh dunia, seluruh lapisan masyarakat dan berbagai sarananya (sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan sektor publik lainnya) serta segala hal yang bisa diberikan sebagai kontribusi terhadap dakwah (waktu, tenaga, materi dan lain sebagainya). Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang utuh oleh setiap aktivis dakwah tentang mihwar dakwah dan seluruh karakteristiknya.

Mihwar Dakwah dan Karakteristiknya
Ust Anis Matta, Lc, dalam bukunya ‘Menikmati Indahnya Demokrasi’ memaparkan bahwa pekerjaan-pekerjaan dakwah untuk menyelesaikan peradaban dilakukan dalam empat tahap. Pertama: mihwar tandzimi yang berorientasi untuk membangun kekuatan dan organisasi yang solid sebagai kekuatan yang akan menggerakan roda dakwah. Kedua: mihwar sya’bi yakni membangun basis sosial yang luas dan merata di seluruh lapisan masyarakat sebagai pendukung kekuatan dakwah. Perbedaan pada kedua mihwar tersebut adalah bahwa Mihwar tandzimi bertujuan pada peningkatan kualitas kader dakwah, sedangkan mihwar sya’bibertujuan pada peningkatan kuantitas kader dakwah.

Ketiga: mihwar muasasi, pada fase ini kader disebar ke seluruh institusi/lembaga publik (politik, ekonomi, pendidikan, sosial, industri, perdagangan, dan lain-lain). Dengan begitu, terbentuk jaringan aktivis dakwah diseluruh lembaga yang ada dan semakin memperluas wilayah dakwah dan mengokohkan eksistensinya. Di sini, dakwah mulai memasuki wilayah pekerjaan yang sangat luas dan rumit. Karena itu diperlukan pengelompokan kerja, pembagian kader yang proporsional serta meng-upgrade kemampuan dan potensi kader sehingga memiliki multi talenta tanpa terlepas dari spesialisasinya. Kita membutuhkan institusi ekonomi untuk mewadahi seluruh aktivitas ekonomi, kita membutuhkan institusi politik untuk mewadahi seluruh aktivitas politik, kita juga membutuhkan institusi pendidikan, sosial, lembaga riset dan lain-lain untuk mewadahi seluruh aktivitasnya. Seperti halnya dalam konsep trilogi dakwah kampus, maka disini juga diperlukan adanya sinergisitas di semua institusi dalam setiap agenda-agenda dakwah. Selain institusi yang sudah dibentuk oleh kader, maka kita juga wajib untuk mengisi institusi-institusi yang sudah ada di masyarakat maupun di pemerintahan. Kaidah fikih menjelaskan maa laa yatimmu al wajibu illa bihi fahuwa al wajibu(sesuatu yang tidak sempurna bagi suatu kewajiban kecuali dengannya, maka ia menjadi wajib). Artinya jika pada awalnya masuknya kader ke dalam institusi-institusi yang ada bukan merupakan suatu kewajiban, maka jika dengan masuknya kader dakwah ke dalam setiap institusi akan mempercepat (menyempurnakan) tegaknya peradaban Islam di muka bumi, maka hukum masuknya kader dakwah ke dalam institusi yang ada menjadi sesuatu yang wajib dan harus diupayakan dengan cara-cara yang syar’i.


Keempat, mihwar dauli. Yakni dakwah yang sudah sampai pada wilayah institusi negara dan sudah dominan. Penguasaan terhadap negara sangat dibutuhkan, sebab institusi negara merupakan sarana yang sangat strategis untuk melegalkan semua kebijakan terhadap seluruh lapisan masyarakat dan institusi sesuai dengan hukum Allah. Kaidah yang harus dipahami di sini adalah bahwa negara dalam hal ini bukanlah tujuan akhir dari dakwah, meski hanya ada empat fase yang harus dilewati untuk daulah. Negara hanyalah wasilah (sarana) untuk mencapai tegaknya Islam di bumi Allah ini.

Dakwah Akademis di Mihwar Dauli
Harus kita sadari bahwa pada setiap pergantian mihwar akan selalu ada sikap kontradiktif dari kalangan kader sendiri. Disatu sisi banyak kader yang menanggapi secara positif dan menggenjot semangatnya untuk segera meraih masa depan, namun disisi lain ada juga kader yang pesimis dengan sederet rencana strategis yang disodorkan jamaah bahkan bersikap kontradiktif. Pada tikungan tajam seperti ini, setiap kader harus mampu menyikapi dan memahami semuanya dengan bijak dan tepat. Problemnya, sebenarnya sederhana jika ditilik dari pertanyaan beberapa kader yang merasa pesimis untuk melaju ke mihwar dauli, sanggupkah kita dauli dengan kondisi kader seperti ini? Ya problem klasik namun sebenarnya hal yang sangat urgen, yakni masalah SDM kader. Mampukah kader mengisi sekian institusi yang ada dengan sederet tuntutan profesionalisme? Jawabannya tentu saja mampu sekali, tinggal bagaimana kemudian komitmen kader untuk mengusahakan dan merealisasikannya.

Dalam kondisi semacam ini, logika dakwah tidak bisa lagi hanya dibatasi semangat “penyaringan” yang menuntut seleksi ketat atas mereka yang akan masuk ke dalam barisan dakwah, tetapi lebih pada “penjaringan” untuk siapa saja yang mau bergabung dalam barisan dakwah harus diakomodasi. Hal ini memang bukan pilihan yang mudah, tapi juga tidak ada pilihan lain jika kita memang menginginkan dakwah ini eksis. Contohnya yang sekarang lagi menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat dan mungkin juga kader adalah penayangan iklan PKS yang katanya itu merupakan konsep rekonsiliasi untuk merangkul semua kalangan. Ada kaidah yang juga harus dipahami oleh kader dalam menyikapi hal ini, yakni tsawabit dan mutaghoyirah. Dakwah dan tarbiyah adalah tsawabit, manhaj yang tetap dan tidak bisa berubah, sedangkan metode, strategi, uslup dan sarana bersifatmutaghoyirah (berubah-ubah sesuai kebutuhan). Dalam hal ini, konsep rekonsiliasi juga merupakan strategi untuk ekspansi dakwah dengan cara menyentuh semua kalangan untuk membangun peradaban global Islam.

Kembali ke pertanyaan tadi, mampukan kader mengisi setiap institusi yang ada? Jawabannya tentu saja mampu. Maka di sini peran dakwah akademis sangat urgen bagi pembentukan insan yang mampu mengintegrasi-interkoneksikan Islam dengan ilmu pengetahuan. Meng-upgrade spesialisasi dan potensi keilmuannya dengan tetap komitmen pada nilai-nilai yang Islami. Termasuk dalam tuntutan formalitas sebenarnya, yakni jenjang pendidikan kader dakwah sebagai prasyarat untuk memasuki setiap institusi yang ada. Lihat saja dibeberapa lowongan pekerjaan yang disediakan baik oleh lembaga swasta maupun negeri, di semua sektor terutama sektor strategis (lembaga riset, pendidikan, industri, dsb) minimal harus S1, bahkan bisa jadi untuk beberapa tahun ke depan jenjang pendidikan minimal untuk memasuki sektor publik harus S2 atau S3. Selain tuntutan kapasitas keilmuan, jenjang pendidikanpun terkait dengan ‘nilai jual’ kader dakwah dihadapan publik, lebih khusus masyarakat. Jika zaman dahulu orang dihormati karena gelar kebangsawanannya, maka di zaman sekarang orang dihormati karena gelar akademik yang disandangnya. Aa Gym mengatakan bahwa muslim yang prestatif bukan hanya dinilai dari knowlwdge-nya saja, bukan hanya dilihat dari intelegence-nya saja. Muslim yang prestatif adalah muslim yang mampu mensinergikan antara ilmu, iman, dan amal. Konteksnya, akademik oke, tarbiyah oke, managerial oke, dakwah oke. Inilah output yang ingin dibangun dari adanya paradigma dakwah kampus, yakni membentuk aktivis dakwah kampus tawazun (ADK tawazun).

Sejak ilmu pengetahuan dan teknologi marak dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, kemajuan peradaban umat manusia sangat terasa. Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi selain menimbulkan dampak positif juga ada dampak negatifnya, jika pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak didasarkan pada asas manfaat dan kemaslahatan umat manusia. Banyak terjadi sekarang ini pengembangan teknologi yang justru merusak akhlak manusia, pengembangan industri yang kurang memperhatikan chemical safety sehingga laju pencemaran lingkungan semakin bertambah dari tahun ke tahun. Dari sebab itulah, timbul masalah yang semakin meluas, antara lain pemanasan global, hujan asam (acid rain), menipisnya lapisan ozon, pencemaran bahan radioaktif, dan lain-lain yang sangat merugikan manusia. Melihat beberapa fenomena di atas menunjukan bahwa tantangan para cendikiawan muslim ke depan sangatlah kompleks, belum lagi kalau ditinjau dari sudut ekonomi riba, politik yang menghalalkan segala cara untuk mencapai kekuasaan, dan lain-lain. Oleh karena itu dibutuhkan para paraktisi hukum, ilmuwan, akademisi, pelaku industri, ekonom dan masyarakat yang paham akan urgensi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan umat manusia serta mampu mengaflikasikannya dengan tetap memegang teguh nilai-nilai Islam. Untuk mencapai semua itu dibutuhkan sarana yang sistematis untuk mencetak generasi seperti itu, maka disinilah peran dakwah akademik sangat dibutuhkan.

Sebagaimana kita ketahui, umat Islam memiliki romantika sejarah yang cemerlang dalam pengembangan, penemuan dan diversifikasi ilmu pengetahuan di abad ke-7 sampai ke-15 (abad pertengahan). Namun seiring dengan kemunduruan politik umat Islam di awal abad ke-15 dengan munculnya kebangkitan kaum non muslim seperti nasrani dan yahudi saat zaman renaisance, perkembangan sains atau ilmu pengetahuan dan teknologi umat Islam menjadi lambat laun mengalami kemunduran. Temuan-temuan ilmuwan muslim, buku, kitab, manuskrip dan ribuan rumus dan formula tak diketahui rimba belantara nya saat terjadi zaman yang oleh orang barat dikenal dengan renaisance itu.

Dalam kurun abad berikutnya sampai sekarang, perkembangan IPTEK di kalangan umat Islam menjadi mundur, sementara dalam waktu yang sama gelombang ilmuwan non muslim muncul di negeri barat dan timur dan bahkan menimbulkan pengaburan ilmu dari akar religi, sehingga tidak kita temukan lagi unsur memuji kebesaran Allah SWT, unsur Islam, tauhid dll dalam diktat-diktat kuliah dan sekolah di zaman itu. Terlebih lagi dengan perkembangan ilmu sosial yang rentan dengan deislamisasi seperti ekonomi yang sudah digeser oleh teori ekonomi kapitalis, politik yang digeser oleh semua teori politik dari barat, demikian pula psikologi, filsafat, sastra dan budaya. Hingga akhirnya, munculah arus besar kebangkitan ilmuwan muslim di abad 21 ini. Banyak mahasiswa dan ilmuwan muslim dari berbagai dunia ketika berada dalam kampus melakukan riset atau penelitian, walaupun secara kuantitas masih kalah, namun ada juga yang memiliki prestasi kelas regional dan internasional. Dakwah kampus yang memiliki puluhan ribu mahasiswa sebagai aset iron stock juga juga dituntut untuk melanjutkan kebangkitan ghiroh ilmuwan muslim ini. Lagi-lagi disini kita melihat adanya tuntutan yang sangat urgen dan nyata bagi pengembangan dan eksistensi dakwah kampus akademis.
Termasuk hal yang sangat penting adalah SDM yang profesional dan stok ahli dalam bidang teknologi. Saya tertarik dengan diskusi di metro TV yang menghadirkan delegasi partai PKS dan Golkar yang mengangkat isu konservasi SDA Indonesia. Saat ini, Indonesia sedang mengalami krisis energi, dan krisis ini sebenarnya telah terjadi semenjak beberapa tahun silam. Ditambah lagi menipisnya pasokan minyak dan gas ke Indonesia yang menyebabkan terjadi kelangkaan dimana-mana. Saat itu, ada audiens yang menanyakan kepada PKS apakah mungkin Indonesia mengembangkan teknologi nuklir sebagai alternatif cadangan energi untuk masa depan, mengingat bahwa negara-negara maju pasokan energinya sebagian besar berasal dari energi nuklir. Jawaban yang cukup dilematis mungkin saya katakan karena saya tidak menangkap kata iya atau tidak dari jawaban ustadz Tifatul Sembiring saat itu, yakni untuk pembangunan PLTN dilihat dulu kemungkinan manfaat dan mudhorotnya, karena mengingat efek radiasi nuklir adalah efek jangka panjang.

Saya sepakat dengan jawaban ustadz Tifatul Sembiring, karena energi nuklir memang tidak dapat dipisahkan dengan penampungan limbah nuklir. Tapi dengan kondisi seperti ini (krisis energi yang berkepanjangan dan sangat mengganggu stabilitas perekonomian negara) apakah energi nuklir masih suatu hal yang perlu ditakutkan oleh masyarakat? Wajar memang jika kemudian timbul persepsi yang buruk di masyarakat tentang nuklir karena kebocoran instalansinya maupun karena isu senjata pemusnah masal yang mungkin memang ada dan menjadi big proyek nya negara adidaya. Namun kita lihat sisi positifnya, mengingat energi fosil seperti minyak tanah, batu bara jumlahnya terbatas dan menimbulkan efek rumah kaca. Konon menurut para ahli bahwa pembakaran fosil secara besar-besaran merupakan salah satu sumbangan terbesar terhadap pencemaran lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan terjadinya pemanasan global. Sedangkan energi nuklir tidak menimbulkan pencemaran bagi lingkungan kecuali limbah radioaktif yang bisa diatasi dengan daur strata yang dilakukan dalam sistem pertahanan berlapis sehingga instalasi pengolahan limbah aman dari potensi kebocoran.


Pemenuhan enegri seperti ini merupakan tuntutan yang mau tidak mau harus diselesaikan. Tidaklah heran jika ada yang mengatakan bahwa kecukupan energi di suatu negara bisa menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan kepemimpinan seseorang dalam memimpin negara tersebut. Ini adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi tatkala dakwah ini memasuki mihwar dauli. Lalu apa yang sebenarnya jadi masalah? Lagi-lagi masalah SDM. Jika seandainya rancangan tentang pengembangan energi nuklir telah matang digulirkan siapakah yang akan merealisasikannya? Tentu saja seharusnya umat muslim. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dikenal adanya applied ethic tentang bagaimana mengembangkan ilmu dan teknologi yang berbasis pada asas manfaat dan menekan sekecil mungkin dampak negatif yang mungkin ada dengan tetap berpedoman pada nilai-nilai moral (akhlak). Disinilah wilayah garap dakwah akademis, meng-upgrade kader agar menjadi manusia yang unggul secara keilmuan dan ahli serta mampu menerapka nilai-nilai etika dalam pengembangan teknologi.

Dari sederet pemaparan di atas, bisa saya simpulkan bahwa amanah dakwah akademis pada fase dauli akan semakin rumit dan kompleks. Sebab bukan lagi bergerak dalam tataran dakwah kampus akademis tapi telah menyentuh ranah yang lebih luas yakni fokus pada wilayah dakwah mihani (profesi) yang mau tidak mau harus mampu menghasilkan aktivis dakwah unggulan yang akan menunjang pemerintahan yang sudah ada. Wallahu’alam bi shawab.

Kamis, 13 September 2012

Resep Tongseng Sapi




Bahan bahan
250 gr Daging Sapi 
500 ml Santan 
200 ml Air Matang 
100 gr Kol 
2 buah Cengkih 
1/2 sdt Jintan 
2 ruas Lengkuang 
2 lbr Daun Salam 
1 btg Serai 
3 lbr Daun Jeruk Purut 
6 sdt Kecap 
3 bh Tomat mini
Blue Band untuk menumis 
Minyak Goreng untuk menumis 
Garam secukupnya 
Bumbu Yang dihaluskan 
Merica sesuai selera
3 bh cabe rawit 
6 siung bawang putih 
4 siung bawang merah 
1 Ibu jari Kunyit 
2 bh Kemiri 
1 sdt Ketumbar 







Cara memasak
1. Haluskan semua bumbu 
2. Panaskan Blue Band dan Minyak Goreng lalu tumis bumbu yang dihaluskan
3. Masukkan Serai, Salam, Lengkuas, Jintan, Cengkeh dan Daun Jeruk kemudian masak sampai harum 
4. Masukkan 200 ml Air matang kemudian masukkan irisan daging sapi, masak sampai berubah warna 
5. Tambahkan Santan, Garam, Merica dan Kecap manis kemudian didihkan hingga daging empuk 
6. Masukkan Tomat dan Kol. Masak hingga Kol layu 
7. Hidangkan panas panas. 

Sebenarnya tongseng lebih enak jika dimasak pedas, namun karena saya tidak suka masakan pedas, akhirnya level kepedasan gw kurangin. Untuk beginner cukup enak loh, meski kalo dibandingin dengan Tongseng Ciganjur ya masih kalah. Oh ya setelah masakan jadi ternyata, Air Matangnya kurang akibatnya Tongseng terlalu kental. Sebaiknya tambahkan lagi 100-200 ml air matang ke dalam bahan. Berhubung males mengambil kabel data, jadi foto memakai dari mbah gugel dulu.

Rabu, 12 September 2012

Nyamuk...! Get Out



Nyamuk cukup mengganggu dan sangat berbahaya sebagai penyebar berbagai penyakit mematikan.
Cairan pembunuh serangga di pasaran kurang efisien dan bahkan membawa dampak sampingan yang serius. 
Berikut ini cara MUDAH dan MURAH yang bisa dicoba. 
Cocok untuk segala kondisi pemukiman, sekolah, rumah sakit, dll. 
Sangat KREATIF bila dikenalkan pada para siswa sekolah untuk dicoba di sekolah dan di rumah 
masing-masing. 


Yang dibutuhkan : 
- 200 ml air 
- 50 gram gula merah
- 1 gram ragi 
(beli di toko makanan kesehatan, warung, atau pasar)
- botol plastik 1,5 liter 


Langkah-langkah pembuatan 

1. Potong botol plastik di tengah. 
Simpan bagian atas/mulut botol.


2. Campur gula merah dengan air panas.
Biarkan hingga dingin dan kemudian tuangkan di separuh bagian potongan bawah botol. 

3. Tambahkan ragi.
Tidak perlu diaduk. 
Ini akan menghasilkan karbon-dioksida. 


4. Pasang/masukkan potongan botol bagian atas dengan posisi terbalik seperti corong. 

5. Bungkus botol dengan sesuatu yang hitam, kecuali bagian atas, dan diletakkan di beberapa sudut rumah Anda. 


Dalam dua minggu, Anda akan melihat jumlah nyamuk yang mati di dalam botol. 

Source: Google

Rabu, 05 September 2012

Siapa yang tau Maksud Alloh SWT



Rasulullah pada suatu waktu pernah berkisah. Pada zaman sebelum kalian, pernah ada seorang raja yang amat dzalim. Hampir setiap orang pernah merasakan kezalimannya itu. Pada suatu ketika, raja zalim ini tertimpa penyakit yang sangat berat. Maka seluruh tabib yang ada pada kerajaan itu dikumpulkan. Dibawah ancaman pedang, mereka disuruh untuk menyembuhkannya. Namun sayangnya tidak ada satu tabib pun yang mampu menyembuhkannya.

Hingga akhirnya ada seorang Rahib yang mengatakan bahwa penyakit sang raja itu hanya dapat disembuhkan dengan memakan sejenis ikan tertentu, yang sayangnya saat ini bukanlah musimnya ikan itu muncul ke permukaan. Betapa gembiranya raja mendengar kabar ini. Meskipun raja menyadari bahwa saat ini bukanlah musim ikan itu muncul kepermukaan, namun disuruhnya juga semua orang untuk mencari ikan itu. Aneh bin ajaib walaupun belum musimnya, ternyata ikan itu sangatlah mudah ditemukan. Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu dari penyakitnya.

Di lain waktu dan tempat, ada seorang raja yang amat terkenal kebijakannya. Ia sangat dicintai oleh rakyatnya. Pada suatu ketika, raja yang bijaksana itu jatuh sakit. Dan ternyata kesimpulan para tabib sama, yaitu obatnya adalah sejenis ikan tertentu yang saat ini sangat banyak terdapat di permukaan laut. Karena itu mereka sangat optimis rajanya akan segera pulih kembali.

Tapi apa yang terjadi? Ikan yang seharusnya banyak dijumpai di permukaan laut itu, tidak ada satu pun yang nampak..! Walaupun pihak kerajaan telah mengirimkan para ahli selamnya, tetap saja ikan itu tidak berhasil diketemukan. Sehingga akhirnya raja yang bijaksana itu pun meninggal...

Dikisahkan para malaikat pun kebingungan dengan kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan bertanya, "Ya Tuhan kami, apa sebabnya Engkau menggiring ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja yang zalim itu selamat; sementara pada waktu raja yang bijaksana itu sakit, Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut sehingga akhirnya raja yang baik itu meninggal?"

Tuhan pun berfirman, "Wahai para malaikat-Ku, sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat suatu kebaikan. Karena itu Aku balas kebaikannya itu didunia, sehingga pada waktu dia datang menghadap-Ku, tidak ada lagi kebaikan sedikitpun yang dibawanya. Dan Aku akan tempatkan ia pada neraka yang paling bawah !

Sementara raja yang baik itu pernah berbuat salah kepada-Ku, karena itu Aku hukum dia didunia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa ada sedikit pun dosa padanya, karena hukuman atas dosanya telah Kutunaikan seluruhnya di dunia!"

Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari kisah ini.


ღ☆ღ Pelajaran pertama adalah: áƒ¦☆ღ

Ada kesalahan yang hukumannya langsung ditunaikan Allah di dunia ini juga, sehingga dengan demikian di akhirat nanti dosa itu tidak diperhitungkan-Nya lagi. Keyakinan hal ini dapat menguatkan iman kita bila sedang tertimpa musibah.

ღ☆ღ Pelajaran kedua adalah: áƒ¦☆ღ

Bila kita tidak pernah tertimpa musibah, jangan terlena. Jangan-jangan Allah 'menghabiskan' tabungan kebaikan kita. Keyakinan akan hal ini dapat menjaga kita untuk tidak terbuai dengan lezatnya kenikmatan duniawi sehingga melupakan urusan ukhrowi.

ღ☆ღ Pelajaran ketiga adalah: áƒ¦☆ღ

Musibah yang menimpa seseorang belum tentu karena orang itu telah berbuat kekeliruan. Keyakinan ini akan dapat mencegah kita untuk tidak berprasangka buruk menyalahkannya, justru yang timbul adalah keinginan untuk membantu meringankan penderitaannya.

wahai sahabat2Q yg kusayangi krn allah

Bagaimana Allah mengatur rancang akan sesuatu perkara itu bukan lah dapat ditafsirkan dengan akal logika semata. Tiap kejadian yang Allah aturkan itu ada hikmahNya yang sangat seni dan tersembunyi. Hanya iman dan takwa serta hakkul yakin bahwa Allah senantiasa memberi yang terbaik kepada hamba-hambaNya.

untuk itu senatiasalah kita BERBAIK SANGKA kepada ALLAH.. 
kerana ALLAH LEBIH TAHU APA YANG KITA PERLU DARI APA YANG KITA MAHU

salam 4S (senyum+smngt+sabar+syukur) ^_^

source: Hamba Allah 

wAllahu a'lam ^_^