.

Senin, 28 November 2011

Perintah Menunaikan Amanah

Kirim Print

5. Ruang Lingkup Amanah
a. Amanah fitrah. 

dakwatuna.com - Adalah amanah besar yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Allah SWT berfirman:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,” (QS. Al-A’raf: 172)
b. Amanah Dakwah.
Allah SWR berfirman:
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Wahai bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (QS. Ali Imran: 110)
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan `Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS. Ali Imran: 78-79)
c. Amanah anggota badan manusia.
Anggota badan merupakan amanah Allah pada manusia, karenanya manusia harus menggunakannya untuk taat pada-Nya, mencari Ridha-Nya dan berjihad di jalan-Nya. Contohnya adalah amanah “mata”, Allah SWT berfirman:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-nya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,” (QS. An-Nuur: 30-31)
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (QS. Al-Ghaashiyah: 17-20)
d. Amanah dalam menunaikan hak.
Hak itu ada dua macam:
i. Hak Allah.
Baik hak keyakinan, ucapan atau perbuatan. Dia adalah hak yang paling besar yang merupakan prioritas utama untuk ditunaikan, hak yang paling utama adalah hak tauhid, kemudian rukun-rukun Islam yang lain dan seluruh nikmat-nikmat Allah. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh,” (QS. Al-Ahzaab: 72)
Sahabat Ibnu Abbas, Imam Mujahid dan Ad-Dlohhak berkata:
 “Amanah Allah adalah seluruh kewajiban-kewajiban yang diwajibkan Allah.”
ii. Hak makhluk.
Di antaranya adalah hak harta, seperti utang, sewaan dan barang titipan. Hak makhluk yang lain adalah hak selain harta, seperti menjaga kehormatan, memberi nasihat, dll.
e. Amanah majelis.
Rasulullah SAW bersabda:
: قال الرسول: ” اَلْمَجْلِسُ بِالأَمَانَةِ إِلاَّ ثَلاَثَةٌ: مَجْلِسُ سَفْكِ دَمٍ حَرَامٍ، أَوْ فَرْجٍ حَرَامٍ، أَوْ اِقْتِطَاعِ مَالٍ بِغَيْرِ حَقٍّ”/ أبو داود وأحمد
Semua majelis itu merupakan amanah kecuali 3 hal. Yaitu majelis penumpahan darah, majelis hubungan badan yang diharamkan dan majelis pelanggaran terhadap harta orang lain. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
f. Amanah keluarga.
Di antaranya adalah menunaikan kewajiban keluarga. Rasulullah SAW bersabda:
” كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعْيَتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَ
َاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعِ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعْيَتِهِ/ البخاري
Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya. Seorang lelaki menjadi pemimpin dalam keluarganya, seorang wanita menjadi pemimpin di rumah suami dan anak-anaknya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)
g. Amanah kerja professional.
Rasulullah SAW bersabda:
: قال الرسول: “لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌعِنْدَ إِسْتِهِ، يَرْفَعُ لَهُ بِقَدْرِ غُدْرَتِهِ، أَلاَ وَلاَ غَادِرَ أَعْظَمُ مِنْ أَمِيْرٍ عَامَهُ”/ البخاري
Setiap pengkhianat akan mendapatkan bendera di belakang (bokong). Panjang dan pendek bendera tersebut sesuai dengan kadar pengkhianatannya. Ketahuilah bahwa pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan seorang pemimpin terhadap rakyatnya. (HR. Bukhari)
h. Amanat kepemimpinan.
Kepemimpinan itu adalah amanat, Abu Dzar berkata:
قَالَ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلْنِيْ؟ فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبَيَّ ثُمَّ قَالَ : يَا أَباَ ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيْفٌ وإَنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَومَ الْقِيَامَةِ حِزْيٌ وَنَداَمَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَى الَّذِى عَلَيْهِ فِيْهَا”/ مسلم
Wahai Rasulullah jadikanlah saya sebagai pemimpin, maka Rasulullah menepuk pundaknya sambil berkata: Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau orang yang lemah dan kepemimpinan itu adalah amanah, dia di hari kiamat nanti merupakan penyesalan dan kesedihan, kecuali yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan semua kewajiban di dalamnya. (HR. Muslim)
Memberikan kepemimpinan kepada ahlinya juga merupakan amanah. Seorang sahabat bertanya: Kapan kiamat? Rasulullah SAW bersabda:
وَإِعْطَاءُ الْحُكْمِ إِلَى أَهْلِهِ أَمَانَةٌ : قَالَ الأَعْرَبِيْ: مَتَى السَّاعَةُ ؟ قَالَ إِذَا ضُيِّعَ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةُ، قاَلَ كَيْفَ إِضَاعَتِهَا ؟ فَقاَلَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةُ”/ البخاري
Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat. Sahabat bertanya: Disia-siakan yang bagaimana? Rasulullah bersabda: Jika urusan telah diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah hari kiamat.” (HR. Bukhari)
Dalam sebuah hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda:
وقال” مَنْ اِسْتَعْمَلَ رَجُلاً عَلَى عِصَابَةٍ وَفِيْهِمْ مَنْ هُوَ أَرْضَى للهِ مِنْهُ فَقَدْ خَانَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَالْمُؤْمِنُوْنَ”/ الحاكم
Barangsiapa mengangkat pemimpin karena fanatisme golongan, padahal di sana ada orang yang lebih diridhai oleh Allah, maka dia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin. (HR. Hakim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar