Ayah katakan aku cantik dan kau mencintaiku..
// Didedikasikan untuk para ayah agar lebih memperhatikan putri-putrinya,
// juga bagi para calon ayah yang harus banyak belajar pemahaman ini,
// termasuk para wanita yang pernah menjadi putri kecil dari seorang ayah
// agar bersyukur dengan apapun keadaan yang ada,
// mari bergerak memperbaiki generasi mendatang,
// lebih baik lagi, lagi, lagi dan lagi!
Tidak banyak ayah yang menyadari bahwa kedudukan mereka sebagai pria pertama dalam kehidupan seorang anak perempuan menentukan apakah sang putri akan tumbuh menjadi perempuan yang bercitra diri positif, atau justru lemah dan merendahkan diri menggapai perhatian dan cinta lawan jenisnya.
Di Amerika serikat pada tahun 1999 didirikan organisasi bernama DADs (Dad with Dauhgters, Ayah dan Anak Perempuan) yang bertujuan meningkatkan kesadaran kaum bapak bahwa sikap dan perbuatan serta kata-kata mereka menentukan apakah anakperempuan mereka akan tumbuh sehat jasmani dan rohani serta penuh percaya diri.
Organisasi ini didirikan oleh seoran ayah, Michael Kieschnick, yang merasakan perlunya dukungan dalam bentuk informasi bagi para ayah yang ingin melindungi pula anak-anak perempuan mereka dari bahaya berbagai pesan media terhadap kepercayaan diri anak. Misalnya saja, apakah yang harus dikatakan seorang ayah kalau putrinya bertanya,”Papa, aku gendut ya? Aku jelek ya?”
Mengapa hubungan yang hangat antara ayah dengan anak perempuan dianggap penting?
Karena ayah adalah laki-laki pertama dalam hidup seorang perempuan. Ayah yang sabar dan lembut serta menghargai pandangan dan perasaan sang putri akan mempesarkan seorang perempuan yang bukan saja percaya diri tapi juga menghargai dirinya.
Sikap merendahkan dari seorang ayah akan membuat anak merasa haus kasih sayang dan perhatian, lalu mencari pemuasan kebutuhan batinnya kepada laki-laki di luar rumah.
Seorang ayah yang dengan nada mencela mengatakan “Wah, itu tangan atau paha?” akan melontarkan si putri ke jurang rasa rendah diri. Ayah yang mengabaikan pendapat dan perasaan anaknya dengan kata-kata seperti "Sudah diam, tahu apa kamu?" akan menghasilkan anak yang takut berinisiatif dan merasa tidak mampu melakukan apapun untuk dirinya sendiri.
Bila seorang ayah mendiskriminasi anak perempuannya dan menunjukkan kelebih sukaannya kepada anak laki-laki, maka si putri akan tumbuh menjadi perempuan yang, tak punya rasa percaya diri.
Seorang ayah yang dengaan sabar mendengarkan pertanyaan dan cerita anak perempuannya, lain menjawab dengan lembut, “Alhanidulillah, Allah menciptakan kamu sernpurna. Termasuk hidungmu yang menurutmu pesek, itu adalah bukti kesempurnaan ciptaan Allah,” akan melihat si gadis tumbuh penuh percaya diri karena memperoleh perhatian dan penghargaan secukupnya dari laki-laki pertama dan terpenting dalarn hidupnya.
Katakanlah, “Di mata Papa, kamu cantik Sekali dan Papa cinta sekali padamu!” maka sang putri tidak akan perlu merasa cepat-cepat lari keluar rumah mencari pernyataan cinta dan penghargaan dari pemuda pertama yang ditemuinya di jalan.
Ada sebuah kuis yang menarik di situs DADS, yang digunakan untuk menilai apakah seorang ayah cukup menaruh perhatian kepada perkembangan anak putrinya. Seorang ayah bisa memilih jawaban “Sering,” “Kadang-kadang,” atau “Hampir Tidak pernah,”untuk setiap pertanyaan berikut. Tidak perlu repot menghitung hasil kuis, yang penting Anda mendapatkan gambaran bagaimana seharusnya seorang ayah melibatkan diri dalam kehidupan dan perkembangan lahir batin seorang anak perempuannya.
1. Saya kenal setidaknya 3 orang teman putri saya.
2. Saya tahu cita-citanya.
3. Saya mengomentari berat badan istri saya.
4. Saya mengajak putri saya dalam kegiatan fisik seperti bola basket atau jogging.
5. Saya ikut bertanggung jawab urusan makanan anak-anak.
6. Saya mengajak putri saya diskusi soal uang dan soal penting lainnya
7. Saya ajak putri saya dalam kegiatan tertentu hanya berdua saja
8. Saya berdiskusi dengan kawan-kaan saya soal pendidikan anak
9. Saya berdiskusi dengan kawan-kaan saya soal pendidikan anak perempuan.
10. Saya membatasi kegiatannya hingga lebih sedikit dari kegiatan anak laki-laki.
11. Saya bicara dengan putri saya tentang bahaya iklan.
12. Saya mengomentari berat badannya.
13. Saya tahu tugas-tugas sekolah yang sedang dikerjakannya.
14. Saya menunjukkan kepada putri saya tentang iklan-iklan media masa dan iklan yang membahayakan dirinya.
15. Saya nonton film porno.
16. Saya membentak istri saya.
17. Saya menyuruh putri saya berdiet atau mengurangi berat badan.
18. Saya mencegah kalau ada orang lain menyuruh anak saya berdiet.
19. Saya senang mengobrol dengan putri saya dan membiarkannya bicara bebas.
20. Saya tahu apa yang menjadi pikirannya hari ini.
21. Saya bersikap hormat kepada istri saya.
22. Saya ikut dalam kegiatan sekolah putri saya.
23. Saya membawanya ke tempat kerja.
24. Saya mengantarnya sekolah..
Sumber Alia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar