.

Jumat, 27 November 2015

Kisah almarhum Gito Rollies menuju tobat


Bangun Sugito Tukiman, adalah salah satu nama dari sekian juta penduduk negeri ini yang terhipnotis oleh musik rock (barat). Figur The Rolling Stones, dengan lead vocal-nya Mick Jagger, menjadi idola remaja yang lahir di kota Biak dan besar di kota Bandung ini. Bahkan aksi nekatnya di tahun 1967, memmembuat kota Bandung gempar, ketika dirinya yang mendapat cap “Siswa Bengal” termasuk salah satu siswa yang lulus dari SMA-nya, melakukan aksi tanpa busana sambil naik sepeda motor mengelilingi kota kembang tersebut. Kesukacitaannya dilampiaskan dengan gaya ala rocker, maklum, daftar kenakalannya lebih panjang dari daftar absen murid, sehingga ia tak yakin jika namanya akan tertulis di papan pengumuman seperti teman-temannya yang lulus (tempointeraktif.com).
Selepas SMA, di kota yang sama, Bangun Sugito Tukiman (vokal) bersama rekan-rekannya, Teuku Zulian Iskandar Madian (saxophone, gitar), Benny Likumahuwa (trombone, flute), Didiet Maruto (trumpet), Jimmie Manoppo (drum), dan Oetje F. Tekol (bas) mendirikan band yang bernama The Rollies. Di era 1970-an, The Rollies semakin eksis dan menunjukkan taringya sebagai grup band rock handal di tanah air. Belakangan, setelah sukses dengan beberapa hits yang sempat bertengger di belantika musik Indonesia, namanya pun berganti menjadi Gito Rollies. Waktu terus berjalan, anak tangga karir perlahan-lahan ditapaki satu demi satu. Sanjungan dan pujian, memmembuat dirinya telah merasa menjadi seorang Mick Jagger Indonesia, sosok yang dikagumi dan diidolakannya.
Pria yang sempat mengenyam kuliah dua tahun di Jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB), terus larut bersama kebesaran The Rollies. Aksi panggungnya mirip dengan sang idola, suara serak ala James Brown, bapak moyang soul dan funk, menjadikannya pusat perhatian. Kesuksesan di panggung telah mengantarkan diri dan kelompoknya di industri rekaman, pun mengantarkannya menjadi hedonis sejati.
“Tiap Jumat siang kami berangkat ke daerah Puncak Bogor untuk pesta miras dan narkoba,” Ungkap Gito dengan nada sesal.
Di masa ketenarannya, pada awal tahun 1980, ia menjalin hubungan intim dengan putri seorang aktor dan komedian besar, Uci Bing Slamet, dan darinya dikaruniai seorang anak lalu berpisah setelahnya. Bahkan setelah menikah dengan perempuan impor, wanita keturunan Belanda, Michelle Van der Rest, tahun 1983, ia masih belum bisa melepaskan diri sepenuhnya dari pengaruh narkotika (AntaraNews).
Setelah bersolo karir, dia menelorkan sejumlah album solo, yakni Tuan Musik (1986), Permata Hitam/Sesuap Nasi (1987), Aku tetap Aku (1987), Air Api (1987) dan Tragedi Buah Apel (1987) dan Goyah (1987).
Sebagai aktor Gito memulai debutnya di dunia film lewat Buah Bibir (1973) sebagai figuran. Setelah benar-benar menjadi aktor ia bermain dalam Perempuan Tanpa Dosa (1978), Di Ujung Malam (1979) dan Sepasang Merpati (1979), dan Permainan Bulan Desember (1980), dan Kereta Api Terkahir (…). Namun kekuatan aktingnya terlihat pada Janji Joni yang mengantarkannya meraih piala Citra untuk kategori Aktor Pembatu Pria Terbaik pada Festival Film Indonesia tahun 2005.
Awal Kesadaran
Tahun 1995, atau tepat setelah 10 November, Sang Rocker baru benar-benar berhenti mengkonsumsi drugs dan alkohol, setelah mengalami sebuah peristiwa yang memmembuatnya shock lahir batin. Sepulang dari konser Hari Pahlawan di Surabaya, di bawah pengaruh narkoba, selama tiga hari ia mengalami fly, tak bisa makan dan tak bisa tidur, dan selama tiga hari itu semua kelakuannya di masa lalu seperti diputar di depan mata. “Saya takut sekali,” ujarnya seperti diungkap kepada koran Tempo. Namun yang paling memmembuatnya ciut justru menyangkut segala omongan yang pernah terlontar dari mulutnya. Fitnah dan gunjingan terhadap musisi lain, termasuk melakukan ghibah (membicarekan kejelekan orang lain).
Pengalaman tiga hari itulah yang menjadi titik balik dirinya untuk kembali kepada Allah. Khabar tentang kekuasaanNya, telah diwartakan ke segenap penjuru bumi kepada seluruh manusia, hanya saja tidak banyak orang yang menyadarinya, “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?” (QS. Adz-Dzaariyaat, 51 : 20-21).
Jika seseorang memperhatikan tanda-tanda itu, dan Allah SWT telah membukakan jalan masuk untuk memahami, tentu tidaklah sulit. Dalam ayat lain, Allah berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kelalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kelalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Yunus, 10 : 23).
Bisa jadi peristiwa yang ia alami, karena Allah hendak mengabarkan hal itu kepadanya sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri. Di usia kepala empatnya, seorang Gito Rollies diingatkan Allah SWT melalui sebuah peristiwa spiritual yang memmembuatnya bergidik ketakukan. Nyalinya ciut, gemetar badannya, kekuatan musik cadas tak mampu menyangga hatinya yang terkoyak kala tanda-tandaNya telah diterima saat dirinya fly. Kesadaran bathinnya bergolak untuk bangkit dari masa-masa kelam yang telah mengotori jiwanya.
Sang Rocker kini dalam kesadaran awal setelah puluhan tahun terlelap bersama kesuksesan, polularibeg, dan kenikmatan duniawi. “Saya harus hijrah, bukan ini tujuan saya dilahirkan ke muka bumi, tetapi ada tugas lain yang harus saya lakukan sebagai bekal pertemuan dengan Sang Pemilik jiwa ini,” ujar hati itu berkata lirih.
Hatinya telah terbuahi cintaNya yang tulus dan suci sehingga sang hati sejati berkata, “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yusuf, 12 : 53).
Sebelum merasakan ke-Mahaan Allah dalam dirinya, Bangun Sugito hidup dalam serba kecukupan. Bergelimang kemewahan, bergiat dalam kehidupan malam, bertemankan jarum neraka. Begitulah hari demi hari yang dilalui seolah pakaian yang tak pernah lepas dari badannya.
Bahagiakah hidup seperti itu? Mendatangkan ketenangankah semua itu? Sebuah pertanyaan yang belum terjawab, sebuah rasa yang belum pernah ada dan sebuah keinginan yang belum tercapai. Pada akhirnya semuanya hanya menghantarkannya ke alam risau, resah dan gelisah.
Klimaks terjadi kala ia merayakan ulangtahunnya yang ke-50 pada 1997. Di situ, Gito mengundang seluruh karibnya untuk berpesta alkohol dan obat sepuasnya.
Dalam kerisauan panjang, beriring desah dan keluh kesah, daerah Puncak Bogor –Puncak dikenal sebagai tempat rekreasi di daerah Jawa Barat– selalu menjadi tempat menumpahkan penat, mengubur kegundahan yang membuncah. Wal hasil bukan ketenangan yang didapat bahkan gelisah itu makin menjadi. Namun dari daerah inilah benih hidayah itu mulai mekar membesar. Puncak menjadi tempat bersejarah, tempat solusi menjawab segala kerisauan.
Saat itu hari Jumat siang. Pria dengan rambut awut-awutan ini masih memegang botol miras, duduk di tempat yang tinggi sambil sesekali memandang ke arah bawah. Pandangannya tertuju kepada beberapa warga desa yang banyak menuju mesjid, hatinyapun bergetar, kerisauanpun kembali mengusik hati.
Mereka dengan kesahajaan bisa menemukan kebahagiaan. Apakah di Masjid ada kebahagiaan?!” Pertanyaan itu selalu mengusik Gito.
Sungguh pemandangan indah di hari Jumat itu, memberi arti tersendiri bagi kehidupan Gito Rollies. Sulit dibedakan keterusikan karena sekedar ingin tahu atau ini adalah awal Allah membukakan hatinya bagi pintu tobat.
Dicobanya untuk mendekati Masjid itu, subhanallah, seperti ada magnit yang memendekkan langkahnya untuk tiba. Mungkin di sana ada kebahagiaan. Terlihatlah sebuah pemandangan yang meluluhlantakan kegelisahannya selama ini.
“Rasanya seluruh otakku tiba-tiba dipenuhi oleh kekaguman. Dan entah kenapa, aku seperti mendapatkan ketenangan melihat orang-orang ruku, sujud dalam kekhusuan,”
“Bukankah apa yang kulakukan selama ini untuk mendapatkan ketenangan, tapi kenapa tidak? Ya, aku telah bergelut dengan kesalahan dan tetek bengeknya yang semuanya adalah dosa. Benarkah Allah tidak akan mengampuni dosaku? Lanbeg membuat apa aku hidup jika jelas-jelas bergelimang dalam ketidakbahagiaan.” Pikiran itu terus bergelayut seakan haus jawaban.
“Malam itu aku benar-benar tidak dapat memejamkan mata. Aku gelisah sekali. Ya, ternyata aku yang selama ini urekan, permisive ternyata masih takut dengan dosa dan neraka. Berhari-hari aku mengalami kegelisahan yang luar biasa. Hingga suatu malam, di saat kegelisahanku mencapai “puncaknya”, aku memutuskan untuk memulai hidup baru.
“Selama hidupku, baru kali ini aku diliputi suatu perasaan yang belum pernah aku rasakan semenjak mulai memasuki dunia selebritis. Maka, aku pun segera berwudlu dan melakukan shalat. Ketika itu, untuk pertama kalinya pula aku merasakan kebahagiaan dan kedamaian. Dan sejak hari itu, aku memutuskan untuk tekun memperdalam agama sekalipun masih banyak sekali tawaran-tawaran menggiurkan yang disodorkan kepadaku atau pun beragam ejekan dari sebagian orang. Aku pun melaksanakan haji seraya berdiri dan menangis di hadapan ka’bah memohon kepada Allah kiranya mengampuni dosa-dosa yang telah aku lakukan pada hari-hari hitamku.”
Ketika mentari terbit, Gito langsung mengajak istrinya untuk pergi ke Bandung, menjenguk sang ibunda. Di sana, ia mengutarekan niatnya untuk tobat yang disambut tangis haru sang ibu. Sejak saat itu, Gito resmi meninggalkan dunia kelam.
Satu yang disyukuri Gito adalah, dukungan dan kesabaran sang istri, Michelle, yang tak pantang habis.
“Saat aku sudah belajar agama, aku tidak berupaya menyuruhnya shalat. Ia tiba-tiba belajar shalat sendiri, begitu juga anak-anak. Suatu hari, ketika aku pulang, tiba-tiba aku mendapatinya tengah mematut diri di depan kaca sambil mengenakan jilbab. Padahal aku tidak pernah menyuruhnya. Subhanallah, istriku memang yang terbaik yang pernah diberikan Allah,” kata ayah dari empat putra ini.
Tobatnya Gito juga disyukuri oleh sang mertua, warga negara Belanda yang berimigrasi ke Kanada. Meski berbeda keyakinan, ibu mertuanya justru senang dengan perubahan yang dialami Gito.
“Kata beliau, aku jadi lebih kalem ketimbang dulu, meski sekarang pakai jenggot segala. Bahkan aku jadi menantu favoritnya lho,” tuturnya sambil terkekeh.
“Mengapa Allah memberikan hidayah kepada diriku yang kerdil ini? Mengapa Allah menciptakan makhluk yang penuh dosa ini?”
Gito mengaku harus merenung lama untuk menemukan jawaban itu. Setelah dia menjalankan shalat dan menunaikan haji, jawaban itu baru mampir di benak dan pikirannya. “Ternyata, Allah menciptakanku untuk menjadi manusia baik. Semula mengikuti idolaku, Mick Jagger. Aku menjadi penyanyi dan rekaman lalu mendapat honor. Tapi itu bukan kebahagiaan sepenuhnya membuatku.”
“Mick Jagger itu dulu menjadi idolaku. Ikut mabok, main cewek, dan seabrek dunia kelam lain. Tapi sekarang aku mengidolakan Nabi. Dan sekarang, aku menemukan nikmat yang tiada tara.”
Kalimat itu meluncur dengan lugas dari Gito Rollies, artis ndugal yang kini memilih ke pintu pertobatan. Penampilan Gito tak lagi urekan dengan rambut awut-awutan dan celana jin belel. Bukan pula pelantun lagu-lagu cadas yang berjingkrak-jingkrak tidak keruan.
“Aku sudah mendapatkan banyak hal di dunia ini. Sekarang saatnya mengumpulkan amal untuk persiapan menghadapi hari akhir ,” katanya ketika memberi testimoni tentang perubahan dalam hidupnya.
Setelah mengalami pengalaman rohani, dirinya mulai banyak bergaul dengan kalangan ulama, mengaji, serta mempelajari Al-Qur’an dan Hadits secara mendalam. Perlahan-lahan Allah SWT tanamkan pemahaman arti hidup sebenarnya. Sang Gito Rollies merasa telah menemukan hujjah yang mendasari hidupnya. “Dulu saya suka Mick Jagger, saya bahagia kalau populer. Ibaratnya, dulu tuhan saya adalah popularibeg. Nabi saya adalah para idola saya, dan rocker-rocker luar negeri, sekarang saya begitu mencintai Nabi Muhammad SAW dan ajaran-Nya,” ujarnya.
ALLAH MAHA BESAR, demikian kira-kira satu ungkapan yang cocok dialamatkan kepada legenda musik rock Indonesia tersebut. Ketika Gito memutuskan berputar haluan 180 derajat dari dunia rocker yang hingar bingar menuju kehidupan Islami yang sarat dengan dakwah, banyak sahabat yang kaget, seolah tak percaya. Apalagi bagi sahabat yang sangat mengenal Gito, rasa-rasanya “mustahil” ia berubah seperti itu. Dengan kata lain, apa yang dilakukan Gito ketika itu adalah “aneh bin ajaib”. Apalagi jika membandingkan gaya hidup dan penampilan Gito dulu yang “compang-camping” ala rocker, berubah menjadi seorang yang sangat Islami. Bahkan pakaian sehari-harinya pun bukan celana jins robek lagi, melainkan pakaian gamis lengkap dengan peci, layaknya umat Islam.
Dakwah dan Tabligh
Tidak ada yang tidak mungkin selain mengecat langit! Demikian kira-kira perumpamaan yang sedikit nyeleneh untuk mengungkapkan fenomena hijrahnya Gito Rollies ke dunia dakwah. Sejak 1997 ia mulai menapaki “karir” dalam dunia karkun Jamaah Tabligh (pekerja dakwah yang rela mengorbankan harta dan kehidupan dunia semata-mata untuk berdakwah di jalan Allah). Selama rentang waktu 1997-Februari 2008 ini, Gito telah malang melintang keliling Indonesia untuk menyebarkan dakwah kepada umat Islam. Berpindah dari mesjid satu ke mesjid lainnya.
”Awalnya, saya hanya melihat orang-orang yang pergi ke masjid dan belum menunaikan shalat, meskipun saya beragama Islam. Selanjutnya saya beranikan diri masuk ke rumah Allah itu. Wah, kali pertama rasanya malu sekali dan menakutkan tempat itu. Lama-lama Allah berkenan memberikan hidayah kepada saya,” ungkap Gito semasa hidup. Hal itu ia ungkapkan seraya mengenang awal mula kembali ke jalan Allah. (dikutip dari suaramerdeka.com. Berita Edisi 17 April 2004. Diakses Sabtu, 01 Maret 2008)
Khuruj fi Sabilillah (pergi ke luar rumah/kampung halaman) semata-mata untuk senantiasa memperbaiki iman dan ketakwaan bagi dirinya sendiri dan seluruh umat, diputuskan Gito sebagai jalan hidup. Seorang artis ibukota dalam salah satu siaran televisi Nasional mengungkapkan suatu pernyatan Gito yang mengharukan sekaligus membahagiakan, “Gito dulu pernah berkata kepada saya, bahwa ia ingin mati di panggung sebagai seorang rocker. Tapi suatu saat ia justru berubah pikiran. Gito bilang ia ingin mati di panggung, tapi bukan sebagai rocker melainkan saat berdakwah,” ungkapnya dengan nada haru dan berlinang air mata, seraya menjelaskan bahwa keinginan Gito tersebut dikabulkan Allah lewat jalan lain, yaitu Gito meninggal sesampainya di Jakarta setelah beberapa hari melaksanakan dakwah khuruj fi sabilillah di Padang, Sumatera Barat.
Demikian pula Da’i kondang Arifin Ilham, kepada wartawan, sembari tak kuasa menahan air mata, ia mengungkapkan bahwa Gito Rollies adalah teladan bagi umat. Ia juga mengungkapkan semasa hidup Gito telah berjuang di jalan Allah dengan membawa misi dakwah, meskipun penyakit yang diderita Gito cukup berat.
Luar biasa memang sosok Gito, penyakit nan ganas, kanker kelenjar getah bening yang telah ia derita sejak beberapa tahun lalu (ia bahkan pernah dirawat di Singapura), tidak menyurutkan semangat dakwahnya. Bahkan, dengan berkursi roda, ia tetap semangat mengumbar dakwah dari mesjid ke mesjid.
Berdakwah Di Kalangan Artis
Toh, meski sudah berada di jalan Allah, Gito tak pernah merasa dirinya yang paling benar. Ia selalu menolak jika disebut kyai, atau diminta untuk berceramah. Menurutnya, ia hanyalah orang yang masih terus belajar agama. Apapun yang diucapkannya di depan umum adalah upayanya berbagi cerita.
Bahkan, Gito masih merasa belum cukup bertobat hingga akhir hayatnya. Tak pernah sekalipun ia merasa dosa-dosanya telah terhapuskan. Dalam suatu pengajian ia sempat bertanya kepada ustadz yang berceramah, apakah dosa-dosanya di masa lalu bisa berkurang dengan permembuatannya saat ini.
Ia pun berdakwah di kalangan artis, baik penyanyi maupun bintang film. Allah seolah telah mengirim seorang utusan dari kalangan mereka sendiri, komunibeg yang sangat rentan terhadap segala bentuk kemaksiatan, seperti minuman keras, narkoba, bahkan seks bebas. Profesinya sebagai artis didayagunakan untuk syi’ar agama Allah, mengajak mereka dengan cinta kasih, tidak pernah memaksa, bahkan tidak merasa dirinya paling baik dan paling benar. Baginya, teladan lebih utama dari sekedar retorika religi belaka.
Penbeg musik dengan beberapa kelompok band muda terus dijalani. Bedanya, penbeg kali ini tanpa alkohol dan drugs serta menyelipkan syi’ar Islam di setiap penampilannya. Juga di balik layar lebar, film-film bertema religius sanggup dilakoni dengan satu semangat, yaitu menggemakan ajaranNya yang dibawa oleh Baginda Rasulullah. “Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata) : Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain dariNya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya).” (QS. Al-Mu’minuun, 23 : 32).
Beberapa tahun belakangan, orang mulai memanggilnya Ustadz Gito, meski ia menolak panggilan itu. Banyak kalangan artis yang tersadarkan setelah menyimak penuturan pengalaman hidupnya. Teladan dan ucapannya yang lemah lembut memmembuat semakin banyak orang yang simpatik dengan isi dakwah, syi’ar yang diangkat dari pengalaman pribadinya. Ia pun sempat mendaur ulang album lawasnya, Cinta yang Tulus, bukan lagi tema cinta antara sepasang manusia tetapi antara makhluk dan Khalik.
Kini Kang Gito telah berubah, masa lalu memang tidak mungkin terhapus dari diary-nya, dan akan menjadi catatan sejarah panjang. Tetapi itulah kehidupan, segalanya belum titik, tapi masih koma. Dan baru mencapai titik bila ajal menjemput. Jalan hidupnya mengingatkan kita pada sosok Cat Stevens yang pernah tersandung sebuah kejadian luar biasa, lanbeg banting setir ke arah tidak terduga setelah selamat dari gulungan ombak besar di pantai Hawaii. Cat Stevens meninggalkan agama lamanya dan dunia yang memungkinkan segalanya kecuali spiritualibeg. Ia pun berganti agama dan namanya dengan jati diri yang baru, yaitu Yusuf Islam. Gito Rollies tidak perlu ganti nama, namun dirinya bermetamorforsis menjadi hambaNya yang memahami tujuan hidupnya serta berusaha menjadi bermanfaat bagi orang lain walaupun harus berceramah di abeg kursi roda dan melawan penyakit kanker getah benih yang menderanya sejak 2005.
Wafat Dengan Tersenyum
Perjalanannya terhenti pada pukul 18.45 WIB, Kamis (28/02), setelah Sang Rocker menghembuskan nafasnya yang terakhir. “Beliau meninggal setelah melakukan shalat Maghrib dan melakukan do’a terakhir,” ujar rekan artis yang turut melayatnya. Dua belas tahun lebih di sisa usianya dihabiskan untuk melayani dan mengajak orang lain melakukan kebaikan. Sakitnya tidak begitu dirasakan, bahkan pada akhirnya beliau nikmati sebagai peluntur sisa-sisa kekotoran dirinya dan menjadi musabab kematiannya.
Ia tersenyum saat Sang Malaikat maut mengepakkan sayapnya dan hadir di hadapannya untuk mencabut nyawa sang Rocker. Ikhlas menerima takdirNya, melepaskan segala bentuk atribut keduniawian. Kekelaman hidup terbayar tunai dengan amal permembuatan, dan senyum itu semakin menyeringai di wajahnya kala sang Malaikat perlahan-lahan mengambil ruh milikNya. Sehingga beliau masih mempunyai waktu untuk melafalkan lafadz tauhid. Dan sang Rocker pun meninggalkan dunia fana ini dengan rasa puas dan merasa tenang. “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu.” (QS. Al-Fajr, 89 : 27-30).
Insya Allah, beliau meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Mudah-mudahan peristiwa ini memotivasi kita semua untuk bisa bermembuat sebaik-baiknya, dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kita di sisa umur yang tidak lama lagi. Tiada pernah terucap kata putus asa, karena Dia pasti akan mengampuni segala kesalahan dan dosa-dosa hamba-hambaNya, karena Kasih SayangNya bak Samudera Tak Bertepi. Semoga kita termasuk orang-orang yang berakhir hidup dengan jiwa yang muthmainnah, sebagaimana mereka yang terpilih.
Gito menigggalkan seorang isteri bernama Michelle dan lima anak, yakni Galih Permadi, Bintang Ramadhan, Bayu Wirokarma, dan Puja Antar Bangsa.
Sebaik-baik usia tiap orang adalah pada penghujungnya. Dan ketahuilah, bagi kita, ujung-ujung usia akan selamanya menjadi misteri, karena seringkali di sanalah Allah memberikan kesudahan yang indah dari perjalanan taubat hamba-Nya.


Selasa, 10 November 2015

16 Tense Grammar



Simple Past Tense

Simple Past Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang telah terjadi pada waktu lampau dan tidak ada hubungannya dengan masa sekarang.

Rumus :

( + ) S + V2

( - ) S + did not + V1

( ? ) Did + S + V1

Example :

( + ) I went to Campus yesterday.

(Saya pergi ke Kampus kemarin.)

( - ) I did not go to Campus yesterday.

(Saya tidak pergi ke Kampus kemarin.)

( ? ) Did you go to Campus yesterday?

(Apakah kamu pergi ke Kampus kemarin?)



Past Continuous Tense

Past Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang sedang beralangsung pada waktu lampau ketika kejadian lain terjadi.

Rumus :

( + ) S + was/were + Ving

( - ) S + was/were + not + Ving

( ? ) Was/were + S + Ving

Example :

( + ) I was listening to radio when the telephone rang

(Saya sedang mengdengarkan radio ketika telepon berbunyi.)

( - ) I wasn’t watching TV when you phoned me.

(Saya tidak sedang menonton TV ketika anda menelpon saya.)

( ? ) Were you Watching TV when I called you?

(Apakah kamu sedang menonton TV ketika saya menelpon kamu?)



Past Perfect Tense

Past Perfect Tense digunakan untuk menerangkan suatu perbuatan atau peristiwa yang sudah selesai dilakukan pada waktu lampau.

Rumus :

( + ) S + had + V3

( - ) S + had + not + V3

( ? ) Had + S + V3

Example :

( + ) I had gone when He arrived at my Home.

(Saya pergi ketika dia tiba di rumah saya.)

( - ) She hadn’t been at home.

(Dia tidak ada di rumah.)

( ? ) Had you studied English when your father come here?

(Apakah kamu telah belajar Bahasa Inggris ketika ayahmu ke sini?)



Past Perfect Continuous Tense

Past Perfect Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang sudah dimulai pada waktu lampau dan masih berlangsung terus hingga pada waktu yang lampau pula.

Rumus :

( + ) S + had + been + Ving

( - ) S + had + not + been + Ving

( ? ) Had + S + been + Ving

Example :

( + ) He had been living in here before he moved to Semarang.

(Dia telah tinggal di sini, sebelum dia pindah ke Semarang.)

( - ) They had not been sleeping until I can me to meet him.

(Mereke belum sedang tidur hingga saya menemui mereka.)

( ? ) Had she been finishing her duty before her leader inspected it?

(Apakah dia sudah menyelesaikan tugas-tugasnya sebelum pimpinannya memeriksanya?)



Simple Present Tense

Simple Present Tense adalah suatu bentuk kalimat yang menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau kejadian yang merupakan kebiasaan sehari-hari.

Rumus :

( + ) S + V1 (s/es)

( - ) S + do/does + not + V1

( ? ) Do/does + S + V1

Example :

( + ) I drink coffee.

(Saya minum kopi.)

( - ) I don’t coffee

(Saya tidak minum kopi.)

( ? ) Do you drink coffee?

(Apakah kamu minum kopi?)


Present Continuous Tense

Present Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang sedang berlangsung atau sedang dikerjakan, dan belum selesai di waktu sekarang.

Rumus :

( + ) S + to be + Ving

( - ) S + to be + not + Ving

( ? ) to be + S + Ving

Example :

( + ) I am waiting a letter now

(Saya sedang menulis surat sekarang.)

( - ) They are not speaking English

(Mereka tidak sedang berbicara Bahasa Inggris.)

( ? ) Is he watching TV now?

(Apakah dia sedang nonton TV sekarang?)



Present Perfect Tense

Present Perfect Continuous Tenses digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau persitiwa yang sedang terjadi pada waktu lampau dan masih ada hubungannya dengan saat sekarang.

Rumus :

( + ) S + have/has + V3

( - ) S + have/has + Not + V3

( ? ) Have/has + S + V3

Example :

( + ) He has lived there for two years ago.

(Dia telah tinggal di sana selama dua tahun.)

( - ) They haven’t come here yet.

(Mereka belum datang kemari.)

( ? ) Have you eaten your brea?

(Apakah kamu sudah makan rotimu?)


Present Perfect Continuous Tense

Present Perfect Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang dimulai dari waktu lampau dan masin terus berlangsung hingga waktu sekarang

Rumus :

( + ) S + have/has + been + Ving

( - ) S + have/has + not + been + Ving

( ? ) Have/has + S been + Ving

Example :

( + ) I have been studying English for over nine years.

(Saya telah belajar bahasa inggris selama lebih dari Sembilan tahun.)

( - ) They haven’t been swimming since January .

(Mereka belum berenang lagi sejak bulan January.)

( ? ) Has she been studying English for two year?

(Apakah dia teleh mempelajari bahsa Inggris selama dua tahun?)


Future Tense

Future Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang terjadi atau dilakukan pada waktu yang akan datang. Ciri penandanya misalnya terdapat kata tomorrow, next month, next year, next saturday, dan sebagainya.

Rumus :

( + ) S + will + V1

( - ) S + will + not + V1

( ? ) Will + S + V1

Example :

( + ) I will do to Jakarta next week.

(Saya akan ke Jakarta minggu depan.)

( - ) They will not sail to the sea.

(Mereka tidak akan berlayar ke lautan.)

( ? ) What will she do then?

(Apa yang akan dia lakukan selanjutnya?)


Future Continuous Tense

Future Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang akan sedang terjadi pada waktu yang akan datang

Rumus :

( + ) S + will + be + Ving

( - ) S + will + not + be + Ving

( ? ) Will + S + be + Ving

Example :

( + ) My mother will be teaching math at o’clock next week.

(Ibu saya akan (sedang) mengajar matematika jam delapan minggu depan.)

( - ) We shall not be working at 7 p.m.

(Kita tidak akan (sedang) bekerja pada jam tujuh malam besok.)

( ? ) Will you be going out if she comes here to night?

(Akan Anda akan (sedang) keluar, jika dia datang ke sini nanti malam?)


Future Perfect Tense

Future Perfect Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang sudah dimulai pada waktu lampau dan segera selesai pada waktu yang akan datang.

Rumus :

( + ) S + will + have + V3

( - ) S + will + not have + V3

( ? ) Will + S + have + V3

Example :

( + ) She will have been at home.

(Dia akan telah berada di rumah.)

( - ) The wild cat will not have been here for a year by next month.

(Kucing liar itu belum akan sudah di sini selama setahun setahun menjelang bulan ini.)

( ? ) Will you have been a doctor by next year?

(Akan Anda sudah menjado dokter tahun depan?)


Future Perfect Continuous Tense

Future Perfect Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang sudah dimulai pada waktu lapau tetapi mungkin akan berlangsung pada waktu yang berlainan di masa mendatang.

Rumus :

( + ) S + will + have + been + Ving

( - ) S + will + not + have + been + Ving

( ? ) Will + S + have + been + Ving

Example :

( + ) By next new year I shall have been teaching at this SMU for three years.

(Menjelang tahun baru mendatang, (berarti) tiga tahun saya mengajar di SMU ini.)

( - ) I shall not have been staying here for five years by the end by month.

(Saya belum akan sudah tinggal di sini selama lima tahun menjelang akhir bulan ini.)

( ? ) Will she have been leaving the town for two years by end of this year?

(Apakah kamu akan sudah meninggalkan kota ini menjelang akhir tahun ini?)


Past Future Tense

Past Future Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbutan atau peristiwa yang akan terjadi pada waktu lampau.

Rumus :

( + ) S + should/would + V1

( - ) S + should/would + not + V1

( ? ) should/would + S + V1

Example :

( + ) I would be there the week before.

(Saya mestinya berada di sana minggu sebelumnya.)

( - ) I should not give money if you to my shop.

(Saya tidak akan member uang jika kau datang ke tokoku.)

( ? ) Would he buy a shoes last month ?

(Akankan ia membeli sepatu bulan lalu?)


Past Future Continuous Tense

Past Future Continuous Tenses ialah bentuk waktu untuk menyatakan perbuatan atau peristiwa yang akan sedang dilaksanakan dimasa lampau.

Rumus :

( + ) S + would + be + Ving

( - ) S + would + not + be + Ving

( ? ) Would + S + be + Ving

Example :

( + ) I should be beginning an examination at this time following day.

(Saya akan sedang memulai ujian pada jam ini di hari berikutnya.)

( - ) We couldn’t be playing at six o’clock yesterday moorning.

(Pukul enam kemarin pagi kita tidak akan sedang bermain.)

( ? ) Would you be playing a chess at three o’clock yesterday?

(Apakah kamu akan sedang bermain catur pada jam tiga kemarin?)


Past Future Perfect Tense

Past Future Perfect Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang akan sudah selasai pada waktu lampau atau menyatakan pengandaian yang tidak mungkin terjadi karena syaratnya sudah pasti tidak akan terpenuhi.

Rumus :

( + ) S + would + have + V3

( - ) S + would + not + have + be + V3

( ? ) Would + S + have + V3

Example :

( + ) I should have been at home if you had invited me

(Saya akan sudah berada di rumah jika kamu telah mengundanku.)

( - ) He would not have graduated if he hadn’t studied hard.

(Dia tidak akan lulus seandainya dia tidak belajar dengan giat.)

( ? ) Would your aunt have wedded with my uncle if my father had been agreed?

(Apakah bibimu akan sudah menikah dengan pamanku, seandainya ayahku sudah

menyetujuinya?)


Past Future Perfect Continuous Tense

Past Future Perfect Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang akan sudah sedang akan berlangsung pada waktu lampau.

Rumus :

( + ) S + would + have + been + Ving

( - ) S + would + not + have + been + Ving

( ? ) Would + S + have + been + Ving

Example :

( + ) We should have been teaching English at SMP for three years by the end of last year.

(Kami akan sudah sedang mengajar bahasa inggris di SMP selama tiga tahun menjelang tahun lalu.)

( - ) You would not have been studying mathematics for two month, by the end of lastmonth

(Kamu belum akan sudah belajar matematika selama dua bulan menjelang akhir bulan lalu.)

( ? ) Would they have been waiting for me for three hours by Last Sunday?

(Apakah mereka akan sudah sedang menungguku selama tiga jam menjelang hariminggu lalu?)


Prinsip Kerja Elektro Mekanis Magnetik (dasar NO & NC)


Sebelum mempelajari lebih dalam mengenai Time Delay Relay (Timer), Thermal Over Load Relay (Tripper Over Load), Relay Contactor (Relay), dan Magnetic Contactor (Kontaktor), Sebaiknya kita mempelajari sistem kerjanya terlebih dahulu. agar mampu memahami suatu fungsi rangkaian kerja otomatis.

Relay dan Kontaktor (Relay and Magnetic Contactor)


Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk menggerakkan penutup dan pembuka saklar internal didalamnya. Yang membedakannya dari kedua peralatan tersebut adalah kekuatan saklar internalnya dalam menghubungkan besaran arus listrik yang melaluinya.

Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay atau kontaktor, maka saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada saklar internalnya yang terputus. Hal tersebut sama persis pada kerja tombol push button, hanya berbeda pada kekuatan untuk menekan tombolnya.Klik disini untuk mempelajari Tombol

Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO (Normally Open= Bila coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik, kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung) dan kontak NC (Normally Close= Sebaliknya dengan Normally Open). Seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.


Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol (Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.


gambar kontak internal pada Kontaktor


gambar kontak internal pada relay

Penyambungan sederhana rangkaian kontaktor:


Perhatikan bagaimana lampu akan menyala ketika switch saklar dihubungkan ke sumber listrik. Mengapa begitu repot menggunakan kontaktor untuk menyalakan sebuah lampu bohlam? Mengapa rangkain ini menggunakan dua buah sumber listrik yang berbeda?


Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay (Tripper)


Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini Timer dan Tripper juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang membedakannya hanya pada kondisi pengaktifannya saja.

Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja ketika timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10 detik, maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer dengan sumber arus listrik. Perhatikan gambar Timer di bawah ini.


Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di Timer, padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC nya bekerja karena mendapat daya tekan dari bimetal trip yang terdapat di dalamnya. Bimetal Trip ini akan melengkung apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya dan menekan lengan kontak, sehingga kontak NC berubah menjadi kontak NO.


Kegunaan NO dan NC

Setelah paham bagaimana kerja kontak NO dan NC yang terdapat pada peralatan tersebut diatas, maka saya sarankan untuk mempelajari bagaimana kontak NO NC tersebut digunakan semaksimal mungkin untuk sebuah rangkaian pengendali pada rangkaian utama.

Simbol Relay



Pengertian Relay dan Fungsinya – Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Gambar Bentuk dan Simbol Relay

Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang sering ditemukan di Rangkaian Elektronika.


Prinsip Kerja Relay

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
Electromagnet (Coil)
Armature
Switch Contact Point (Saklar)
Spring

Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
Arti Pole dan Throw pada Relay

Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :
Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.

Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :
Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay

Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :

Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).

Pengertian, Fungsi, Prinsip, dan Cara Kerja Relay



Tahu kenapa sein motor dan mobil kita berbunyi 'tek tek tek'? Kok bisa ya ada pompa air otomatis? Itu semua adalah aplikasi dari relay. Sudah tahu apa itu relay? Bagaimana cara menggunakan relay?


Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis.


Logam ferromagnetis adalah logam yang mudah terinduksi medan elektromagnetis. Ketika ada induksi magnet dari lilitan yang membelit logam, logam tersebut menjadi "magnet buatan" yang sifatnya sementara. Cara ini kerap digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat kemagnetan pada logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang melilitinya teraliri arus listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang jika suplai arus listrik ke lilitan diputuskan.

Berikut ini penjelasan dari gambar di atas:

Amarture, merupakan tuas logam yang bisa naik turun. Tuas akan turun jika tertarik oleh magnet ferromagnetik (elektromagnetik) dan akan kembali naik jika sifat kemagnetan ferromagnetik sudah hilang.
Spring, pegas (atau per) berfungsi sebagai penarik tuas. Ketika sifat kemagnetan ferromagnetik hilang, maka spring berfungsi untuk menarik tuas ke atas.
Shading Coil, ini untuk pengaman arus AC dari listrik PLN yang tersambung dari C (Contact).
NC Contact, NC singkatan dari Normally Close. Kontak yang secara default terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) ketika posisi OFF.
NO Contact, NO singkatan dari Normally Open. Kontak yang akan terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) kotika posisi ON.
Electromagnet, kabel lilitan yang membelit logam ferromagnetik. Berfungsi sebagai magnet buatan yang sifatya sementara. Menjadi logam magnet ketika lilitan dialiri arus listrik, dan menjadi logam biasa ketika arus listrik diputus.
Aplikasi Rangkaian Pemicu Relay, ini adalah rangkaian / alat yang akan memicu relay untuk menjadi ON ketika sesuai situasi / kondisi tertentu. Rangkaian pemicu ini biasanya memiliki sensor atau rangkaian timer (memanfaatkan 'time delay'). Rangkaian yang menggunakan sensor misalnya sensor suhu, sensor air, sensor cahaya, sensor arus, dll. Sedangkan rangkain timer misalnya timer pada mesin cuci, timer tv, dll.
Sebenarnya aplikasi relay banyak sekali. Dari mobil-mobilan, kulkas, lampu sein motor dan mobil, pompa air otomatis, hingga peralatan pada pesat terbang. Dari relay yang jenisnya kecil hingga yang mempunyai daya besar. Dari relai DC 5 volt, 12 volt hingga yang bervoltase tinggi. Keuntungan kita dalam menggunakan relay:
Kita bisa membuat rangkaian otomatis penyambung/pemutus (switch) tegangan AC dan DC
Relay bisa digunakan pada switch tegangan tinggi
Relay juga menjadi solusi pada switch dengan arus yang besar
Bisa melakukan swith pada banyak kontak dalam waktu yang bersamaan
Jika mau bertanya atau berdiskusi, silakan isi komentar. Masukan dan sarannya juga sangat kami butuhkan.. :)

Contoh cara mengaktifkan relay 12 volt dengan inputan 3 volt atau yang lebih rendah... klik Video : Driving Relay - Mengaktifkan Relay 12v dengan 3v Input

Berikut Dasar Pesawat Rontgen

Radiology Dasar

Teori Dasar :


Pesawat radiology adalah alat / pesawat medik yang bekerja mengunakan radiasi pengion baik itu sinar nuklir,gamma,sinar X dan lain-lain
Pesawat roentgen adalah alat / pesawat medik yang bekerjanya mengunakan radiasi sinar X, baik untuk keperluan fluoroskopi maupun radiografie.


Sejarah singkat ditemukannya sinar X :


Sinar X pertama kali ditemukannya oleh Willhem Conrad Rontgen pada tahun 1895, beliau mengunakan tabung Geslier yaitu tabung yang terbuat dari Glass Envelope yang didalamnya terdapat gas Argon atau Xenon yang jika ada perbedaan potensial diantara anoda dan katoda maka gas –gas ini akan terionisasi dan elektron-elektron akan membebaskan diri dari ikatan atomnya. Elektron yang terdekat dengan anoda akan langsung ditarik keanoda sehingga terjadi hole. Hole ini akan diisi oleh elektron berikutnya, tempat yang ditinggalkan elektron ini akan menjadi hole lagi dan terjadi pengisian lagi oleh elektron berikutnya, begitu seterusnya sehingga akan terjadi estafet elektron dan terjadilah rangkaian tertutup dan terjadilah arus elektron yang berkebalikan dengan arus listrik yang kemudian disebut arus tabung . Pada saat yang bersamaan, elektron-elektron yang ditarik ke anoda tersebut akan menabrak anoda dan ditahan. Jika tabrakan elektron tersebut tepat diinti atom disebut peristiwa Breamstrahlung dan apabila menabraknya dielektron dikulit K, disebut K Karakteristik. Akibat tabrakan ini maka terjadi hole-hole karena elektron-elektron yang ditabrak tersebut terpental. Hole-hole ini akan diisi oleh elektron-elektron lain. Perpindahan elektron ini akan menghasilkan seatu gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya berbeda-beda. Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,1 – 1 A inilah yang kemudian disebut sinar X atau sinar Rontgen. Tabung X ray jenis pertama ini disebut Cold Chatoda Tube
Namun pada perkembangan selanjutnya, pada tahun 1913, Collige menyempurnakan penemuan Rontgen dengan memodifikasi tabung yang digunakan. Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang didalamnya hanya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Tabung jenis ini kemudian disebut Hot Chatoda Tube dan merupakan tabung yang dipergunakan untuk pesawat Rontgen konvensional yang sekarang. 


Cara kerja Hot katoda Tube :


Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang didalamnya hanya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda / filamen tabung rontgen dihubungkan ke transformator filamen. Transformator filamen ini akan memberi supply sehingga mengakibatkan terjadinya pemanasan pada filamen tabung rontgen, sehingga terjadi Thermionic Emission, dimana elektron-elektron akan membebaskan diri dari ikatan atomnya, sehingga akan banyak terjadi elektron bebas dan terbentuklah awan elektron.
Anoda dan katoda di hubungkan dengan transformator tegangan tinggi 10 KV – 150 KV. Primer HTT diberi tegangan AC ( bolak-balik ) maka akan terjadi garis-garis gaya magnet ( GGM ) yang akan berubah – ubah bergantung dari besarnya arus yang mengalir. Akibat dari perubahan garig-garis gaya magnet ini akan menyebabkan timbulnya gaya gerak listrik ( GGL ) pada kumparan sekunder, yang besarnya tergantung dari setiap perubahan fluks pada setiap perubahan waktu ( E = - d Φ / dt ). Dari proses ini didapatkanlah tegangan tinggi yang akan disuplay ke elektroda tabung rontgen.
Pada saat anoda mendapatkan polaritas + dan katoda mendapat polaritas - maka elektron-elektron bebas yang ada disekitar katoda akan ditarik menuju anoda, akibatnya
terjadilah suatu loop ( rangkaian tertutup) maka akan terjadi arus elektron yang berlawanan dengan arus listrik yang kemudian disebut arus tabung. Pada saat yang bersamaan, elektron-elektron yang ditarik ke anoda tersebut akan menabrak anoda dan ditahan. Jika tabrakan elektron tersebut tepat diinti atom disebut peristiwa Breamstrahlung dan apabila menabraknya dielektron dikulit K, disebut K Karakteristik. Akibat tabrakan ini maka terjadi hole-hole karena elektron-elektron yang ditabrak tersebut terpental. Hole-hole ini akan diisi oleh elektron-elektron lain. Perpindahan elektron ini akan menghasilkan seatu gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya berbeda-beda. Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,1 – 1 A inilah yang kemudian disebut sinar X atau sinar Rontgen . 





Blok diagram Pesawat roentgen konvensional






1. Blok Rangkaian Power Supply



Ragkaian ini berfungsi untuk mendistribusikan tegangan pada seluruh rangkaian pesawat sesuai yang dibutuhkan oleh masing-masing rangkaian. Rangkaian ini terdiri dari :


1. Saklar.
Berfungsi untuk menghubungkan supply listik PLN dengan pesawat roentgen.


2. .Fuse / sekring
Berfungsi sebagai pengaman.


3. Voltage Compensator
Alat yang berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang diperlukan pesawat jika terjadi penurunan atu kenaikan pada supply PLN Jika tegangan naik kita harus menambah jumlah lilitan primer dengan memutar selector voltage compensator dan jika tegangan turun kita harus mengurangi jumlah lilitan primer dengan memutar selector voltage compensator sehingga diperoleh perbandingan transformasi antara tegangan dan jumlah lilitan primer dengan tegangan dan jumlah lilitan sekunder adalah tetap dengan demikian diperoleh nilai tegangan pada setiap lilitan akan tetap.
Perbandingan transformasi dapat dirumuskan :


E1 : N1 = E2 : N2

Dimana E1 = Tegangan di primer
N1 = Jumlah lilitan di primer
E2 = Tegangan di sekunder
N2 = Jumlah lilitan di sekunder


Contoh : E1 : N1 = E2 : N2
220 : 220 = 1 : 1

Jika tegangan dari PLN stabil 220 v dan lilitan primer jumlahnya 220 maka perbandingan output di sekunder = 1:1 maksudnya, pada setiap lilitan terdapat 1 volt tegangan.
Jika tegangan dari PLN naik menjadi 230 v dan lilitan primer 220, maka perbandingan output ¹ 1 : 1;
230 v : 220 ¹ 1 : 1 
agar diperoleh nilai tegangan setiap lilitan (pada output / sekunder) akan tetap 1 : 1 maka kita harus menambah jumlah lilitan primer sebanyak 10 lilitan.
E1 : N1 = E2 : N2
230 v : 230 = 1 : 1
Maka perbandingan transformasi tetap.
Jika tegangan dari PLN turun menjadi 210 v dan jumlah lilitan primer tetap 220 maka perbandingan pada sekunder (output) ¹ 1 : 1
210 v : 220 ¹ 1 : 1
Agar tetap diperoleh perbandingan transformasi 1 : 1 / tetap, maka kita harus mengurangi jumlah lilitan primer sebanyak 10 lilitan.
210 v : 210 = 1 : 1 
Maka diperoleh perbandingan transformasinya tetap.


1. Auto Trafo :
Alat untuk memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan keseluruh pesawat. Autotrafo adalah transformator yang kumparan primer dan kumparan sekundernya menjadi satu dalam satu core 

2. Line Resistance ( R Mate)
Setiap pesawat mempunyai hambatan atau R yang diberikan oleh pabrik, contohnya pada pesawat shimadzu R=0,04-0,08Ω, resistance ini disebut R internal ( R pesawat ). Sehinnga R line adalah tahanan atur yang berfungsi untuk mencocokkan tahanan pengkabelan dengan tahanan yang dibutuhkan pesawat.
R internal = R. mate (line) + R. Eksternal (pengkabelan).


3. Voltage Indicator :
Untuk mengetahui apa tegangan PLN mengalami kenaikan atau penurunan.


4. KVP selector Mayor
Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminal x 10 KV


5. KVP selector Minor
Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminalnya 1 KV


6. Voltage regulator :
Untuk memilih tegangan PLN 110/220/380 Vac tergangtung dengan pesawat yang digunakan dan dinegara mana.


2. Blok Rangkaian Pemanas Filamen.


Fungsinya untuk memberikan catu daya dan mengatur besar arus pemanas filament agar terjadinya termionic emission bisa di kendalikan sehingga jumlah electron – electron bebas yang dihasilkan pada filament tabung rontgen bisa dicontrol.


Rangkaian ini terdiri dari :

Ø Rangkaian Stabilisator Tegangan.
Fungsinya untuk menstabilkan tegangan untuk rangkaian pemanas filament sehingga pengaruh fluktuasi tegangan PLN tidak mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada filament tabung rontgen. Rangkaian ini terdiri lagi kumparan primer yang kita sebut N1, kemudian kumparan sekunder yang terdiri dari N2 dan N3. N2 di paralel dengan C diseri dengan N3. Masukkan / input disebut Ek1 dan keluaran / output disebut Ek2.


Ada 3 kemungkinan keadaan pada stabilizer tegangan :

1. EK 1= EK 2 ( PLN Normal )
Tidak terjadi penaikan / penurunan tegangan PLN. Pada N2,tegangan mendahului arus sebesar 90o sedangkan pada C arus akan mendahului tegangannya rebasar 90o. Sehingga pada tegangan C dan tegangan N2 akan mempunyai besar tegangan yang sama (karena diparallel) tetapi fasenya akan berlawanan. Perbedaan fasa ini menyebabkan terjadinya peniadaan impedansi antara R dan C sehingga tegangan pada stabilisator tegangan adalah tegangan yang keluar melewati R internal dan bukan R impedansi.

2. EK 1> EK 2 ( kenaikan tegangan PLN)
Karena terjadi kenaikan tegangan PLN, maka tegangan pada N2 juga akan mengalami kenaikan. Pada saat tersebut adalah masa transisi (perubahan), dimana tegangan pada C masih tetap (tidak mengalami perubahan), sehingga antara tegangan pada N dan tegangan pada C terjadi beda fase sebesar IXN2 - IXC ( karena Xc lebih kecil ), sehingga besar keluaran pada N dan C (parallel) = IXN2 - IXC + I.R

3. Pada saat Ek1
Jika tegangan diprimer Turín maka tegangan di sekunder juga akan ikut turun (N2 dan N3 tegangannya akan turun). Meskipun tegangan di N2 turun tapi tegangan di C tidak akan langsung turun, hal ini karena belum terjadi stedy state sehingga antara teganagn di C dan N2 terjadi selisih fase dimana tegangan di C akan lebih besar dari tegangan di N2.
maka pada E = IXC + IXN2 sehingga Ek2 = E + IXN3

Ø Space Charge Compensator
Alat ini berfungsi untuk mengkompensasikan nilai arus tabung agar sesuai dengan yang dipilih meskipun terjadi perubahan tegangan tinggi pada tabung roentgen. Rangkaian ini berupa variable resistor (VR) yang terdiri dari tap-tap, yang tiap tap-tapnya mempunyai nilai R yang berbeda-beda.
Karakteristik tabung roentgen:
- Semakin tinggi tegangan maka arus akan semakin besar.
- Tabung roentgen hanya bekerja pada daerah space charge.

Selector pada SCC ini digank dengan kvp selector moyar dengan maksud agar pada saat kita memilih besar tegangan kita juga mengatur/memilih besarnya nilai R pada SCC. Jika posisi kvp selector mayor pada pemilihan KV tertinggi maka pada SCC nilai R nya akan pada posisi dengan nilai R tertinggi begitu juga sebaliknya.Hal ini dimaksudkan supaya pada saat KV naik maka SCC yang terdiri dari VR dan digank dengan KV selector, maka nilai R pada SCC juga naik sehingga terjadi voltage drop yang besar pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada pemanas filamen berkurang, jadi walaupun energi yang menarik elektron lebih kuat tetapi jumlah electron yang ditarik sedikit maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan yang telah ditentukan.. Kemudian pada saat KV turun maka nilai R space charge compensator yang terdiri dari VR yang telah digank dengan KV selector akan turun juga, sehingga terjadi voltage drop yang kecil pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada pemanas filamen bertambah / naik sehingga awan elektron naik (semakin banyak) sehingga walaupun energi yang menarik electron kecil tapi electron yang ditarik banyak maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan





Ø mA control




Berfungsi untuk mengatur arus pemanas filament yang kemudian akan digunakan sebagai penentu besarnya arus tabung yang digunakan. Alat ini disambung seri dengan trafo filament. Untuk memilih arus tabung kita sebenarnya memilih nilai R nya untuk menentukan voltage drop pada VR. Semakin besar pilihan mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R yang paling kecil,sehingga voltage dropnya kecil. Dan semakin kecil mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R paling besar. Arus tabung ditentukan oleh besarnya tegangan pada trasformator filamen. Tegangan transformator ini (EF) akan menentukan besarnya arus transformator filamen ini (IF), semakin besar tegangan trafo filamen semakin besar pula arus yang mengalir pada trafo filament,besarnya arus trafo filamen ini akan menentukan banyaknya elektron bebas yang dihasilkan. EF besar --> IF besar --> elektron bebas banyak --> awan electron banyak. Jika R lebih tinggi, tegangan trafo filamen kecil karena dengan tahanan lebih besar maka tegangan pada tegangan trafo lebih kecil karena R tadi menyebabkan voltage drop yang lebih besar.
V = I x R . Tegangan pada filament = Tegangan awal – voltage drop.


Ø 



Stand by Resistance
Alat yang berfungsi untuk memberikan pemanasan awal pada filamen tabung rontgen agar terjadi pre heating sebelum expose berlangsung sehingga filament tabung roentgen lebih awet. Alat ini terdiri dari R yang dilengkapi yang dilengkapi dengan kontaktor yang digerakkan oleh delay relay.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut, pada saat main swith ON, filament tabung rontgen langsung mendapatkan tegangan dari transformator filament tapi melewati stand by resistant sehingga tegangan yang mengalir bukan tegangan normal. Pada saat expose, timer bekerja dan relay energice bekerja sehingga kontaktor exposure swith terhubung dan kontaktor relay di stand by resistant terhubung (di by pass ), sehingga tegangan akan melewati kontaktor (bukan R lagi) sehingga tidak ada voltage drop sehingga pemanasan filament pada tegangan normal.


Ø Filament limiter (mA limiter)

Alat yang berfungsi untuk membatasi mengalirnya arus filamen, maksudnya agar tegangan pemanas filamen di atas sesuai dengan kemampuan kapasitas filamen tabung rontgen sehingga pemberian tegangan tersebut memberi pemanasan yang normal. Pengunaan filament limiter ini akan lebih terasa terutama pada tabung rontgen yang mengunakan double focus, yaitu focus besar dan focus kecil yang masing-masing dilengkapi filament limiter sendiri. Untuk yang large focus nilai tahanan limiternya kecil, sedangkan untuk yang small focus nilai tahanan limiternya besar yang diatur sekali pada waktu perakitan.


Ø Trafo filament



Berfungsi untuk step down filament, biasanya tegangan yang digunakan adalah tegangan 110 volt menjadi 12 v/18 v tergantung spesifikasi tabung.


Ø Filamen tabung rontgen
Berfungsi sebagai sumber elektron dan juga sebagai katoda..
Terdiri dari bahan Tungsten yang mempunyai titik lebur yang tinggi 3600 oC dengan nomor atom 74. Filamen ini berfungsi sebagai sumber elektron dan juga sebagai katoda

Katoda / filament terbagi 2, yaitu :
a. Katoda Direct
Disebut juga katoda langsung yaitu filament yang sekaligus berfungsi sebagai katoda
a. Katoda Indirect
Disebut juga katoda tak langsung yaitu filament hanya berfungsi sebagai sumber elaktron sedangkan katodanya dipisah (didepan filament), katodanya bias terhubung dengan transformator filament atau dengan sumber lain.
Pada katoda juga dipasang Focussing Cup yaitu alat yang menyerupai mangkok untuk mengfokuskan jalannya electron dari anoda ke katoda.
Katoda juga bisa berupa :
a. Single focus
b. Double focus
Maksud digunakannya double focus agar dapat melayani pengunaan mA(arus) yang berbeda-beda. 


1. Blok Rangkaian Tegangan Tinggi





Pada rangkaian ini terdapat trafo tegangan tinggi yang berfungsi untuk memberikan beda potensial antara anoda dan katoda dimana anoda harus selalu mendapat polaritas positif dan katoda harus selalu mendapat polaritas negatif agar elektron-elektron bebas yang ada disekitar katoda dapat ditarik ke anoda.
Transformator adalah alat yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dari satu rangkaian kerangkaian lain. Bila transformator tersebut untuk menaikkan tegangan disebut transformator step up ( pada HTT )dan apabila untuk menurunkan tegangan disebut transformator step down ( pada trafo filamen ). transformator step up mempunyai jumlah lilitan sekunder lebih banyak dari pada jumlah lilitan primernya sedangkan transformator step down mempunyai jumlah lilitan sekunder lebih sedikit dari pada jumlah lilitan primernya. Pada HTT jenis transformator yang digunakan adalah step up dan perbandingan transformasinya bisa mencapai 1 : 1000 atau tergantung dari desain pabrik pembuatan. Bila pada kumparan primer dialiri arus bolak balik ( AC ) maka akan timbul garis-garis gaya magnet yang berubah-ubah tergantung dari besarnya arus yang mengalir. Perubahan garis-garis gaya magnet ini akan menyebabkan terjadinya gaya gerak listrik ( ggl ) pada lilitan sekundernya, yang besarnya bergantung dari perubahan fliks pada setiap perubahan waktu.

4.Blok rangkaian tabung rontgen
Merupakan sebuah tabung diode yaitu tabung vakum yang terdiri dari dua elektrode, yaitu anode dan katode. X ray tube adalah tempat berlangsungnya proses terbentuknya sinar x.
~ Pesawat dengan 1 unit x ray tube over table untuk pemotretan tunggal disebut “Pesawat Rontgen 1 examination”
~ Pesawat rontgen yang memiliki x ray tube over table dan under table disebut 2 Examination.


Ada 2 macam x ray tube :
- x ray tube over table à berada diluar patient table
- x ray tube under table à berada di bawah universal patient table


5. Blok tangkaian timer

Timer berfungsi untuk menentukan lamanya proses penyinaran
Terdapat 4 jenis timer yaitu:


1) Timer Mekanik

Cara kerja:
1. menetukan lamanya penyinaran dengan menarik valve p kearah searah jarum jam, dalam waktu yang bersamaan jarum penahan PA lepas hingga gigi gergaji W akan ikut berputar kekanan (searah jarum ajm) kontaktor C dari normally open menjadi close.
2. setelah sesuai waktu yangn ditetapkan, misalnya sampai 0,3 detik jarum PA mengunci roda gigi W.
3. sementyara preparation selesai, yaitu kV, mA dan waktu telah ditetapkan maka PB SWE ditekan, sehingga akan ada arus yang mengalir dari power supply menuju kontaktor C ke PB SWE kemabli ke relay S, kembali ke power supply.
4. sehingga akan menyebabkan relay s energized dan menarik kontak SW3 hingga rangkaian power supply dan rangkaian tegangan tinggi terhubung dan menyebabkan expose (penyinaran) dimulai.
5. sementara PB ditekan, maka akan menekan jarum valve PA sehingga terlepas dari penguncian, gigi gergaji mulai berputar kea rah kiri (berlawanan jarum jam).
Setelah waktu 0,3 detik tadi, valve sampai pada posisi nol. Maka valve akan menyentuh kontaktor C hingga membuka kembali. Dengan membukanya kontaktor C, relay S energized, kontaktor SW3 membuka kembali, sehingga akan memutuskan hubungan antara rangakian Power Supply dengan rangakaian transformator tegangan tinggi hingga proses expose terhenti.


2) Timer Elektrik

Cara kerja :
1. menetukan lamanya penyinaran dengan memutar knop K yang diikuti lengan A kearah kiri (berlawanan jarum jam), misalnya 0,5 detik, dan plat bsi D2 kearah kiri.
2. pada saat itu motor M telah berputar hingga memutar plat D1 kearah kanan (searah jarum jam).
3. saat preparation selesai, yaitu kV, mA, waktu telah ditetapkan maka PB SWE, terminal 1 terhubung dengan terminal 2, terminal 3 terhubung dengan terminal 4.
4. dengan terhubungnya terminal 1 dan terminal 2, maka dari Power Supply akan mengalir arus (menuju relay S) kembali ke power supply, sehingga relay S energized. Dengan energizednya relay, maka plat D2 akan menempel dengan plat D1. sehingga plat D2 bergerak kekanan, diikuti lengan A dan knop K.
5. pada waktu yang bersamaan, ada arus yang mengalir dari power supply menuju ke kontaktor 3-4 lalu ke kontak lalu ke relay SW dan kemudian kembali ke power supply.


3) Timer elektronik
Cara kerja:


1. kita menentukan lamanya penyinaran waktu yang ada, T= R.C
2. SWE ditekan ke posisi on, sehingga terjadi pengisian kondensator dengan arah arus dari terminal(+)→SWR→kondensator C→terminal 1. sementara itu, kontak SWS (bawah) akan close (karena digank dengan SWE), sehingga relay SA akan energized, kontaktor SW3A menutup, sehingga rangkaian power supply dan rangkaian HTT akan terhubung dan expose akan berlangsung.
3. berlangsungnya expose berbarengan dengan pengisian kondensator, sehingga saat muatan kondensator penuh (time konstan 63%, karena merupakan fungsi linier setiap perubahan waktu), yang merupakan tegangan “critical gride”, maka pada posisi 63% itu maka relay SB akan bekerja.
4. dengan berubahnya thyratron, maka arus mengalir ke relay SB sehingga relay SB akan bekerja, dengan bekerjanya relay SB maka kontaktor SW3 membuka.
5. membukannya SW3 menyebabkan terputusnya power supply dengan HTT.


4.Timer Automatic


Cara kerja :
1. menetukan lamanya waktu penyinaran = R.C
2. pada saat PB SWE ditekan maka akan ada arus yang mengalir dari power supply menuju terminal 7,5,6,8 SW3 lalu menuju kumparan primer HTT dan kembali ke supply.
3. maka akan ada arus yang mengalir pada sekunder trafo tegangann tinggi dengan arah arus : Rectifier menuju kapasitor. Sehingga kapasitor akan terisi penuh sebesar 0,63 C.
4. setelah kapasitor terisi penuh, maka Thirytron akan mendapat tegangan sehingga akan mengaktifkan relay S1.
5. dengan aktifnya Relay S1, maka kontaktor SW3 akan terbuka. Sehingga tidak ada arus yang mengalir pada primer trafo tegangan tinggi.
6. prose penyinaran telah selesai.