“Perumpamaan ilmu dan hidayah yang Allah utus aku dengan membawanya seperti hujan yang lebat menyirami bumi” (Mutaffaqun ‘alaih)
Adakah petaka yang lebih bahaya selain kembali kepada kesesatan atau kejahilan setelah hidayah menyapanya?
Penyakit jenis apakah yang menyebabkan petaka ini?
Ya, salah satu penyebabnya adalah penyakit yang kita kenal dengan ‘FUTUR SINDROME’
Salah satu penyebab penyakit FUTUR adalah menjauhkan diri (menghilang) dari lingkungan penuh keimanan dalam waktu yang panjang.
Muhammad bin Husein Ya’qub mengatakan bahwa menjauh dari majelis ilmu dan pertemuan dengan para ikhwah serta menjauh dari kunjungan-kunjungan serta aktivitas dakwah dapat mengeraskan hati.
Al Hasan Al Bashri berkata: ” sahabat-sahabat kami lebih mahal daripada keluarga kami. Keluarga kami mengingatkan kami kepada dunia sedangkan sahabat-sahabat kami mengingatkan kami kepada akhirat.
Seorang syaikh berkata ketika ada muridnya yang absen dalam majelisnya, ”kabarkan kepadanya bahwa pertemuanmu dengan sahabat-sahabatmu akan menambah keimanan dalam hatimu lebih banyak daripada engkau membaca kitab seorang diri”
Seorang sahabat nabi berkata kepada temannya: ”bergabunglah bersama kami, kita meningkatkan keimanan sesaat”
Ikhwahfillah…
Engkau dahulu diterpa angin pagi yang segar…
Kekasih tidaklah berubah selamanya…
Akan tetapi merasuklah angin dingin futur dan engkau tidak mewaspadainya,,
Lalu engkau terserang demam kemalasan..
Engkau dahulu berada di barisan terdepan…
Lalu apa yang menyebabkan engkau mundur kebelakang?
Berhentilah di atas keprihatinan dan teruslah tangisi kemunduran ini…!
Ikhwahfillah..
Tidakkah engaku rindu untuk menyertai kaum mu’minin?
Tidakkah engkau rindu untuk bermain di taman orang-orang shalihin?
Tidakkah engkau rindu majelis orang-orang yang meneteskan air mata?
Tidakkah engkau ingat hari-hari putih bersih?
Hari-hari dalam halaqah-halaqah yang penuh persaudaraan
Hari-hari dalam aktivitas dakwah yang penuh keberkahan
Ikhwahfillah…
Umat membutuhkanmu…
Janganlah engkau menambah problematika umat..
Janganlah engkau menambah permasalahan yang harus ditangani oleh saudara-saudaramu sesama aktivis dakwah..
Janganlah engkau menambah bait-bait do’a yang sudah sangat panjang yang harus dipanjatkan oleh saudara-saudaramu..
Ikhwah fillah…
Tidakkah urat nadimu berdetak cepat..?
Tidakkah mukamu memerah marah ketika melihat orang-orang yang keji itu mengejek Rasulullah?
Tidakkah naik amarahmu ketika musuh-musuh islam berencana menghancurkan masjid Al Aqsha?
Tidakkah tergerak hatimu melihat mereka mencaci maki nabi?
Tidakkah terpancar kekuatanmu melihat mereka mengancam akan merobohkan masjid Rasulullah dan memindahkan Ka’bah?
Dimanakah kamu dari semua ini?
Kemudian sesudah itu engkau merasa menikmati kehidupan?
Merasa tenang pikiran?
Engkau tutup mata dari semua itu?
Makan, minum, dan beristirahat?
Ketika Al Quds dirampas.. pemilik negeri menjauhi kasurnya.. meninggalkan tidur.. menceraikan perhiasan dunia yang terkutuk.. mereka berseru, ”Selamatkan Al Quds!”
Lalu bagaimana dengan kita?
Ikhwahfillah..
Apakah setelah melihat semua kehinaan ini engkau masih mengaku bersama islam dan kaum muslimin?
Engkau masih mau memberikan punggungmu karena Allah?
Engkau masih rela berkorban waktu dan tenaga dalam dakwah dijalan Nya?
Manfaatkanlah masamu sejenak.. mendekatlah kepada Ar-Rahman dengan cinta-Nya, Dia tidaklah melupakanmu..
Jika engkau cinta maka dakwah adalah faham.
Mengerti tentang islam, risalah anbiya dan warisan ulama.
Hendaknya engkau fanatis dan bangga dengannya
Seperti mughirah bin Syu’bah di hadapan Rustum Panglima Kisra
Jika engkau cinta..
maka dakwah adalah ikhlas
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya
Seperti kata abul Anbiya: ’sesungguhnya shalatku, ibadahku,hidup dan matiku semata bagi Rabb semesta alam’
Berikan hatimu untuknya! Katakanlah Allah Ghayyatuna!
Jika engkau cinta, maka dakwah adalah tsabat!
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan
Buah dari sabar meniti jalan adalah teguh dalam barisan,
Istiqamah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan
Berjalan lempang jauh dari penyimpangan.
Jika engkau cinta maka dakwah adalah ukhuwah!
Terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah
Kekuatan ikatannya sebagaimana Harits bin Hisyam, Ikrimah bin Abu Jahl, dan Iyash bin Abi Rabiah memberi teladan di perang Yarmuk
Mementingkan saudaranya yang lain daripada dirinya sendiri sekalipun untuk seteguk air.
Jika engkau cinta..
Masukkanlah dirimu kedalamnya!
Sebagaimana Masyithoh bersama anaknya mencelupkan dirinya kedalam kuali
Masuk dalam air mendidih hanya untuk mempertahankan aqidah
Dari renggutan fir’aun yang zhalim
Jika engkau cinta
Berjalanlah tegak mengusungnya
Seperti bilal yang tetap tegak melawan congkaknya Abu Jahl
Hingga kemuliaan didapat olehnya
Karena
Tiada Kemuliaan Tanpa dakwah dan Jihad
dikutip dengan banyak perubahan dari buku “Futur Sindrome awal petaka+sumber lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar