Asal usul Outbound diyakini dimulai pada tahun 1941. Ketika itu, seorang ahli pendidikan berkebangsaan Jerman bernama Kurt Hann mendapat tawaran pekerjaan dari Lawrence Holt - pengusaha kapal dagang. Holt punya masalah, yaitu kinerja antar-awak kapalnya rendah sekali, terutama soal kerja sama tim. Akhirnya, Kurt Hann menerima tawaran itu. Untuk mengatasi persoalan tadi, ia mengadaptasi suatu konsep. Dalam konsep ini, Hann mengembangkan sebuah training management di alam terbuka bagi para awak kapal sebagai medium mereka untuk belajar mematangkan diri dan mengenal lebih dalam tentang potensi diri mereka masing-masing, melalui sekolah Outward Bound di kota Wales. Inilah sekolah pertama yang mengembangkan pembelajaran menggunakan media alam terbuka.
Pada tahun 1970 - an Outward Bound telah berkembang menjadi jaringan 30 sekolah lebih, yang menawarkan aneka petualangan dihutan belantara, berlayar, mendaki gunung dan bersampan di sungai. Pelatihan ini diberikan kepada setiap orang yang berumur 16 tahun keatas dan berbadan sehat. Para peserta di Carolina Utara telah mengenyam beberapa pengalaman semacam itu selagi mereka meresapi pelajaran pokok di Outwad Bound.
Konsep training management Hahn pada intinya didasarkan atas perpaduan paket manajemen empat unsur, yaitu: tempat, isi program, simulator, dan kegiatan berbasis petualangan yang kemudian disebut dengan Outbound.
Outbound berasal dari kata out of boundaries, artinya keluar dari batas. Hal itu merupakan istilah di bidang kelautan yang menandakan saat-saat sebuah kapal keluar dari dermaga dan melewati batas perairan.
Metode training Outbound di alam terbuka yang dikembangkan Hahn berfungsi sebagai katalis, sebagai medium perubahan dan membantu setiap peserta untuk lebih dapat mengenal kelemahan dan kelebihan masing-masing individu. Metode management Outbound tersebut kemudian dikenal dengan outward bound dan kemudian menjaberbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia.
TUJUAN OUTBOUND
Tujuan utama Outbound adalah melatih peserta untuk mampu menyesuaikan diri (adaptasi) dengan perubahan yang ada dengan membentuk sikap professionalisme yang didasarkan pada perubahan dan perkembangan sifat mendasar (traits) dari individu yang meliputi aspek trust, belief, dan komitmen serta kinerja yang diharapkan akan semakin lebih baik.
Lebih jauh, dengan Outbound peserta diharapkan dapat menyadari bahwa apa yang dilakukan itu merupakan bagian tidak terpisahkan dalam kebersamaan dengan rekan-rekannya dalam team. Keberhasilan seorang individu unit kerja organisasi akan merupakan bagian keberhasilan dari organisasi.
Sebaliknya, kegagalan yang terjadi karena kesalahan individu atau suatu unit organisasi akan mempengaruhi pula nilai keberhasilan secara keseluruhan. Karena itu, semboyan one for all, all for one, yang merupakan semboyan Outbound Internasional selalu didengung-dengungkan dalam kegiatan oleh provider Outbound guna membangun sebuah semangat kebersamaan dan kekompakan, bahkan belakangan ini dikembangkan lagi sebuah semboyan baru yang merupakan pula semboyan dunia global: ” WE ARE THE ONE “ yang berarti kita adalah satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar