Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Pada tahun 317H orang-orang Qaramithah (dari Bahrain) mengepung Ka’bah di saat hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah). Mereka merampas harta orang-orang haji dan membunuh mereka. Terbunuhlah jumlah yang banyak dari kaum muslimin di tengah kota Makkah, lembah-lembah Makkah, di Masjidil Haram, bahkan yang lari ke dalam Ka’bah pun tidak mereka biarkan hidup.
Gembong Qaramithah Abu Thahir—yang benar dia adalah Abu Najis!—duduk di pintu Ka’bah dalam keadaan mayat-mayat bergelimpangan di sekitarnya … dia berkata, ‘Aku adalah Allah, dan dengan nama Allah diriku, akulah pencipta dan pemusnah makhluk.’ (Maha Suci Allah dari bualan-bualannya.) Dia tidak meninggalkan seorang pun yang thawaf atau bergantung di Ka’bah melainkan dia bunuh.
Kemudian dia perintahkan agar mayat-mayat dilempar ke sumur zamzam, kemudian dia perintahkan agar pintu Ka’bah dicongkel dan diambil kiswahnya, kemudian dia memerintahkan agar Hajar Aswad dicongkel dari tempatnya, dan mereka bawa pulang ke tempat mereka selama 22 tahun hingga mereka mengembalikannya atas desakan Ubaidullah bin Maimun al-Qaddah—seorang gembong mereka di Maghrib—yang khawatir terbongkar rahasia-rahasia mereka. Para ulama menyebutkan bahwa korban yang terbunuh dalam kejadian di atas berjumlah 13 ribu jiwa.” (Lihat Bidâyah wa Nihâyah
11/135–136 dan Kasyfu Asrar Bathiniyyah hlm. 39)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Kelompok Nushairiyyah dan semua kelompok Qaramithah Bathiniyyah lebih kafir dibandingkan dengan orang-orang Yahudi dan Nashara, bahkan mereka lebih kafir dibandingkan dengan kebanyakan orang-orang musyrik…
Jika mereka memiliki kesempatan maka mereka tumpahkan darah-darah kaum muslimin sebagaimana mereka pernah membunuh para orang yang sedang haji dan mereka lemparkan ke sumur zamzam…
Merupakan hal yang sudah maklum di sisi kami bahwa daerah-daerah di tepi pantai Syam bisa dikuasai oleh orang-orang Nasrani dengan bantuan kelompok ini. Mereka selalu bersama musuh-musuh kaum muslimin. Mereka membela Nasrani dalam memerangi kaum muslimin. Merupakan musibah terbesar bagi mereka jika kaum muslimin menang atas orang-orang Tatar. Hari raya terbesar mereka jika orang-orang Nasrani menguasai perbatasan-perbatasan negeri kaum muslimin.
Kemudian tidaklah orang-orang Tatar masuk ke negeri kaum muslimin dan membunuh Khalifah di Baghdad serta yang lainnya dari penguasa kaum muslimin melainkan dengan bantuan dan pembelaan kelompok Batiniah ini.” (Majmû’ Fatâwâ 35/149–152)
Dikutip dari: Pengkhianatan Syiah Sepanjang Sejarah, Ustadz Arif Fathul Ulum Hafizhahullah
www.kisahislam.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar