.

Minggu, 31 Agustus 2014

Menikmati Nikmat Lupa




Apakah Anda sewaktu-waktu merasa bahwa lupa adalah sebuah nikmat besar yang diberikan Allah Ta’ala kepada manusia?! Sekiranya Allah tidak menurunkan kepada kita nikmat semacam ini, niscaya kehidupan kita berubah menjadi neraka yang tidak tertandingi.

Karena seorang manusia pada saat lupa, ia lupa akan kejadian-kejadian yang memilukan atau musibah-musibah yang menakutkan. Jika hal itu tidak terjadi, ia pasti akan selalu tersiksa, dan tidak akan mampu menebusnya.

Banyak orang tidak memandang nikmat ini, tidak menghargai nilai yang terkandung di dalamnya, bahkan mereka selalu mengingatkan dirinya dengan berbagai kesedihan, musibah-musibah atau kesulitan. Ada sebagian suami yang terus-menerus mengingat kejelekan-kejelekan isterinya dan ia tidak melupakannya. Karena itu, ia selalu mengingatnya. Jika isterinya melakukan kesalahan sebagaimana yang pernah dialaminya, ia mengatakan padanya, “Bukankah kamu telah melakukan hal yang demikian pada hari demikian.” Ia terus menghitung-hitung kejelekannya, dan dengan semua ini berarti ia sedang mengumpulkan kesulitan seluruhnya.
Sesungguhnya Islam yang agung telah mengajarkan kepada kita untuk melupakan kejelekan dari ikhwan-ikhwan kita kaum Muslimin, terlebih lagi dari isteri-isteri kita, dan mengajarkan kepada kita untuk menolak musuh-musuh kita dengan cara yang lebih baik, terlebih lagi kepada orang-orang yang kita cintai. Allah subhanahu wata’ala berfirman,” Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (Fushshilat: 34)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengalami sebagian kesulitan dari sebagian isteri-isterinya, sebagai akibat kecemburuan mereka, namun beliau dapat memikulnya dan tetap memberikan kasih sayangnya kepada mereka. Beliau tidak menghukum mereka terhadap kesalahan yang kecil dan yang besar, bahkan beliau memaafkan dan menghapuskannya. Inilah akhlak seorang suami yang shalih.

source : Ustadz Khalid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar