.

Selasa, 10 November 2015

MRI Dapat Membantu Identifikasi Penyakit


Magnetic resonance imaging (MRI) atau pencitraan resonansi magnetik adalah alat pemindai yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. MRI dapat memberikan informasi struktur tubuh yang tidak dapat ditemukan pada tes lain, seperti X-ray, ultrasound, atau CT scan.

Pada tes MRI, tubuh yang akan dipindai ditempatkan pada sebuah mesin dengan magnet yang kuat. Gambar-gambar yang dihasilkan dari MRI berupa foto digital yang dapat disimpan di komputer untuk dipelajari lebih lanjut.

Alasan Dilakukan MRI

MRI adalah salah satu cara dokter memeriksa dan menghasilkan gambar organ, jaringan, dan sistem rangka dengan resolusi tinggi. Hal itu nantinya dapat membantu dokter melakukan diagnosis berbagai kondisi.
Jantung dan pembuluh darah

MRI yang dilakukan pada jantung atau pembuluh darah bertujuan melihat beberapa hal seperti ukuran dan fungsi pada serambi jantung, ketebalan dan gerakan dinding jantung dan tingkat kerusakan akibat serangan jantung. Selain itu dapat juga mendeteksi masalah struktural pada urat nadi, seperti dinding pembuluh darah yang melemah atau sobek, maupun radang dan penyumbatan pada pembuluh darah.
Otak dan saraf tulang belakang

MRI paling sering digunakan untuk menguji pencitraan otak dan saraf tulang belakang. MRI pada otak juga dapat dimanfaatkan untuk pertimbangan langkah operasi otak dengan melakukan identifikasi area bahasa dan kendali gerakan yang penting. Beberapa penyakit pada otak dan saraf tulang belakang yang dapat didiagnosis dengan MRI, antara lain stroke, tumor, aneurisma, multiple sclerosis, cedera saraf tulang belakang, serta gangguan mata dan telinga bagian dalam.
Tulang dan sendi

Pada bagian tulang dan sendi, MRI dapat membantu mengevalusi kondisi seperti infeksi tulang, kelainan pada tulang belakang, tumor pada tulang dan jaringan lunak, dan peradangan sendi. Juga dapat mengetahui kondisi abnormal pada sendi yang disebabkan cedera traumatis atau berulang.
Payudara

MRI dapat digunakan pada wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara atau bagi mereka yang memiliki jaringan payudara yang padat. Langkah ini efektif untuk memberikan informasi tambahan dalam mendeteksi keberadaan sel kanker payudara selain menggunakan mamografi.
Organ internal lain

MRI juga dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi tumor atau gangguan lain dari berbagai organ tubuh, termasuk hati, ginjal, limpa, pankreas, rahim, ovarium, prostat dan testis.
Memperhitungkan Risiko

MRI tidak menggunakan radiasi X-ray dalam prosesnya. Anda yang menjalani prosedur tersebut juga tidak akan merasa sakit. Hal ini berarti orang yang rentan terhadap risiko radiasi X-ray seperti ibu hamil, bisa menjalani MRI.

Hingga kini belum ada bukti terhadap risiko dari medan magnet dan gelombang radio selama penggunaan MRI.

Kemungkinan rasa tidak nyaman akan dirasakan bagi Anda yang memiliki rasa takut berada di ruang tertutup (claustrophobia), yang dapat dibicarakan dengan dengan radiografer atau petugas yang bertanggung jawab di ruang radiologi. Kemungkinan Anda akan diberikan obat penenang sebelum dipindai.

Yang juga perlu diperhatikan, ada sebagian orang yang tidak boleh melakukan pemindaian MRI karena adanya logam dalam tubuh. Selain karena tidak aman, logam itu kemungkinan akan mengganggu gambar yang dihasilkan MRI. Informasikan pada dokter atau radiografer jika pada tubuh Anda terdapat logam atau alat elektronik, seperti alat pacu jantung atau pacemaker, implan koklea pada telinga, defibrilator jantung yang ditanamkan atau katup jantung buatan (artificial heart valves).

Informasikan juga bila pada tubuh Anda terdapat prostesis sendi logam (metallic joint prostheses), klip logam (metal clip) atau peluru, proyektil dan beragam jenis logam lainnya.

Konsultasi lanjutan diperlukan bagi Anda yang memiliki gangguan ginjal atau gangguan hati sebelum MRI. Ada proses pemindaian MRI yang memerlukan cairan kontras untuk hasil terbaik, namun sebaiknya dihindari atau dibatasi jika memiliki gangguan ginjal atau hati.
Langkah Persiapan

Sebelum melakukan pemeriksaan MRI, Anda dapat makan dengan normal dan mengonsumsi obat-obatan seperti biasa, kecuali dokter menyarankan sebaliknya. Pada sebagian kasus akan diberikan materi kontras, misalnya gadolinium, yang kemungkinan akan disuntikkan melalui pembuluh darah di tangan atau lengan.

Materi kontras dapat meningkatkan tampilan gambar untuk detail tertentu. Materi kontras yang digunakan pada MRI umumnya memiliki kemungkinan lebih rendah menimbulkan reaksi alergi, dibandingkan dengan yang digunakan pada pemeriksaan CT scan.

Sebelum Anda diperiksa, maka Anda akan diminta menukar pakaian terusan yang disediakan oleh rumah sakit dan melepas benda-benda di tubuh Anda. Terutama jika Anda memakai perhiasan, seperti cincin, kalung, jam tangan, atau jepit rambut. Sama halnya jika Anda memakai kacamata, alat bantu dengar, gigi palsu, atau BH dengan penyangga logam, radiografer akan meminta untuk dilepaskan.
Proses Pemindaian dengan MRI

Pada bagian tengah mesin MRI yang berbentuk tabung, terdapat tempat tidur yang dapat digerakkan keluar masuk selama pasien diperiksa secara berbaring. Anda dapat dimasukkan kaki atau kepala terlebih dahulu, tergantung bagian tubuh mana yang akan dipindai. MRI akan dioperasikan melalui komputer yang berada di ruangan terpisah demi menghindari medan magnet dari mesin pemindai.

Anda dapat berkomunikasi dengan radiografer melalui interkom dan mereka akan memantau Anda melalui sebuah monitor televisi.

Selama dilakukan pemeriksaan, alat MRI akan mengeluarkan bunyi yang keras saat menghasilkan arus listrik yang dihasilkan kumparan pemindai. Penyumbat telinga atau mengenakan headphone dengan musik, dapat berguna meredam suara.

Hindari bergerak dan upayakan untuk tetap diam selama pemindaian MRI berlangsung, sekitar 15 hingga 90 menit. Durasi tersebut tergantung area tubuh yang diperiksa dan seberapa banyak gambar yang dibutuhkan.

Tergantung kebutuhan, Anda mungkin akan diminta untuk melakukan beberapa hal. Misalnya, menekan ibu jari ke arah jari-jari tangan lain, menggosok kertas amplas, atau menjawab pertanyaan sederhana. Tujuannya membantu mengetahui bagian otak mana yang mengendalikan tindakan tersebut. Setelah selesai menjalani proses pemindaian yang dilakukan tanpa obat penenang, Anda dapat segera kembali beraktivitas.

Meski pemindaian MRI tergolong non-invasif dengan risiko yang kecil, sebagian orang sebaiknya mempertimbangkan kembali penggunaannya. Selalu konsultasikan kepada dokter mengenai perlu atau tidaknya Anda menjalani pemeriksaan MRI.

http://www.alodokter.com/mri-dapat-membantu-identifikasi-penyakit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar