.

Kamis, 29 Agustus 2013

Penganiayaan Merajalela Sebuah Tanda Akhir Zaman



Dalam hadis berikut ini, Nabi saw menggambarkan bahwa akan datang suatu masa ketika orang akan memiliki kekuasaan yang begitu besar atas orang lain, dan akan menggunakan kekuasaan untuk menyengsarakan orang lain.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda ,” Ya Abu Hurairah, akan datang suatu masa sekiranya kamu hidup sebentar saja pada saat itu, kamu akan menyaksikan orang yang membawa sesuatu seperti seekor lembu jantan di tangannya. Maksudnya mereka akan membawa sesuatu dari kulit di tangan mereka seperti cemeti (cambuk). Mereka akan keluar pagi-pagi sekali untuk mencelakakan manusia sambil mendurhakai Allah, dan ia berada dalam kemurkaanNYa. Mereka keluar pada pagi hari dengan membawa cemeti di tangan mereka seraya membelakangi jalan Allah dan NabiNya, mendurhakai Allah, dan menentang NabiNya. Ketika mereka kembali pada malam hari, Alah jijik kepada mereka. Orang-orang itu sendiri mengaku beragama Islam.

Belasan Abad yang lalu, Nabi SAW memberikan sebuah isyarat kepada Abu Hurayrah tentang orang-orang seperti itu yang akan datang tidak lama setelah masanya. Meskipun Nabi SAW tahu bahwa orang-orang itu akan muncul pada akhir zaman, bertahun-tahun setelah Abu Hurayrah meninggal , beliau menekankan bahwa akhir zaman itu tidak akan lama lagi. Sabda Nabi, sekiranya kamu hidup sebentar saja pada masa itu,” merupakan pentunjuk bahwa sebenarnya akhir zaman itu sangat dekat. Aku diutus menjelang kemunculan Hari Kiamat yang jaraknya seumpama dua jari ini.” Lebih jauh lagi Nabi Saw menunjukkan perhatiannya kepada para sahabatnya dan semua orang Islam pada semua zaman, bahwa mereka harus mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi kehidupan setelah kematian, yang mungkin akan terjadi kapan saja. Ali berkata,” Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok”

Orang-orang yang beriman harus selalu waspada dan ingat bahwa suatu saaat mereka akan menghadapi hari Pengadilan karena tidak ada yang tahu kapan mereka akan dipanggil menghadap Penciptanya. Seperti yang difirmankan Allah :

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat, dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS 31: 34)

Penafsiran lain dari hadis ini menurut Syalabi, adalah bahwa para pepmimpin akan terlibat dalam penaniayaan yang meraja lela dan pelanggaran hak asasi manusia untuk mempertahankan kedudukan mereka. Hal ini berlalu bagi pemimpin apa pun, apakah raja, sultan , presiden, kepala suku, pemimpin masyarakat, pemimpin politik, pemimpin kelompok keagamaan, atau imam masjid. Orang-orang tersebut akan menjadi pemimpin tiran agar tetap memegang tampuk kepemimpinan. Bahkan sekiranya kelompok itu ternyata dari tiga orang, seorang pemimpin di antara mereka akan menekan yang lainnya. Setiap orang yang memegang kendali pimpinan akan berusaha mempertahankan

kedudukannya. Pemimpin semacam itu tidak merasa bersalah untuk berkomplot dengan pihak lain agar kekuasaaannya bisa bertahan. Mereka akan menempuh segala cara dan metode atau sistem untuk mempertahankan tampuk kekuasaaannya.

Bisa kita lihat fenomena ini pada zaman sekarang, pemimpin semacam itu akan mengangkat orang untuk melindungi posisinya . Mereka ditunjuk untuk menyiksa orang lain, seperti yang digambarkan oleh Nabi SAW,” Mereka keluar pagi hari dengan diiringi murka Allah dan pulang pada malam hari dengan disertai laknat Allah..”Bahwa mereka keluar rumah pagi hari dan kembali malam hari menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang suruhan. Nabi Saw mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang suruhan. Nabi Saw mengatakan bahwa orang-orang tersebut akan membawa cemeti di tangan mereka , dan melakukan berbagai jenis penyiksaan, mulai dari cemeti hewan hingga setrum listrik. Pada malam hari , para penyiksa pulang ke rumah dan Allah sangat membenci mereka atas apa yang mereka lakukan sepanjang hari seperti mencambuk, memukul, menyiksa dan menjebloskan orang tanpa ampun ke dalam penjara. (Kondisi ini pula lah yang sekarang terjadi di penjara-penjara yang menahan aktivis-aktivis Islam dengan penyiksaan yang luar biasa sadis hari ke hari hingga mereka menemui syahidnya.)

Orang-orang Islam di manapun mengalami kesulitan yang luar biasa akibat tindakan orang-orang ini. Para pemimpin tidak sudi membiarkan siapa pun hidup dengan damai, dan para imigran muslim melihat bagaimana orang-orang di negeri mereka dianiaya. Para pemimpin itu takut pada orang-orang yang tidak mereka kenal, sehingga mereka memenjarakan orang tanpa pandang bulu. Karena ulah mereka seoerang muslim tidak bisa mengenakan kopiyah atau berjanggut , maka ia akan diinterogsi. Bila seseorang shalat lima waktu sehari, mereka akan ditanya apakah ia termasuk dalam kelompok tertentu. Kini tidak ada tempat di muka bumi yang luput dari berbagai bentuk penganiayaan . Empat belas abad yang lalu Nabi SAW telah meramalkan kondisi memilukan yang begitu merata dan belum pernah terjadi sebelumnya ini.

Meskipun Nabi Saw dibawa melihat penghuni neraka , ada dua kelompok penghuni neraka yang tidak diperlihatkan kepada beliau karena mereka dalah manusia paling buruk dan bertempat di dasar neraka. Allah dan RasulNya sangat marah kepada orang-orang ini yang menyiksa orang lain sehingga mereka tidak diperlihatkan kepada Nabi SAW pada malam beliau mikraj.

Abu Hurayrah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda;

Ada dua jenis penduduk neraka yang tidak aku kunjungi. Yang pertama adalah mereka yang membawa cambuk seperti seekor lembu jantan yang dipakai untuk mencambuk orang…”(Shahih Bukhari, Shahih Muslim, hadis ke 2128, Kitab al –Libas)

Hadits diatas menjelaskan lebih jauh dari hadis sebelumnya yang menyebutkan bahwa orang-orang tersebut keluar pada pagi hari dan kembali pada malam hari setelah menghabiskan harinya dengan menyiksa orang lain. Perilaku keji semacam itu tidak diperkenankan dalam Islam karena tidak seorangpun punya otoritas untuk memukul dan menyiksa orang lain.

Wallahu’alam bi shawwab.

(Syekh Muhammad Hisayam Kabbani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar