.

Selasa, 18 Desember 2012

Seorang lelaki yang memiliki 4 orang istri






Istri ke-1 : Tua dan jelek, biasanya tidak diperhatikan.

Istri ke-2 : Agak cakep, agak diperhatikan.


Istri ke-3 : Lumayan cakep dan cukup diperhatikan.

Istri ke-4: Sangat cakep, sangat diperhatikan dan disanjung" serta diutamakan!

Waktu pun berlalu begitu cepat dan tibalah saat sang lelaki (suami) tersebut mau meninggal, lalu dipanggilah 4 orang

istrinya...

Dipanggilah istri ke-4 yang paling cakep dan ditanya...

"Maukah ikut menemaninya ke alam kubur?"

Si istri menjawab...

"Sorry, cukup sampai disini saja Saya ikut dengan mu..."

Saat dipanggil istri ke-3 dan ditanya hal yang sama, dia pun menjawab...

"Sorry, Saya hanya akan mengantarmu sampai di kamar mayat dan paling jauh sampai di rumah duka."

Kemudian dipanggil istri ke-2 dan ditanya hal yang sama...maka dia pun menjawab,

"Baik, saya akan menemanimu tapi hanya sampai keliang kubur, setelah itu Good Bye."

Si Suami sungguh kecewa mendengar semua itu...tetapi inilah kehidupan dan menjelang kematian...

Lalu dipanggil lah istri ke-1 dan ditanya hal yang sama, si suami tak menyangka akan jawabannya...

"Saya akan menemani kemanapun kamu pergi dan akan selalu mendampingimu.. ."

Mau tau Apa dan Siapa istri ke-1 sampai ke-4 itu ?

Istri ke-4 adalah "Harta dan Kekayaan".

Mereka akan meninggalkan jasad kita seketika saat kita meninggal.

Istri ke-3 adalah "Temen2" kita.

Mereka hanya akan mengantar jasad kita hanya sampai disaat disemayamkan.

Istri ke-2 adalah "Keluarga". Saudara dan Temen Dekat kita.

Mereka akan mengantar kita sampai dikuburkan, dan akan meninggalkan kita setelah mayat kita dimasukkan dalam liang kubur dan ditutup dengan tanah.

Istri ke-1 adalah "Tindakan dan Perbuatan" kita selama hidup di dunia.

Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya...

Minggu, 09 Desember 2012

Hikmah sakit menurut Islam




Setiap orang pasti pernah mengalami sakit, apakah itu sakit ringan ataupun sakit berat. Namun, baik ringan maupun berat, setiap orang berbeda dalam menyikapinya. Bagi sebagian orang, sakit ringan bisa dirasakan begitu menyiksa sehingga terlihat lebih berat dari semestinya. Akan tetapi, bagi sebagian lagi, sakit berat bisa dirasakan ringan jika hati menerimanya dengan ikhlas. Ada anak muda yang terlihat menderita gara-gara jerawat tumbuh di wajahnya. Ia tidak mau keluar rumah karena malu memiliki jerawat yang mengganggu penampilannya. Akan tetapi, ada juga orang yang diberi penyakit berat tetapi ia tetap tegar dengan penderitaannya. Ia tetap beraktivitas seolah-olah tidak sakit………..


Secara umum, kondisi sakit mempunyai dua sisi rasa. Namun, yang kerap kita rasakan hanya salah satu sisinya, yakni penderitaan. Sisi lain berapa hikmah dan kenikmatan di balik sakit sering kali kita lupakan. Padahal, jika kita mau merenungkannya, banyak hikmah yang dapat dipetik dari sakit yang diderita.

Beberapa hikmah itu adalah sebagai berikut,

Pertama, secara medis sakit merupakan suatu peringatan (warning) mengenai tingkat kekuatan tubuh kita. Jika tubuh kita mengalami satu kondisi, kemudian berakibat sakit, hal itu merupakan peringatan agar kita menghindari kondisi yang sama yang dapat menyebabkan sakit tersebut. Sakit juga memberi kesempatan kepada kita untuk beristirahat dan berkonsultasi dengan dokter sehingga penyakit yang ada tidak menjadi lebih parah dan sulit diobati. Tak jarang, sakit yang dialami mencegah seseorang agar tidak terkena penyakit yang lebih berat lagi. 

Kedua, sakit dapat menjadi penggugur dosa. Penyakit yang diderita seorang hamba menjadi sebab diampuninya dosa yang telah dilakukan, termasuk dosa-dosa setiap anggota tubuh. Rasulullah SAW. bersabda, 

“Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersama dosa-dosanya, seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Ketiga, orang yang sakit akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya bermacam-macam kebaikan dan ditinggikan derajatnya. Rasulullah SAW.bersabda, 

“Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang Muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan.” (HR. Muslim) 

Keempat, sakit dapat menjadi jalan agar kita selalu ingat pada Allah. Dalam kondisi sakit biasanya orang merasa benar-benar lemah, tidak berdaya, sehingga ia akan bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah SWT. Zat yang mungkin telah ia lalaikan selama ini. Kepasrahan ini pula yang menuntunnya untuk bertobat. 

Kelima, sakit bisa menjadi jalan kita untuk membersihkan penyakit batin. Pendapat Ibnu Qayyim, “Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan dengan sakit dan pedih, ia akan menjadi manusia ujub dan takabur. Hatinya menjadi kasar dan jiwanya beku. Oleh karena itu, musibah dalam bentuk apa pun adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya, akan membersihkan karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah obat dan penawar kehidupan yang diberikan Allah untuk setiap orang beriman. Ketika ia menjadi bersih dan suci karena penyakitnya, martabatnya diangkat dan jiwanya dimuliakan, pahalanya pun berlimpah-limpah apabila penyakit yang menimpa dirinya diterimanya dengan sabar dan ridha.“ 

Keenam, sakit mendorong kita untuk menjalani hidup lebih sehat, baik sehat secara jasmani maupun rohani. Sakit membuat orang tahu manfaat sehat. Tidak jarang orang merasakan nikmat justru ketika sakit. Begitu banyaknikmat Allah yang selama ini lalai ia syukuri. Bagi orang yang banyak bersyukur dalam sakit, ia akan memperoleh nikmat. 

Ketujuh, secara sosial sakit mengajarkan kepada kita bagaimana merasakan penderitaan orang lain, seperti halnya puasa yang mendidik kita agar mengetahui bagaimana pedihnya rasa lapar dan dahaga yang dialami kaum papa. Rasa sakit harusnya melahirkan kepekaan sosial yang lebih tinggi. 

Kapan rasa sakit bisa berubah menjadi nikmat dan karunia? Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh seorang Muslim agar sakit yang diderita menjadi karunia dan memiliki hikmah yang sangat tinggi. 

Pertama, terimalah segala musibah dengan ikhlas. Hal ini merapakan manifestasi dari keimanan kita kepada Allah bahwa segala sesuatunya sudah digariskan oleh Yang Mahakuasa. 

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ 

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan seizin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. At-Taghabun: 11) 

Kedua, sabar saat ditimpa penyakit. Boleh jadi penyakit yang menimpa kita merupakan ujian yang diberikan oleh Allah SWT. sebagai salah satu cara untuk mengetahui kadar keimanan kita. Artinya, seseorang tidaklah terbukti beriman jika ia tidak tahan terhadap ujian yang menimpanya. Selain itu, ujian merupakan salah satu wujud kecintaan Allah terhadap suatu kaum. Hal ini dikabarkan oleh Rasulullah SAW. dalam hadits, 

“Sesungguhnya Allah Azza wa jalla jika mencintai suatu kaum, Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barang siapa yang sabar, maka dia berhak mendapatkan (pahala) kesabarannya. Dan barang siapa marah, maka dia pun berhak mendapatkan (dosa) kemarahannya.” (HR. Ahmad) 

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, 


وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗوَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ 

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ 

أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ 

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar 

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.  

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. Al-Baqarah: 155-157) 

Ketiga, berobat. Hal ini merapakan salah satu bentuk ikhtiar jika kita ditimpa penyakit sebab kita tak dianjurkan membiarkan sakit kita bertambah parah tanpa diobati. Rasulullah SAW. bersabda, 

“Berobatlah kalian. Karena setiap Allah menciptakan penyakit, pasti Allahjuga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit saja.” Para sahabat bertanya, ”penyakit apakah itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Penyakit tua.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) 

Wallahua’lam bish-shawwab.*** 

[Ditulis oleh YADIN BURHANUDIN, staf pengajar STAI. Persatuan Islam Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Pahing) 30 Desember 2011 / 5 Safar 1433 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

Jumat, 07 Desember 2012

Ana Uhibbuka Fillah




Cinta karena Alloh itu artinya cinta yang tak biasa...cinta yg selalu hadir tanpa rasa jenuh dan selalu romantis...namun ketika cinta itu belum halal maka sembunyikanlah... rahasiakan cinta itu bahkan sebisa mungkin sampai syetan tidak tahu..


Mari kita coba telaah dulu, virus-virus cinta yang kini tengah menyerang pergaulan anak muda sampai ke para aktifis dakwah.. Sebenarnya dari mana sih asal usul virus cinta yang biasa kita sebut dengan.. "Virus Merah Jambu"




Virus Merah Jambu 

Sebelumnya ada sedikit puisi nih tentang VMJ..

Virus itu..
Cinta bersemi ketika aksi..
Cinta bersemayam ketika mukhayam.. 
Cinta merekah ketika kuliah..
Cinta menyubilm ketika taklim..
Cinta menjelar ketika belajar.. 
#maap kalo sedikit maksa ya :p



Dari sedikit kumpulan kata di atas, kita bisa tarik kesimpulan bahwa VMJ tidak hadir dari ruang hampa.. Dia melalui suatu proses dulu hingga akhirnya menyebar ke dalam diri kita.. Berikut gue jelasin tentang proses terciptanya VMJ, terutama dalam aktifis dakwah nhe.. Cekidot!


1. Koordinasi 



Hati-hati dengan Hp-mu 

Pada dasarnya virus-virus merah jambu ini datang sebanding dengan frekuensi hubungan kita dengan lawan jenis kita tersebut. Hal-hal yang tidak perlu kita tanyakan kepada dia, justru malah kita tanyakan. Misalnya, ada seorang ikhwan yang tidak ikut rapat dalam melaksanakan suatu acara, kemudian sang ikhwan langsung meng-sms akhwat yang dikenalnya "Ya ukhti, afwan ana gak bisa datang tadi.. Ada informasi apa saja ya?".. Kalau kita perhatikan, sebenarnya pertanyaan tersebut bisa saja kita tanyakan kepada sesama ikhwan, tapi kenapa kita harus bertanya kepada akhwat? Inilah sebenarnya awal timbulnya VMJ.. Apalagi jika sang akhwat juga membalas, seperti layaknya gayung bersambut... "TARIK MAAAANG!" :D


2. Evaluasi

Kalo udah sering berkoordinasi, biasanya selanjutnya itu adalah evaluasi. Dimana sang ikhwan sudah sering bertanya-tanya kepada akhwatnya seputar pertanyaan" yang konteksnya sudah jauh keluar dari sekedar rapat.. Seperti misalnya "Sedang apakah antum sekarang?" sampai ke pertanyaan-pertanyaan tidak penting lainnya seperti "Sudah makan belum ukhti?", "Sekarang lagi belajar apa?", "Nanti pulang jam berapa?", dan sebagainya,,, Kalo kata remaja jaman sekarang mah.. "KEPO BANGET SIH !!??" -,-"




Knowing Every Particular Object (KEPO) 


3. Taushiyah

Semakin sering berinteraksi, akhirnya sang ikhwan pun mulai bertanya-tanya seputar keimanan.. pagi" sang ikhwan sms "Bagaimana kabar imanmu pagi ini?", lalu siangnya di sms lg "Bagaimana kabar imanmu sore ini?", dan kemudian saat malam juga tetap di sms"Bagaimana kabar imanmu malam ini?".. Dan ujung-ujungnya akan sering meng-sms tausyiah seperti "Jangan bersedih karena kamu tidak sendiri", sampai ke "Saat tiada siapapun lagi di sisimu, maka panggillah aku.. Dan aku akan setia selalu menemani dirimu".. Ini sepertinya sudah mulai masuk ke Gombal Gambil ya? ckck




Awas Gombal Waming! 


4. Ukhuwwah

Dengan seringnya interaksi, akhirnya terciptalah ukhuwwah di antara sang Ikhwan dan Akhwat. Sang ikhwan selalu ingin dekat dengan akhwatnya, dan (mungkin) juga begitulah sebaliknya. Hingga perasaan tenang, resah, gelisah, sering melalmun, selalu ingat si Dia.. dan selalu ingin membantunya.. ehem.. ehem.. Sampai disini akhirnya sang ikhwanpun biasanya tidak tahan dan akhirnya keluarlah ucapan yang berarti juga tahapan ke 5.. yaitu Ana Uhibbuka Fillah




Ehem.. Ehem.. 


5. Ana Uhibbuka Fillah

Dalam bahasa Indonesia, kalimat ini dapat diartikan sebagai "Aku Mencintaimu karena Allah",dan sayangnya kalimat ini sering disalahgunakan. Pada jaman Nabi terdahulu, kalimat ini dikeluarkan Nabi untuk menyatakan rasa cinta kepada kaumnya, kepada sesama muhrimnya (ikhwan ke ikhwan, akhwat ke akhwat), dan bukan sebaliknya.. Karena itu bagi para akhwat yang menerima sms serupa dari ikhwan bisa membalasnya dengan "Astaghfirullahaldzim.." (Aku berlindung dari Allah dari godaan Syetan yang terkutuk"


Nah lho...

Sesungguhnya pernyataan Ana Uhibbuka Fillah bisa disampaikan ketika kita sudah berumah tangga, jika masih pacaran kita mengucapkan kalimat tersebut, maka esensinya akan berbeda.. Kalimat ini seakan kehilangan maknanya, karena sebenarnya uhibbuka fillah tujuannya untuk keridhoan Allah, melanggengkan hubungan ukhuwah islamiyah dan mendatangkan rahmat-Nya.

Dalam sebuh hadits, kalimat ini digunakan untuk mengungkapkan Cinta Karena Allah, Anas Radhiallaahu anhu meriwayatkan, “Ada seorang laki-laki di sisi Nabi Shalallaahu alaihi wasalam. Tiba-tiba ada sahabat lain (laki-laki) yang berlalu. Laki-laki tersebut lalu berkata, “Ya Rasulullah, sungguh saya mencintai orang itu (karena Allah)”. Maka Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bertanya “Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya?” “Belum”, jawab laki-laki itu. Nabi bersabda, “Maka bangkit dan beritahukanlah padanya, niscaya akan mengokohkan kasih sayang di antara kalian.” Lalu ia bangkit dan memberitahukan, “Sungguh saya mencintai anda karena Allah.” Maka orang ini berkata, “Semoga Allah mencintaimu, yang engkau mencintaiku karena-Nya.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al-Albani). 

Sekali lagi ungkapan Ana Uhibbuka Fillah tidak lazim digunakan untuk hubungan seorang dalam jalinan kekasih-asmara dua sejoli yang dimabuk cinta, namun dilain pihak sangat dianjurkan untuk diucapkan orang yang sudah sah suami isteri, sesama kerabat atau teman dan pada intinya sesama umat islam.

Jika kita tinjau ulang, sebenarnya sih,, VMJ ini wajar-wajar saja.. Karena ikhwan adalah ikhwan dan akhwat adalah akhwat. Selayaknya manusia, pasti kita saling tertarik dengan sosok satu sama lain. Salah satunya karena I have been Trusting in You. Ya, rasa percaya karena kita tahu bahwa dia orangnya baik, ramah, dan sebagainya hingga menimbulkan rasa simpati dan kagum terhadap sosoknya. Atau bisa juga alasan lain yang menyebabkan kita seperti ini adalah karena Tarbiyah kita sedang bermasalah.

Nah, kalo kita udah mengenal tentang virusnya, sekarang mari kita bahas tentang cara menangani virus tersebut,, atau bahasa anak kedokteran sih lawan dari virus itu adalah "Vaksin".


1. Cut Komunikasi

Cara pertama yaitu Putuskan komunikasi antara kita dan si doi! Dengan memutuskan hubungan, insya Allah kita bisa lebih menjaga perasaan kita terhadap dia. Tapi bukan berarti memutuskan silaturahmi ya! Dan jangan juga memutuskan kabel telpon demi memutuskan komunikasi ini.. #apasih




Jangan ditiru! 


2. Menghindari Posisi

Cara yang kedua yaitu dengan selalu menjaga jarak dengan menghindari posisi-posisi yang memungkinkan untuk selalu dekat si doi.. Misalkan ketika dalam kepanitiaan suatu acara, usahakan jangan sampai kita masuk ke dalam satu divisi yang sama dengan si doi,, bisa berabe nanti ujung"nya kalo tetap deket"an kayak gitu.. 

Say no to her! #galak 


3. Menangkal Perasaan

Cara yang ketiga jika keyakinan kita kuat, maka kita bisa menangkal perasaan kita sedikit demi sedikit hingga kita yakinkan kepada diri kita sendiri bahwa dia sesungguhnya hanya teman biasa, tidak lebih! Tunggulah waktu yang tepat, karena semua akan indah pada waktunya :-) 




Sabar yoo... 


4. Azzam yang Kuat

Cara yang keempat yaitu kita harus mempunyai azzam atau keinginan yang kuat. Dengan kuatnya keinginan ataupun tekad kita, maka secara otomatis kita juga akan bisa menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berkenaan dengan si doi cepat atau lambat..



Pasti bisa!! 

5. Dekat dengan Allah

Cara yang keempat yaitu kita dekatkan diri dengan sang pencipta kita yaitu Allah SWT.. Jangan sampai cinta kita kepada dunia mengalahkan cinta kita kepada Sang Khalik, yakinlah bahwa sesungguhnya cinta sejati kita itu hanyalah kepada-Nya.. karena cinta kepada manusia merupakan cinta semu yang hanya berlaku sesaat ataupun selama di dunia saja.. tapi cinta kepada Allah akan kekal abadi hingga alam akhirat ;-)



Always Remember Our God 


6. Segera Menikah

Bagi yang memang "kebelet" tanpa bisa ditahan lagi,, saran terakhir adalah Segera Menikah. Karena memang cuma pernikahanlah yang bisa menekan nafsu untuk memiliki dirinya.. Cukup adil kand? :D




Married.. Now? 


Satu yang perlu kita garis bawahi disini, jangan sampai kita menyesal dengan pilihan kita. Banyak kasus sekarang ini kita lebih mendahulukan nafsu dibandingkan akal. Merasa sudah dapat yang terbaik, pasangan yang cantik/tampan, kaya, dan sebagainya.. Ketika menikah ternyata ada kekurangan yang tidak bisa diterima.. Akhirnya menyesal dan bercerai.. Sungguh salah teori menikah seperti ini..

Ada satu prinsip yang mungkin cocok untuk kalian semua..

"Jadilah orang yang sepantas-pantasnya untuk mendapatkan orang yang sebaik-baiknya."

Sesungguhnya ketika kita masih dalam proses untuk mendapatkan yang terbaik itu, maka kitapun harus menjadi yang terbaik pula agar kita dianggap pantas untuk mendapatkan si terbaik itu. Adapun ketika kita telah mendapatkan si terbaik tersebut, maka ketika kita menikah dengannya terimalah dia apa adanya dengan seluruh kelebihan dan kekurangannya. Maka dengan begitulah baru akan tercipta suatu keluarga yang sakinah, mawaddah danwarahmah. :-)


Keluarga kecil bahagia :-) 

Okeh mungkin segitu dulu aja tips en trick buat hari ini, semoga bermanfaat untuk kita semua :-)

Cara Aman Karyawan Yang Ingin Merintis Bisnis



Bahwa profesi pengusaha (entrepreneur) menjanjikan peluang peningkatan penghasilan yang berlipat? Yes, karena itulah banyak diantara kita ingin jadi entrepreneur sukses. Bahwa profesi pengusaha memungkinkan kita bebas finansial di hari tua karena tabungan cukup sehingga kita bisa pensiun lebih tenang dan fokus untuk misi hidup yang lain? Betul demikian dan sudah banyak yang membuktikan. Hanya saja memang tak mudah menjadi entrepreneur sukses, terbukti banyak pula yang gagal.

Selain itu, tak sedikit orang yang masuk ke dunia wirausaha dengan terburu-buru dan emosi. Tanpa pikir panjang dan pertimbangan matang ia langsung tinggalkan pekerjaan sebelumnya yang notabene merupakan andalan mata pencaharian keluarga. Angan-angannya langsung melambung, membumbung, dan membayangkan hidup serba-enak bila menjadi pengusaha sukses dengan penghasilan berlipat. Ia lupa bahwa berwirausaha juga punya resiko, resiko gagal dan bangkrut. Ia lupa merencanakan bagaimana seandainya ia gagal memulai. Harus diakui, banyak sekali orang bertindak semacam ini, yang akhirnya bukannya makin bersemangat berwirausaha namun justru menjadi antipati alias benci dan menyesal kenapa melangkah jadi entrepreneur. Bahkan kadang jadi menyalahkan orang lain. Apalagi kalau yang hingga cerai dengan istri atau dibenci sanak keluarga. Cara pandang dan cara memulai entrepreneur 'yang asal berani' seperti ini tentu saja kurang elegan.

Untuk itu ada beberapa alternatif cara aman masuk menjadi entrepreneur sesuai yang saya tahu dari relasi-relasi saya pengusaha yang sudah terbukti sukses. Kalau kita ingin mandiri berwirausaha alias menjadi entrepreneur, kita tidak harus langsung cabut dari profesi lama kita. Tidak perlu grusa-grusu. Kita harus dengan dingin membedakan antara berani dan nekad. Apalagi kalau yang sudah punya tanggungan keluarga, kita juga harus menimbang ada sekian jiwa yang ikut dalam gerbong kita sehingga kalau kita salah kemudi mereka juga bisa kejeblos.

Berikut ini beberapa informasi cara yang lebih aman untuk pindah ke kuadran entrepreneur.

Pertama; kita bisa memulai berwirausaha dengan melakukan penyertaan saham (setor modal) di bisnis teman kita sembari kita tetap kerja dulu di perusahaan lama kita. Jadi kita setor modal ke kawan yang punya bisnis bagus, dan nantinya kita mendapat bagi hasil dari keuntungan. Dari sini kita juga sekalian mulai belajar bagaimana mengelola usaha. Pelan-pelan kita mulai aktif terjun di dalamnya dan membantu dan kerja bareng dengan si teman itu. Kalau skala usaha joinan dengan teman itu bagus dan penghasilan dari bagi hasil sudah bisa menutup kebutuhan hidup kita dan keluarga, barulah kita putuskan keluar. Jadi ketika kita keluar dari perusahaan lama tidak kaget karena tetap ada penghasilan.

Kedua, jurus menginjak dua kapal. Artinya, kita masih sebagai karyawan di sebuah perushaaan mapan, namun di waktu yang sama juga merintis usaha alias menjalankan usaha milik sendiri. Cara ini dimungkinkan bagi mereka-mereka yang punya cukup waktu luang sehingga bisa nyambi. Sebenarnya cara ini sekarang lebih dimungkinkan karena adanya HP dan telpon yang memudahkan koordinasi. Jadi, sementara kita di kantor, kita bisa sembari mengendalikan bisnis sendiri dari jarak jauh. Hingga skala tertentu nyambi ini sangat dimungkinkan, namun kalau bisnisnya mulai membesar kita pasti harus cabut. Strategi menginjak dua kapal ini merupakan pilihan aman dan realistik. Jadi sementara satu kaki kita masih ada di kapal milik perusahaan lain, satu kaki kita melakukan test market untuk membangun bisnis (kapal) sendiri. Cara ini juga paling umum dijalankan oleh para perintis usaha.






Ketiga, kalau anda tidak mau joinan dengan orang lain dan tidak bisa berdiri di dua kapal, kita bisa berdayakan pasangan kita (istri/suami). Jadi, sementara kita masih kerja di perusahaan lama, pasangan kita (istri atau suami) yang mengurusi bisnis sendiri untuk masa-masa perintisan. Artinya sekoci pendapatan keluarga masih ada yang bisa diandalkan, baik buat beli beras atau susu anak-anak. Kalau usaha sendiri ini sudah jalan, silahkan saja keluar dari kerja di perusahaan orang lain itu.

Soal tip ketiga ini saya juga punya contoh kasus riel. Ada pengusaha sukses kawan baik saya, Pak Budiyanto Darmasatono yang beliau pengusaha kurir ekspress yang sudah kaeryawan 2.700 orang padahal waktu awal-awal di jakarta selulus D3 UGM juga gelantungan naik bis kota. Waktu beliau memulai usaha, dia tidak langsung keluar dari pekerjaan lamanya sebagai supervisor di Dinners Club, namun istrinya dulu yang menjalan usaha. Soal ide dan konsep-konsep bisnisnya tetap Pak Budiyanto yang memotori dan istrinya yang melakukan eksekusi. Kalau ada meeting2 yang penting, beliau juga cuti dari kantornya dan ikut istri melakukan presentasi ke calon klien. Jadi dia tidak gegabah langsung cabut dari kerjaan kantor lamanya. Nah, ketika usahanya sudah berjalan baik dan pendapatannya sudah mulai bisa diandalkan, barulah ia keluar secara baik-baik dari perusahaan lamanya, berpamitan dengan sopan untuk usaha sendiri. Kini bisnis sendiri yg ia komandani sudah punya 2.700 karyawan dengan kantor operasional sudah ada di semua propinsi di Indonesia. Yang pasti, tip ketiga ini tentu saja berlaku untuk yang ketika akan mulai mandiri berwirausaha sudah berkeluarga, kalau yang masih single, tentu saja pasangan Anda bisa kakak atau Adik anda. Ini juga cara sukses dan aman untuk masuk ke kuadran entrepreneur namun tidak mengganggu keamanan sumber penghasilan keluarga.

Keempat, kalau Anda sudah ngebet sekali untuk menjadi entrepreneur dan yakin bakal sukses serta merasa tak perlu pakai ban serep seperti itu, setidaknya Anda tetap bisa melakukan pengamanan lain, yakni dana pendidikan anak. Bagaimanapun kita capek-capek kan utamanya untuk anak. Cara ini juga dilakukan salah satu pengusaha kawan saya, Pak Harijanto, pengusaha sepatu produsen Nike dan Piero yang punya karyawan 9.000 orang. Ketika beliau akan menjadi entrepreneur dengan membeli saham perusahaan dimana beliau bekerja, beliau juga mempertaruhkan masa depannya: bisa sangat sukses namun juga bisa menjadi miskin kalau gagal. Nah, untuk mengamankan proses untuk menjadi entrepreneur ini, beliau dan istri mufakat: diputuskan maju menjadi entrepreneur dengan membeli perusahaaan dimana beliau bekerja namun sebelumnya tabungan pendidikan untuk anak tidak boleh diotak-atik. Tabungan anak harus tetap ada dan disendirikan. Jadi katakanlah proses menjadi entrepreneur itu gagal, dana pendidikan anak2 tetap aman.

Jadi itu beberapa kiat aman pindah ke kuadran entrepreneur. Semoga dengan cara itu proses transisi menjadi pengusaha sukses menjadi melegakan semua pihak, tidak ada penyesalan-penyesalan.

http://kisah-kiat-sukses-bisnis.blogspot.com

Rabu, 05 Desember 2012

Manajemen Sholat pada Anak





”Bunda...aku kan udah tahu caranya pasang ’pampers’ dewasa, kalau nanti aku dah baligh. Tau nggak apa yang aku seneng kalau aku dah baligh?” matanya mengerjab-ngerjap seperti binatang.

”Apa ya?
Hmm... soal dipercaya kali ya? Kan udah gede, atau hmm... apa ya? Bisa jalan-jalan jauh? Atau..hmm..apa ya? 

”He..he..he.. Bunda, tapi jangan marah ya...janji ya...!” 
”Ah adik, kayak bundanya suka marah-marah aja...Emang Bunda suka marah?” 
”Hmm... suka juga sih, tapi ini jujur, lho..., Bunda suka marah tapi kalau anak-anaknya keteraluan! Iya kan?” 
Ibu tersebut mencubit pipi anaknya dengan gemas, lalu berkata, ”Oke deh, kalau Bunda keteralaluan, maafin juga ya, Dik...” 

Mereka saling berpelukan. 

”O ya tadi, apa yang enak... kalau adik udah baligh?”

Sambil merapatkan badan dipangkuan ibunya, anak tersebut berkata, ”He..he..he.. enaknya?..he..he.. enakmya kita bisa nggak shalat! He..he..he.. Bunda enggak marahkan?”

Sang ibu mesem pahit, ”Iya juga ya Dik...he...he...susah ya Dek shalat terus?”



Bagi Anda yang pernah membaca buku berjudul ’Matahari Odi Bersinar Karena Maghfi’ akan menemukan cuplikan dialog antara ibu dan anak di atas. Neno Warisman, sang penulis sekaligus sang ibu yang ada dalam cerita, dengan jeli menggambarkan kepolosan anak, termasuk dalam perkara shalat. Bagaimana dengan Anda yang berperan sebagai ibu, kira-kira reaksi apa yang akan Anda tunjukkan ketika mendapati ungkapan polos seperti yang ada dalam dialog tadi?



Apa yang dijalankan Bunda Neno, demikian kini ia akrab disapa, dalam upaya mendidik anaknya disiplin shalat, bolehlah menjadi alternatif referensi. Aktris sinetrin terbaik FSI 1990 ini punya kiat dan pandangan tersendiri soal membiasakan diri anak shalat. Neno yang kini menjadi salah satu icon dunia pendidikan anak di negeri ini mengakui bahwa ada saat anak-anak merasa malas untuk melakukan shalat, yang hal itu sebenarnya –kalau mau jujur—juga pernah dialami kita para orang tua.

Di sela-sela kesibukannya mengisi acara di Kota Duri, Riau, beberapa waktu lalu, Bunda Neno dengan antusias berbagi cerita dan hikmah perihal membiasakan anak shalat. Salah satu hal yang menarik adalah memberi kesempatan anak untuk malas shalat. Bagimana yang dimaksud Bunda dari Ghifari, Maghfi dan Odi soal memberi kesempatan malas ini? Berikut kutipan wawancara Bunda Neno dengan Diah Novi Wulandari dari Auladi, di tengah perjalanan Duri-Pekanbaru. Kesan ramah, energik dan bersemangat tak pernah lepas sepanjang wawancara. Menunjukkan kepedulian yang sungguh-sungguh atas setiap kata yang diungkapkan pendiri Neno Educatin Center ini.

Bagaimana menurut Bunda, pola yang terbaik untuk membiasakan anak disiplin melaksanakan shalat?

Sebenarnya konsep itu sudah Allah SWT tuangkan melalui Al Quran di dalam surat Luqman. Ada beberapa tahap yang mestinya dilakukan orang tua sebelum memerintahkan anaknya shalat. Dalam surat Luqman itu kan yang pertama mengenal Allah SWT, ”Ya Bunayya laa tusyrik billah. Inna syirka ladzulmun ’adzhim.” Wahai anakku jangan memepersekutukan Allah SWT dan seterusnya. Jadi yang pertama yang dijadikan dasar dalam mendidik anak adalah dia merasa dekat dulu dengan Allah SWT, bukan perintahnya dulu. Artinya dia merasa dekat dulu, merasa akrab dengan Allah SWT. Nah, bagaimana bisa merasa akrab kalau Allah SWT itu dikenalkan dengan cara yang salah.


Jadi tugas pertama sebelum meminta dia shalat, kita perkenalkan dulu bahwa Allah SWT adalah tokoh. Tokoh yang sangat baik, yang sangat indah, segala-galanya.


Itu dari mana? Nah kita ajak anak tadabbur. Sempatkan diri para orangtua untuk duduk sejenak, misalnya duduk berdua di depan rumah berangin-angin. ”Subhanallah Nak, siapa yang mengirimkan angin? Enak sekali angin. Coba lihat bulan, bintang berkedib-kedib nggak ada yang menyalakan. Maha Besar Allah SWT. Lalu matahari..dia terbit dan tenggelam nggak pernah telat ya? Matahari disiplin sekali, siapa yang mengatur matahari?”


Jadi dari takjub itu dia merasakan bahwa Allah SWT itu adalah dzat yang luar biasa. Itu penting ditanam dulu. Baru konsep belonging. Konsepbelongin akan berjalan kalau konsep itu disampaikan secara eksplisit oleh orang tua kepada anaknya. ’Ummi sayang sekali kepadamu, tapi Allah SWT lebih sayang. Sesayang-sayang Bunda kepadamu, lebih sayang Allah SWT padamu.’


Shalat itu hal yang pertama akan ditanyakan, itu rangkaiannya dengan kematian. Jadi orangtua harus seimbang. Jadi memberitakan kabar-kabar gembira pada anak. Ada seorang anak yang sangat tegang karena ibunya selalu menceritakan balasan yang menyeramkan tentang akhirat. Misalnya ketika pagi hari melihat bunga mekar, kita katakan, ”Subhanallah, Allah SWT mengirimkan malaikat untuk memekarkan bunga ini pada saat kita sedang tidur. Malaikat Allah SWT itu banyak sekali, untuk menjaga gigi adek.” Jadi yang ghaib juga mulai dikenalkan.


Kalau sudah kita kenalkan bahwa Allah SWT itu adalah pihak yang paling berpengaruh terhadap dia, kita tanamkan tauhiidnya. Barukan ayat berikutnya adalah tentang orang tua. Belum tentang shalat dulu loh. Berbuat baik kepada ibu bapak gimana? Saat ibu memanggil dan anak menjawab ’Nantilah’, anak pun akan menangkap bahwa ibu dan bapak itu bisa ditunda dalam hidup kita saat kita membutuhkan dia. Nanti dia akan menunda kita dalam hidup kita. Anak kita perlu tahu bahwa orangtua itu penting untuk kita, sehingga kita pun penting bagi dia. Jadi penting mencontohkan berbuat baik kepada orang tua.


Baru berikutnya perintah shalat. Keteladanan orang tua dalam hal ini sangat penting. Kita jadikan keteladanan itu mengalir di dalam rumah. Itu berawal dari bagaimana berbuat baik terhadap orang tua. Nah untuk anak berbuat baik itu, orang tua harus berbuat baik dulu. Kita nggak dapat gratis dari anak kita. Kalau kita hanya melihat anak kita sebagai anak biologis kita, kita nggak akan pernah sampai pada shalatnya dia. Karena dia sendiri dari ruh, akal, badan. Ketiganya harus kita santuni, kita harus berbuat baik pada ketiganya. Kalau misalnya kita minta dia shalat, tapi kita abuse sama akalnya maka kita nggak dapat. Nggak bisa cuma satu terus kita mau dapat semua, harus ketiga-tiganya. Barulah kita mengenalkan shalatnya. 


Ada orang tua yang ngaku waktu kecil anaknya mudah diajak shalat, tapi mulai usia 7 tahun mulai merasa kewalahan. Menurut Bunda bagaimana?


Sebenarnya anak sudah otomatis ikut shalat kalau di rumahnya orang tuanya sudah terbiasa shalat. Baru mulai usia 7 tahun mulai ada “pemberontakan”. Memang ada rumusannya pada usia 7 tahun anak sudah mulai melakukan pemeberontakan. Karena sel-sel syaraf di usia 7 tahun sudah tersambung penuh. Pada usia itu dia sudah menjadi orang lain. Dia lebih menyukai orang lain daripada orangtuanya. Itu memang masanya dia melihat keluar jendela. Termasuk mencari laa ilaha ilallah. Allah SWT mengajarkan manusia untuk merdeka dulu. Meniadakan selain yang lain selain Allah, baru bisa menemukan Allah SWT, baru kenal bener. Ada orang tua yang curhat, waktu kecil anaknya gampang betul disuruh shalat, tapi mulai kelas 1 SD mulai susah.


Kalau dia meniadakan shalat, maka sebenarnya dia sedang memproses dirinya, supaya dia kenal benar. Pada saat seperti itulah dia betul-betul butuh kenyamanan untuk melakukan shalat. Pertama, temukan dia melakukan shalat dan beri apresiasi. Kedua, berikan kondisi yang sangat nyaman ketika dia melakukan shalat. Misalnya buatkan sajadah yang dia suka. Ketiga, ceritakan kisah-kisah orang-orang yang mendapat balasan-baik dunia maupun akhirat dengan shalatnya.


Misalnya terompah Bilal, cerita orang-orang yang mementingkan shalatnya daripada yang lain. Ajak dia dalam komunitas sebayanya yang juga melakukan shalat. Terlebih lagi kita biasakan, misalnya tiba waktu shalat kita sedang dalam perjalanan, kita berhenti untuk shalat, jadi dari situ anak tahu bahwa kita berani menunda kepentingan yang lain untuk shalat. Hal itu akan berbuah kepada anak kita.


Tapi itu semua belum tentu berhasil. Ada saatnya dia ingin menunda, ada saatnya dia malas. Bahkan ingin tidak mengerjakan. Beri kesempatan dia untuk merasakan itu. Beri kesempatan untuk membedakan antara orang yang shalat dan tidak shalat. Orang tua itu kayak detektif, harus bisa membedakan. Karena akan berbeda cahaya mata anak kita, ketika dia shalat atau tidak. Ketika tidak shalat kita bilang, ”Kok tidak ada cahaya Allah SWT di sana. Kayaknya ada yang nggak shaleh di matanya.” Kalau dia menanggapi ”Kok tahu?”, kita katakan kalau orang yang shalat itu wajahnya bercahaya. Nah kalo dia dah shalat, kita dekati dia. Kita usap dadanya, karena sentuhan itu penting bagi anak. Kita bilang ”Gimana enak mana sudah shalat apa belum shalat?”


Beri kesempatan dia untuk jujur. Kalau memang dia jawab ”Sama aja.” Kita apresiasi, ”Alhamdulillah...berarti masih ada kesempatan banyak bunda berbauat baik kepadamu.” Pokoknya harus positif dan nggak nge-judge. Misalnya ”Aduh malas nih si kakak...” nah itu ga boleh, karena akan jadi boomerang. Kita ingin dia berubah, tapi kita menyakiti hatinya. Maka dia tidak akan melakukannya. Cercaan, perbandingan justru akan menyakiti hatinya. 


Pengalaman Bunda Sendiri Gimana?


Masing masing anak kan berbeda ya. Adakan anak yang suka membaca dia suka berpikir, ketika menunda sholat dia beralasan "Sholat itu harus dikerjakan dengan ikhlas, kalau hanya ingin dibilang sholat percuma". Kita biarkan dulu pendapat dia seperti itu. Yang lain misalnya suka cari perhatian, sholatnya cepat sekali. Tiba tiba dia bilang "Aku sudah sholat." Kita biarkan dulu. Nah ada juga anak yang lambat sekali kalau disuruh sholat. Misalnya sholat isya lama dia nggak sholat. Tapi pas mau tidur dia bilang "Aku ngantuk sekali, tapi aku belum sholat." Sambil merengek. Ada juga yang tetep main rapi ketika waktu sholat dia berhenti dan sholat.


Berikan waktu pada anak anak untuk memproses dirinya. Anak anak saya juga seperti anak yang lain. Kadang mereka mudah sekali, kadang susah sekali. Ya biasanya di antara. dua kutub itulah. Tapi saya menikmati proses itu. Ada kalanya mereka tiba tiba bilang, "Bunda aku kemaren sholat lima waktu Iho, waktu Bunda pergi. Sekarang aku mau sholat lima waktu lagi." Wah kalau mendapati itu, kita apresiasi yang sangat tinggi. Kita bisa kasih hadiah, tapi usahakan jangan benda.


Hal yang harus dilakukan orangtua adalah membuat varian yang banyak sekali, agar perintah sholat itu tidak monoton. Itu yang paling dibenci anak anak. Jadi kata. yang sama, anak benci banget. Banyak cara untuk meminta anak sholat, untuk memberikan motivasi.
Suatu hari misalnya kita ketawa, maghrib sudah lewat kita, pandang matanya. Anak-anak biasanya suka salah tingkah kalau dipandangi begitu. Baru kita. berikan makna di belakang itu, kita bilang, "Di surga itu katanya ada anak anak yang Allah sayang sekali sama mereka. Ternyata dulunya anak-anak itu mengerjakan sholat tanpa diminta."



Orang tua kebanyakan pakai target. Target¬target contreng, jadi keimanan dicontreng. Misalnya anaknya tiga, didata anaknya. Ditanyain satu per satu. Kalau begitu menurut saya tidak ada kenikmatan sholat di sana. Satu hal lagi yang saya coba jalankan, berikan kesempatan anak melihat saat kita dan air mata kita saat kita sholat. Ada saatnya kita perlu "show up" di hadapan anak anak. Ketika sholat anak¬anak tahu kita. menangis, biasanya anak akan bertanya kenapa ayah atau ibunya menangis ketika sholat.'Kita jelaskan bahwa kita menangis karena bahagia, melalui sholat itu kita bisa sujud pada Allah. Setelah itu boleh jadi dia akan main lagi, tapi itu membekas pada anak.



Lalu di depan anak, berdoalah untuk dia. Ciptakan suasana yang sangat nyaman ketika sholat berjama'ah di rumah. Itu biasanya dilakukan oleh ibu di rumah. Kalau saya biasanya habis shubuh adalah saat yang paling disukai anak anak saya. Biasanya main kuis atau shalawat bersama. jadi dempetkan waktu sholat itu dengan kegiatan yang menarik. jadi image yang terbangun adalah waktu sholat itu adalah waktu yang menyenangkan.


Lalu bagaimana sikap kita sebagai orang tua ketika menghadapi keengganan anak melakukan sholat?


Sebenarnya kalau orang tua mau jujur, mereka juga mengalami saat di mana ada perasaan malas melakukan sholat. Tapi boleh Jadi bagi orang tua yang jaim (jaga image ‑red) akan serta merta menjawab tidak pernah merasa malas ketika sang anak bertanya apakah orang tuanya pernah merasa malas sholat. Padahal boleh jadi kita sebagai orang tua baru mulai sholat pada usia 25 tahun.
***
Pemilik nama panjang Titi Widoretno Warisman ini memang sudah sejak lama peduli dengan dunia pendidikan anak. Salah satu kepeduliannya diwujudkan melalui Yayasan Kita dan Buah Hati yang dirintisnya bersama pakar dunia pendidikan anak Elly Risman Musa, yang juga pernah Auladi wawancarai pada edisi sebelum. ini, pada tahun 1992. Tak berlebihan kiranya kalau belum lama ini salah satu radio swasta memilihnya sebagai Ibu Teladan.



Tak berpuas diri untuk mewujudkan generasi yang lebih baik, belum lama ini Neno bersama Kak Seto (Seto Mulyadi) membentuk Neno‑Seto Foundation. Yang menarik salah satu concern yang digeluti lembaga, ini adalah soal peran keayahan. Hal yang boleh jadi belum seumum peran keibuan


Apa sih yang menjadi impian Neno‑Seto Foundation? Soal lembaga yang didirikan bersama Kak Seto?


Seto‑Neno Foundation punya keinginan suatu saat menjadi lembaga yang dipercaya untuk memberikan edukasi, inspirasi bagi berkembangnya anak‑anak. Keberbakatannya, kesempatan dia. untuk tidak hanya bersekolah formal saja. Yang terpenting adalah pendidikan yang berbasis karakter. Salah satu hal yang ingin Neno‑Seto Foundation wujudkan itu adalah terbentuknya 20 karakter mulia, terurtama pada anak anak. Kan ada tuh 20 karakter internasional. Hal yang utama kita ingin anak, anak dari lingkungan miskin memiliki kesempatan lebih baik. Kedua adalah menggairahkan peran keayahan.


Kalau peran keibuan kan sudah dilakukan oleh banyak orang. Ternyata dengan memperbaiki kualitas peran keayahan, kualitas anak dan generasi secara. otomatis akan terperbaiki. Saya pernah mewawancarai 100 anak muslim terpandai. Ternyata yang dapat rekomendasi baik itu adalah anak‑anak yang memiliki ayah dalam hidup mereka. Bukan hanya sekedar pintar tapi juga cerdas. Anak-anak yang pintar saja, lahir dari kondisi 'kosong' ayah. Berayah tapi tiada ayah. Hal itu berat, kita lihat dari mata mereka. Pilihan-pilihan mereka, itu terlihat getir. Itu karena mereka tidak pernah dipeluk ayah mereka, atau ditinju sayang, ketika sudah mulai baligh mereka sudah dianggap besar. Ternyata remaja‑remaja yang hanya pintar itu mereka nggak punya ayah yang bisa menjadi teman bermain mereka. Kalau begitu mereka nggak bisa menjadi ayah yang baik dengan dibesarkan dengan cara begitu.


Ayah yang human, yang kaya, bisa manjat pohon, bisa ngajarin anaknya bercocok tanam, nanem pupuk, bisa nyebrangin sungai. Yang mengajak merusakkan satu radio rusak sama­-sama. Ayah-ayah yang begitu akan menjadikan anak-anak laki‑laki mereka sangat kaya. Nah itu yang menjadi concern Seto‑Neno Foundation, menyemangati dan menyegarkan kembali para ayah untuk mengambil peran pendidikan. Kalau ibunya tentu saja kita juga mengadakan program untuk para ibu, terutama para ibu dari ekonomi yang sangat rentan.


Impian dan harapan Bunda saat ini?


Saya ingin ada suatu rujukan. Kalau dalam institusi formal negara ini saya ingin ada kementrian anak dan remaja. Karena selama ini anak hanya dititip‑titipkan, di departemen agama, departemen pendidikan. Ternyata sama departemen pendidikan nasional, anak hanya diurus sekolah formalnya saja, hatinya tidak. Dan di wilayah tata kota, tidak ada yang ramah pada anak‑anak. Anak‑anak menjadi komunitas yang terdzolimi. Untuk orang cacat mungkin sudah mulai, tapi untuk anak belum ada.


Di jerman nggak boleh ada mainan pistol~ pistolan. Karena anak dilindungi dari ide kekerasan. Itu keputusan besar sebuah negara. Kita kan nggak, segala macam ada. Terutama yang menjadi concern saya saat ini satu di antara lima anak terjangkit narkoba. Dan diprediksi tak lama lagi HIV yang akan menyerang remaja. Komik‑komik yang ada saat ini pun menyajikan pornografi. Bener‑bener hak anak dilanggar.


Nah peran kementrian anak dan remaja itu bertindak bukan kalau anak sudah teraniaya. Ke komnas kalau sudah jadi korban. Kalau ini nggak, ini hak dan kepentingan anak, lahir batin di dalam rumah dan lingkungannya. Kita harus punya strategi peradaban baru untuk generasi ke depan dengan memerikan hak mereka. Di sekolah bagaimana, di rumah bagaimana. Sekarang nggak ada. Semua hak anak ditabrak, terutama oleh tayangan di televisi. Karena kita nggak punya kementrian Anak dan Remaja yang mengatur itu. Kita nggak tahu ini urusan siapa?.

Oleh: Neno Warisman di  Millenial Learning Center