.

Selasa, 29 November 2011

Lukisan Kehidupan


Oleh: Abdullah Haidir*
Kita tentu pernah melihat sebuah lukisan yang indah, katakanlah tentang lukisan sebuah pemandangan. Sering kita terkesima dan terpana dengan lukisan seperti itu, komentar-komentar takjub dan apresiasi positif reflek terlontar dari mulut-mulut kita.

Tapi yang patut kita sadari adalah bahwa sesungguhnya yang membuat menarik bukan sekedar pemandangannya, tetapi kemampuan orang yang melukiskannya. Dengan objek pemandangan yang sama, jika dilukis oleh orang yang bukan ahlinya, tentu akan berbeda pula sikap dan apresiasi kita terhadap lukisan tersebut.

Kehidupan kita ini, pada dasarnya merupakan ‘pemandangan’ yang akan terekam bak sebuah lukisan. Bolehlah hal tersebut kita katakan sebagai ‘Lukisan Kehidupan’. Dan kitalah yang telah Allah tetapkan untuk menjadi pelukis bagi kehidupan kita sendiri. Maka, langkah kaki, lenggang tangan, lidah yang terucap, sejurus pandangan mata, pendengaran telinga dan gerak semua organ tubuh kita, tak ubahnya bagaikan kuas yang sedang menari-nari di atas kanvas kehidupan. Itulah arti dari hari-hari yang kita lalui dalam kehidupan ini.

Oleh karena itu, kini masalahnya bukan lagi apakah kita seorang maestro pelukis terkenal macam Picasso dan Afandi atau bukan, tetapi adalah bahwa -suka atau tidak suka- hasil ‘lukisan’ kita pada akhirnya akan dilihat dan dinilai orang. Kesadaran tersebut jelas akan mendorong naluri kita untuk berkata bahwa ‘lukisan kehidupan’ saya harus terlihat indah dipandang. Dan, selama kesempatan 'melukis' itu masih diberikan, kita masih diberi kebebasan berekspresi untuk memperindah lukisan kehidupan kita; meluruskan guratan-guratan yang kurang harmonis, memperjelas sapuan warna yang buram, mengarahkan segmen gambar yang tak terarah, dst.

Hingga akhirnya, ketika mata ini terpejam dan nafas terakhir telah dihembuskan, itulah saatnya lukisan kita telah usai, lalu dibingkai, dan kemudian siap dipajang di ‘ruang depan rumah kita’. Ketika itu pula kita tinggal menunggu bagaimana komentar orang-orang yang melihat lukisan kita yang secara refleks –tanpa basa basi dan formalitas- akan terlontar dari mulut-mulut mereka. Bagaimana reaksi dan apresiasi yang akan mereka berikan, tentu sangat tergantung dengan kualitas lukisan yang terpampang.. Di situlah salah satu parameter kehidupan kita sedang ditentukan.

Suatu saat para shahabat melihat jenazah yang sedang digotong, lalu mereka memuji kebaikannya, maka Rasulullah saw bersabda, ‘pasti.’ Kemudian lewat lagi jenazah yang lain, lalu mereka menyebut-nyebut keburukannya, Beliau bersabda, ‘Pasti.’ Umar bin Khattab bertanya, ‘Apanya yang pasti wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, “Yang kalian sebutkan kebaikannya, pasti masuk surga, sedangkan yang kalian sebutkan keburukannya pasti masuk neraka. Kalian adalah saksi-saksi Allah di muka bumi ini.” (Muttafaq alaih)

Seorang penyair berkata,

Innamal mar’u hadiitsu man ba’dahu
Fa kun hadiitsan hasanan liman wa’aa

[Seseorang akan menjadi pembicaraan orang-orang sesudahnya,
Maka jadilah bahan pembicaraan yang baik bagi orang yang mendengarnya.

Senin, 28 November 2011

Pelajaran Penting Peristiwa Hijrah

   

Pelajaran Penting Peristiwa Hijrah

Oleh: Danns Basayev

Banyak pelajaran penting (ibrah) yang dapat kita ambil dari peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Di antaranya adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab diperintahkannya hijrah itu sendiri.

Pentingnya Menjaga AkidahSebagaimana kita ketahui, hijrah bukanlah rekreasi atau piknik yang menyenangkan. Hijrah merupakan perjalanan yang teramat sulit dan berat. Banyak hal yang harus dikorbankan dalam berhijrah. Harta, kerabat, keluarga, tanah air, bahkan nyawa menjadi taruhannya. Satu hal yang terpenting dari semua itu adalah bahwasannya tujuan utama dari hijrah adalah menyelamatkan akidah.

Ketika kondisi suatu negara atau komunitas tertentu tidak memungkinkan untuk menjaga keimanan serta melaksanakan syiar-syiar Islam, maka hijrah menjadi suatu solusi. Hal itu tentunya berlaku jika kondisi umat Islam masih dalam keadaan lemah seperti pada awal masa kenabian di Makkah, di mana agama mayoritas yang mendominasi kota Makkah saat itu adalah agama paganisme (Watsaniyah).

Syariat tentang jihad pun belum turun pada saat itu. Satu-satunya solusi terbaik untuk mengatasi masalah seperti itu adalah dengan berhijrah dan bergabung bersama komunitas muslim yang memiliki visi dan misi yang sama demi menegakkan agama Allah. Adapun ketika kondisi umat Islam telah menjadi kuat seperti pada era Madinah, maka syariat jihad pun harus dilaksanakan demi membentengi dakwah Islam yang harus disampaikan kepada seluruh umat manusia.

Menjaga akidah merupakan suatu kewajiban yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Tak adanya tempat yang dapat digunakan untuk melaksanakan Syariat Islam bukanlah alasan untuk tidak berhijrah, karena Allah SWT sendiri mengingatkan kita bahwa bumi-Nya teramat luas. (QS An Nisa: 97).

Peran Mush’ab bin UmairSatu pelajaran penting lainnya yang dapat kita ambil dari peristiwa hijrah adalah peran penting yang dimainkan oleh salah seorang sahabat bernama Mush’ab bin Umair dalam menyiapkan kondisi kota Madinah sebagai tempat yang kondusif untuk ladang hijrah.

Dia yang berperan sebagai Duta Besar yang dikirim oleh Rasulullah SAW telah berhasil menyebarkan dakwah Islam ke seantero kota Madinah, sehingga tak tersisa satu rumah pun yang tidak tersentuh dakwah Islam. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap masa depan Islam pada tahap selanjutnya.

Bahkan dakwah yang beliau lakukan tidak hanya terbatas pada kaum proletar, namun lebih dari itu para pemuka masyarakat yang selanjutnya menjadi pembesar golongan Anshar (penolong), pun telah memeluk Islam berkat dakwah beliau.

Sa’ad bin Mu’adz dan Usaid bin Hudhair yang saat itu menjabat sebagai kepala suku telah tertarik dengan dakwah yang dilakukan oleh Mush’ab bin Umair. Kota Madinah yang sebelumnya dilanda konflik internal yang berdarah dan berkepanjangan antara suku Aus dan Khazraj berubah drastis semenjak kedatangan utusan Rasulullah SAW tersebut.

Relevansi Hijrah dalam Konteks KekinianSudah menjadi kewajiban bagi kita umat Islam untuk menjaga dan mempertahankan akidah kita dari pengaruh-pengaruh luar yang membahayakan. Berbagai macam slogan ideologi yang dewasa ini banyak digembor-gemborkan oleh sebagian kalangan patut mendapatkan perhatian serius. Umat Islam sudah selayaknya memiliki filter yang dapat menyaring, memilah dan membedakan mana hal-hal yang sesuai dengan akidah Islam dan mana yang tidak.

Tidak dapat dipungkiri bahwa umat Islam saat ini sedang diinvasi dalam berbagai aspek, baik secara militer, ekonomi, politik, budaya dan pendidikan. Belum kering ingatan kita tentang tragedi yang menimpa saudara-saudara kita di Palestina, Irak, Afghanistan, Chechnya, Kashmir dan beberapa negara muslim lainnya yang dilanda perang.

Dari aspek ekonomi, akibat embargo yang berkepanjangan terhadap beberapa negara muslim yang diaggap ‘membangkang’ telah menjadikan ratusan bahkan ribuan anak-anak mati kelaparan sebagaiman terjadi di Irak. Banyaknya hutang yang melilit bangsa kita pun akhirnya menjadikan beberapa kebijakan pemerintah, baik dalam negeri maupun luar negeri, mendapatkan intervensi asing.

Dalam dunia intelektual, musibah yang menimpa sebagian cendekiawan Muslim negeri kita telah memberikan indikasi betapa pentingnya memahami Islam secara benar sesuai petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan sesuai pesanan Barat demi mencairkan dana dari LSM-LSM asing yang menyokong aktivitas-aktivitas yang mendukung kepentingan mereka.

Perang yang dilancarkan oleh Barat terhadap Islam tak dapat lagi ditutup-tutupi. Meskipun dengan dalih membasmi terorisme, menerapkan demokrasi, menjunjung hak asasi manusia dan seribu alasan lainnya, aroma konspirasi itu akan tetap tercium juga. Yang paling membahayakan dari semua itu adalah perang yang dilancarkan pada tataran pemikiran atau sering dikenal dengan istilah Ghawul Fikri atau pertarungan ideologi yang semakin hari semakin marak. Jika invasi militer dapat membunuh manusia dan merusak infrastruktur bangunan secara fisik, maka invasi pemikiran akan membunuh akidah dan merusak cara berpikir seseorang.

Dari sinilah kita melihat perlunya proses imunisasi dari segala macam wabah penyakit yang menyerang pemikiran umat Islam. Kita harus segera berhijrah dari segala macam kekangan ideologi-ideologi neo-“Jahiliyah Kontemporer” yang seringkali berlindung di balik topeng demokrasi, liberalisme, pluralisme dan sejenisnya.

Sudah saatnya umat Islam kembali kepada pedoman hidup mereka yaitu Al-Qur’an dan As Sunnah sehingga tak perlu lagi mencari-cari pedoman hidup lainnya. Tak hanya itu, cara memahami dan menginterpretasikan teks-teks keagamaan (An Nushush Asy Syar’iyyah) yang menjadi bahan bangunan agama kita pun perlu diperhatikan sehingga metode-metode yang kita lakukan harus sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh para Ulama terdahulu (As Salaf Ash Shalih), dengan tujuan agar kita dapat terhindar dari kegelinciran cara berpikir dalam memahami agama kita sendiri.

Dalam tataran budaya, kita banyak menyaksikan perilaku remaja-remaja muslim di zaman sekarang yang mulai cenderung mengikuti pola hidup Barat. Mulai dari gaya berpakaian, potongan rambut, cara berbicara, bersikap dan bergaul mulai banyak yang jauh dari akhlak-akhlak Islam. Segala macam tingkah laku dan gaya hidup hedonis dan permisif mulai menjadi ciri khas anak muda zaman sekarang. Hal ini tentu patut mendapatkan perhatian serius karena menyangkut masa depan bangsa kita. Apa jadinya jika bangsa kita ke depannya dipimpin oleh generasi-generasi yang miskin mental dan berjiwa ‘penjiplak’?

Tentu kita semua mengharapkan bangkitnya generasi-generasi Islam yang akan memperbaiki bangsa kita yang saat ini sedang dilanda krisis multidimensi. Kita tidak menginginkan musibah-musibah yang telah ditimpakan atas umat-umat terdahulu menimpa kepada bangsa kita dikarenakan ulah para penerus bangsa kita yang tidak lagi mengindahkan aturan-aturan Tuhan.

Oleh karena itu, sudah saatnya kita membentengi diri kita sendiri serta keluarga dan kerabat kita dari pengaruh-pengaruh budaya luar yang banyak menyimpang. Jika Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya mampu melakukan hijrah secara fisik demi menyelamatkan keimanan mereka, maka sudah selayaknya kita lebih mampu melakukan hijrah yang bersifat abstrak (maknawi) dari kejahiliyahan-kejahiliyahan modern menuju kemurnian ajaran Islam yang akan terus bertahan sampai Akhir Zaman.


Redaktur: Chairul Akhmad
Sumber: Diskusi 1 Muharram 1430 H di aula KBRI Damaskus-Suriah

Kombinasi Makanan Produktif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Beberapa kombinasi makanan dapat berfungsi meningkatkan ketahanan tubuh. Ahli diet, Elaine Magee menyebutkan beberapa perpaduan makanan yang bisa membuat ‘hidup lebih produktif’. Berikut pasangan makanan yang menurutnya memberikan manfaat yang optimal jika dikonsumsi bersama.

Bawang putih + bawang merah
Kedua jenis bumbu masak ini mengandung senyawa organosulfur dan zat-zat yang menyebabkan jantung menjadi sehat. Beberapa zat yang terkandung bahkan bisa menangkal zat-zat penyebab kanker di dalam tubuh.

Oatmeal + Stroberi
Gabungan oatmeal dan stroberi membuat jantung menjadi sehat. Oat mengandung dua fitokimia penting yang disebut avenanthramides dan asam fenolat. Senyawa-senyawa ini telah diteliti bekerja secara sinergis dengan vitamin C untuk mengurangi efek berbahaya dari kolesterol jahat LDL. Kombinasi dua makanan ini bisa mencegah serangan jantung. Agar sarapan lebih berisi anda bisa mencoba setengah mangkuk stroberi ditemani  semangkuk oatmeal saat sarapan secara rutin.


Tomat dan Minyak Zaitun (extra virgin)
Tomat memiliki empat zat karotenoid utama (alpha-carotene, beta-karoten, lutein, dan likopen) ditambah tiga antioksidan (beta-karoten, vitamin E, dan vitamin C) yang dapat membantu melawan kanker dan penyakit jantung.  "Tubuh Anda akan menyerap lebih banyak bahan kimia pelindung jika Anda makan bersama dengan minyak zaitun," kata Magee. Minyak zaitun merupakan jenis lemak tak jenuh tunggal yang dapat memperlambat pencernaan sehingga zat-zat yang bermanfaat tadi bisa diserap lebih dari baik.
Minyak zaitun extra virgin adalah bentuk minyak zaitun yang tidak mengalami proses pengolahan. Minyak jenis ini mengandung paling banyak senyawa yang menguntungkan. Agar tidak mudah tengik, minyak zaitun harus dijauhkan dari panas dan cahaya.

Alpukat + Sayuran
Kombinasi dua ini membuat kulit wajah semakin sehat. Sayur kaya akan zat yang disebut karotenoid. Karotenoid berfungsi mengurangi kerusakan akibat radikal bebas secara efektif serta melindungi kulit dari efek berbahaya dari sinar UV.  Dalam penelitian terbaru di Ohio State University, orang yang mengonsumsi alpukat bersama dengan sayuran seperti selada, bayam, dan wortel dapat menyerap hingga 15 kali lebih banyak karotenoid daripada mereka yang tidak makan sayur bersama  dengan alpukat.
Studi menunjukkan karotenoid memerlukan beberapa lemak secara optimal diserap oleh tubuh. Alpukat mengandung lemak tak jenuh tunggal yang sehat.

Brokoli + Tomat
Brokoli dan tomat keduanya bermanfaat melawan kanker. Namun, penelitian mengungkapkan makan keduanya bersama-sama dapat menawarkan perlindungan lebih. Dalam penelitian terbaru, para ilmuwan menemukan tomat dan brokoli yang dikonsumsi pada saat yang sama lebih efektif dalam memperlambat pertumbuhan kanker tumor prostat daripada sendiri-sendiri.
 Komposisi keduanya yang dianjurkan yaitu satu setengah cangkir brokoli dan dua setengah cangkir tomat segar, atau satu cangkir saus tomat.

Teh Hijau + Lemon
Teh hijau dapat menurunkan risiko serangan jantung karena mengandung katekin dan antioksidan yang kuat. Tapi penelitian mengatakan bahwa tubuh hanya mampu menyerap 20 persen senyawa ini. Baru-baru ini, ketika para ilmuwan menambahkan jus lemon dengan teh hijau, tubuh bisa menyerap hingga 80 persen katekin. Jika tidak ingin repot, anda bisa mencoba membeli teh hijau kemasan yang mengandung vitamin C. Para ilmuwan mengatakan vitamin C dalam buah jeruk juga dapat meningkatkan penyerapan katekin.

Mengelola Tabungan untuk Pendidikan Anak

Pertanyaan :
Selamat pagi Pak Ghozali.
Saya mau tanya,kami berumur 30 tahun.  Kami memiliki anak perempuan umur 3 tahun. Kami sangat menginginkan putri kami ini mendapatkan pendidikan yang maksimal, maka kami merencanakan menabung yang maksimal juga.  Menurut  bapak berapa persen dari penghasilan kami untuk ditabung khusus pendidikan putri kami ini? atau kalo ikut asuransi khusus pendidikan putri kami, bagaimana spesifikasi asuransi yang tepat untuk pendidikan anak ini?

Saya mohon balasan / jawabannya pak. Terimakasih atas perhatiannya pak...

Sri Handayani


Jawaban :
Ibu Sri, sebagai orang tua kita tentu menginginkan pendidikan yang terbaik untuk putra-putri kita.

Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah menetapkan target pendidikan untuk putri Anda. Dimana ia akan bersekolah kelak. Mulai dari TK, SD, SMP, SMA, sampai dengan kuliah. Walaupun nanti pada kenyataannya dia akan bersekolah di tempat lain nantinya, namun penentuan target ini sangat penting untuk menetapkan standar biaya pendidikan. Karena sulit sekali kita berinvestasi dengan optimal kalau target biayanya tidak jelas. Iya kan?

Setelah menentukan standar biaya sekolah yang diimpikan, langkah selanjutnya adalah dengan menghitung berapa jadinya biaya pendidikan tersebut di masa yang akan datang. Hitungan kasar saya, biaya SD-nya nanti adalah 1,5x kali lipat dari biaya SD sekarang. Biaya SMP 2x lipat, SMA 4x lipat, dan kuliahnya 6 kali lipat dari biaya kuliah sekarang. Nah, bawa angka ini ke bank, agen asuransi, atau manager investasi untuk dihitungkan berapa yang harus investasikan per bulannya. Dari sini akan terlihat produk investasi mana yang memberikan hasil yang lebih optimal. Semakin kecil keuntungannya, semakin besar investasi bulanan yang harus disetorkan.

Atau bisa juga menggunakan cara yang lebih mudah. Hitung saja berapa biaya pendidikan di semua jenjang dalam satuan gram emas. Misalnya masuk sekolah 5jt itu setara dengan 10gram emas. Nah, total semua biayanya dari TK sampai dengan kuliah, itulah target jumlah emas yang harus Anda miliki selama 15 tahun ke depan.

Kalau asuransi pendidikan, hasilnya biasanya akan setara atau sedikit lebih besar/kecil dari bagi hasil/bunga deposito. Ini artinya Anda berdua harus menyetorkan dana yang cukup besar setiap bulannya agar bisa mendapatkan biaya pendidikan yang sesuai dengan keinginan. Keunggulannya, adanya proteksi asuransi sehingga kalau ada apa-apa dengan pencari nafkah (Ayah), setoran asuransinya tetap berjalan. Tapi ingat ya, asuransinya atas nama si Ayah, bukan atas nama anak.
 
Konsultasi keuangan keluarga diasuh oleh Ahmad Gozali, perencana keuangan pada Safir Senduk & Rekan. Kirimkan pertanyaan Anda ke askgoz@rol.republika.co.id

Membeli Rumah untuk Pertama Kali

Membeli rumah untuk pertama kalinya boleh jadi kegiatan yang menantang. Namun, memiliki uang tunai yang cukup dan memahami tentang pasar dan prosedurnya dapat memudahkan prosesnya. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan:

Kondisi keuangan
– pahami biaya yang perlu dikeluarkan untuk:
  • Uang tanda jadi. Pengembang biasanya akan menentukan besar uang tanda jadi. Namun jika Anda tidak membeli dari Pengembang, misalnya dari pasar sekunder, penjual properti dapat menentukan besar uang tanda jadi.
    • Pengembang akan memberikan formulir pesanan unit yang di dalamnya tertera jadwal pembayaran uang tanda jadi dan pelunasan uang muka. Jadwal ini harus ditulis dengan jelas dan disetujui oleh pihak penjual dan pembeli. Jadwal pembayaran ini sangat penting ketika Anda membiayai properti dengan program cicilan/angsuran.
  • Uang Muka.
    • Seperti yang telah disinggung di atas, Anda perlu melunasi uang muka jika ingin membeli properti dari Pengembang.Untuk properti yang dibeli dari pasar sekunder, bank biasanya akan menentukan besar uang muka yang perlu dibayarkan kepada penjual langsung, besarnya berkisar antara 20%-50%.
    • Anda sebaiknya berhati-hati dalam mengatur waktu pembayaran uang muka ini. Pastikan terlebih dahulu bahwa akad kredit Anda disetujui oleh pihak bank, sebelum Anda terlanjur membayarkan uang muka kepada penjual. Ini dapat dilakukan dengan membuat Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) dengan penjual di depan notaris yang mengatakan bahwa Anda baru akan membayar uang muka setelah akad kredit disetujui oleh pihak bank.
  • Angsuran.  Idealnya, besar angsuran tidak melebihi sepertiga dari penghasilan Anda (suami/istri/gabungan).
  • Biaya notaris untuk mengikat kredit secara hukum
Cari tahu harga pasar untuk properti yang Anda inginkan
  • Dapatkan penilaian indikatif dari Bank melalui survey penilaian aset properti untuk menentukan harga jual dan legalitas properti yang dimaksud. Nilai aset properti semestinya sesuai dengan harga pasar yang berlaku.
  • Legalitas dokumen yang diperlukan biasanya seperti Sertifikat Tanah (SHM/SHGB/Sarusun), Sertifikat IMB (izin Mendirikan Bangunan), SPPT PBB, Suart Kuasa Jual, Surat Warisan, dan lain-lain. Selanjutnya, bank akan memberikan keputusan tentang kelayakan properti untuk proses akad kredit, seandainya semua dokumen yang diperlukan telah dilengkapi. Jika belum, maka mereka akan memberitahu lebih lanjut tentang dokumen yang diperlukan.
Analisa resiko kredit
  • Sebelum permohonan KPR disetujui, bank akan menganalisa kredit untuk mengukur kemampuan angsuran/cicilan Anda. Biasanya, besar angsuran per bulan tidak boleh melebihi dari sepertiga pendapatan suami, istri, atau gabungan. Verifikasi akan dilakukan melalui pemeriksaan rekening koran selama 3-6 bulan terakhir, untuk melihat pengeluaran bulanan Anda. Wawancara juga akan dilakukan, ditambah dengan kroscek rujukan yang anda berikan dan begitu pula dengan pengecekan ke Bank Indonesia.
  • Bank Indonesia akan memeriksa (jika ada) kartu kredit, kredit kendaraan bermotor, KPR lain, kredit lain, dan biaya hidup bulanan, atau jika pernah atau sedang dalam status Blacklist.
  • Selanjutnya dalam waktu 14-60 hari kerja, bank akan memberikan keputusan atas permohonan KPR anda.

Akad kredit

Akad kredit dilakukan setelah semua syarat di atas telah terpenuhi. Setelah akad kredit, angsuran sudah dapat mulai dibayarkan. Setelah semua angsuran dilunasi, pastikan Anda mendapatkan Surat Pelunasan Utang dari bank dan Sertifikat Asli Kepemilikan Unit Properti sebagai tanda bukti resmi kepemilikan atas rumah pertama Anda.

©RUMAH.COM Agustus 2011

Perintah Menunaikan Amanah

Kirim Print

5. Ruang Lingkup Amanah
a. Amanah fitrah. 

dakwatuna.com - Adalah amanah besar yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Allah SWT berfirman:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,” (QS. Al-A’raf: 172)
b. Amanah Dakwah.
Allah SWR berfirman:
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Wahai bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (QS. Ali Imran: 110)
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan `Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS. Ali Imran: 78-79)
c. Amanah anggota badan manusia.
Anggota badan merupakan amanah Allah pada manusia, karenanya manusia harus menggunakannya untuk taat pada-Nya, mencari Ridha-Nya dan berjihad di jalan-Nya. Contohnya adalah amanah “mata”, Allah SWT berfirman:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-nya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,” (QS. An-Nuur: 30-31)
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (QS. Al-Ghaashiyah: 17-20)
d. Amanah dalam menunaikan hak.
Hak itu ada dua macam:
i. Hak Allah.
Baik hak keyakinan, ucapan atau perbuatan. Dia adalah hak yang paling besar yang merupakan prioritas utama untuk ditunaikan, hak yang paling utama adalah hak tauhid, kemudian rukun-rukun Islam yang lain dan seluruh nikmat-nikmat Allah. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh,” (QS. Al-Ahzaab: 72)
Sahabat Ibnu Abbas, Imam Mujahid dan Ad-Dlohhak berkata:
 “Amanah Allah adalah seluruh kewajiban-kewajiban yang diwajibkan Allah.”
ii. Hak makhluk.
Di antaranya adalah hak harta, seperti utang, sewaan dan barang titipan. Hak makhluk yang lain adalah hak selain harta, seperti menjaga kehormatan, memberi nasihat, dll.
e. Amanah majelis.
Rasulullah SAW bersabda:
: قال الرسول: ” اَلْمَجْلِسُ بِالأَمَانَةِ إِلاَّ ثَلاَثَةٌ: مَجْلِسُ سَفْكِ دَمٍ حَرَامٍ، أَوْ فَرْجٍ حَرَامٍ، أَوْ اِقْتِطَاعِ مَالٍ بِغَيْرِ حَقٍّ”/ أبو داود وأحمد
Semua majelis itu merupakan amanah kecuali 3 hal. Yaitu majelis penumpahan darah, majelis hubungan badan yang diharamkan dan majelis pelanggaran terhadap harta orang lain. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
f. Amanah keluarga.
Di antaranya adalah menunaikan kewajiban keluarga. Rasulullah SAW bersabda:
” كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعْيَتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَ
َاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعِ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعْيَتِهِ/ البخاري
Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya. Seorang lelaki menjadi pemimpin dalam keluarganya, seorang wanita menjadi pemimpin di rumah suami dan anak-anaknya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)
g. Amanah kerja professional.
Rasulullah SAW bersabda:
: قال الرسول: “لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌعِنْدَ إِسْتِهِ، يَرْفَعُ لَهُ بِقَدْرِ غُدْرَتِهِ، أَلاَ وَلاَ غَادِرَ أَعْظَمُ مِنْ أَمِيْرٍ عَامَهُ”/ البخاري
Setiap pengkhianat akan mendapatkan bendera di belakang (bokong). Panjang dan pendek bendera tersebut sesuai dengan kadar pengkhianatannya. Ketahuilah bahwa pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan seorang pemimpin terhadap rakyatnya. (HR. Bukhari)
h. Amanat kepemimpinan.
Kepemimpinan itu adalah amanat, Abu Dzar berkata:
قَالَ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلْنِيْ؟ فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبَيَّ ثُمَّ قَالَ : يَا أَباَ ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيْفٌ وإَنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَومَ الْقِيَامَةِ حِزْيٌ وَنَداَمَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَى الَّذِى عَلَيْهِ فِيْهَا”/ مسلم
Wahai Rasulullah jadikanlah saya sebagai pemimpin, maka Rasulullah menepuk pundaknya sambil berkata: Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau orang yang lemah dan kepemimpinan itu adalah amanah, dia di hari kiamat nanti merupakan penyesalan dan kesedihan, kecuali yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan semua kewajiban di dalamnya. (HR. Muslim)
Memberikan kepemimpinan kepada ahlinya juga merupakan amanah. Seorang sahabat bertanya: Kapan kiamat? Rasulullah SAW bersabda:
وَإِعْطَاءُ الْحُكْمِ إِلَى أَهْلِهِ أَمَانَةٌ : قَالَ الأَعْرَبِيْ: مَتَى السَّاعَةُ ؟ قَالَ إِذَا ضُيِّعَ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةُ، قاَلَ كَيْفَ إِضَاعَتِهَا ؟ فَقاَلَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةُ”/ البخاري
Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat. Sahabat bertanya: Disia-siakan yang bagaimana? Rasulullah bersabda: Jika urusan telah diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah hari kiamat.” (HR. Bukhari)
Dalam sebuah hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda:
وقال” مَنْ اِسْتَعْمَلَ رَجُلاً عَلَى عِصَابَةٍ وَفِيْهِمْ مَنْ هُوَ أَرْضَى للهِ مِنْهُ فَقَدْ خَانَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَالْمُؤْمِنُوْنَ”/ الحاكم
Barangsiapa mengangkat pemimpin karena fanatisme golongan, padahal di sana ada orang yang lebih diridhai oleh Allah, maka dia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin. (HR. Hakim)

Sabtu, 26 November 2011

Filosofi Anak Djogja


Dulu petuah orang tua atau orang bijak selalu teringat waktu ngumpul atau kita berhadapan dengan orang tua, baik orang berkelas atau orang biasa, dalam situasi resmi atau pun dalam keadaan biasa. Kita dulu  selalu  pasrah mendengar karena kita masih anak-anak / muda  dan itu cerita akan menjadi berkembang dan semakin lama. Kita akan tahu banyak arti dari kalimat – kalimat itu yang semakin mendalam dan kalau mendengar itu terbuka hatinya dia akan menemukan manfaat yang banyak. Di bawah ini mungkin bisa mengingatkan saya kembali kalimat kalimat dulu saya sering dengar sekarang hal itu jarang lagi terdengar, mungkin juga bisa bermanfaat bagi yang lain.
Saat ini kebudayaan Jawa, terutama Filsafat Jawa hampir hilang dari kehidupan masyarakat. Kehidupan kita yang cenderung “western” telah mengabaikan filsafat- filsafat Jawa tersebut. Padahal dalam filsafat-filsafat tersebut mengandung ajaran “adiluhung” yang sangat berguna bagi kehidupan masyarakat.
Filsafat Jawa pada dasarnya bersifat universal. Jadi filsafat Jawa bukan hanya diperuntukkan bagi masyarakat Jawa saja, tetapi juga bagi siapapun yang ingin mempelajarinya. Beberapa filsafat jawa yang biasa :
Ojo Rumongso Biso, Nanging Biso Rumongso
Ketika kita memperoleh suatu pengetahuan, ilmu, atau pengalaman terkadang muncul sifat sombong dari diri kita. Bahwa kita dapat menyelesaikan suatu masalah dengan ilmu atau pengalaman yang kita peroleh. Padahal banyak faktor yang menentukan penyelesaian suatu masalah dan bukan hanya dari sudut pandang yang kita pahami. Di sini orang lantas merasa bisa, sifat ego manusia yang muncul tanpa menghiraukan pendapat orang lain.
Dalam filosofi Jawa, sifat ini yang dinamakan Rumongso Biso (merasa bisa). Ajaran masyarakat Jawa menekankan untuk dapat melakukan koreksi ke dalam, sehingga tidak terdorong untuk menghujat atau merendahkan orang lain. Cobalah untuk memahami pendapat yang lain, walau hal itu mungkin sangat bertentangan dengan yang kita yakini. Dengan Biso Rumongso (bisa merasa) atau melatih empati kita untuk memahami orang lain akan mendorong untuk berkompromi mencapai suatu keseimbangan. Hal ini akan membuat semua perselisihan atau konflik yang ada di dunia ini dapat teratasi. Janganlah menjadi orang yang merasa bisa, melainkan yang bisa merasa.
MigunanuTumraping Liyan
“Sekecil apapun kebaikan yang kita perbuat bisa bermakna besar bagi orang lain. Berguna bagi sesama membuat hidup lebih berarti”. Itulah tulisan yang terdapat di iklan poster koran Kedaulatan Rakyat. Koran lokal Jogja ini mengambil filosofi Jawa yang maknanya mendalam. Berguna bagi sesama, itulah kurang lebih artinya.
Terkadang kita merasa belum siap untuk berbuat baik, karena kita berpikiran bahwa kita belum mampu secara materi atau merasa perbuatan kita itu tidak berdampak banyak bagi orang yang membutuhkan. Atau ketika kita sudah terjerumus dalam ego kita, yang mempertimbangkan untung rugi setiap perbuatan, melupakan kenyataan bahwa semua ciptaan dunia ini merupakan suatu kesatuan, sehingga kesetiaan kita berpindah ke kelompok yang lebih kecil, seperti komunitas lingkungan, keluarga, gender, ras. Di luar itu kita tidak peduli.
Memberi dari kekurangan kita, lebih bermakna daripada memberi dari kelebihan kita.. Sekecil apapun kebaikan yang kita perbuat bisa bermakna besar bagi orang lain.
Eling Sangkan Paraning Dumadhi.
Tinggal di Jawa, terutama di Solo paling tidak kita berusaha untuk mengerti budaya dan kearifan lokal yang ada. Hal ini sebagai proses penempatan diri dalam komunitas yang ada. Salah satunya yaitu tentang filosofi orang Jawa. Ada banyak filosofi yang digali dalam budaya Jawa. Salah satunya adalah ungkapan Eling Sangkan Paraning Dumadhi.
Dalam pergaulan masyarakat Jawa terutama kalangan generasi tua, ungkapan yang arif ini sangat terkenal. Secara bebas diartikan sebagai ingat akan asal dan tujuan hidup. Ungkapan ini mengandung nasihat agar seseorang selalu waspada dan eling (ingat, sadar) terhadap sangkan (asal) manusia dan paran (tujuan akhir).
Dengan sadar dan waspada dalam perjalanan hidupnya, ia akan mampu meredam emosi, nafsu, ikatan ikatan duniawi dan berupaya untuk bertindak lebih baik, karena ia memiliki tujuan akhir yang jelas, yaitu sowan ngarsaning Gusti (menghadap ke hadirat Tuhan)
Ungkapan Eling Sangkan Paraning Dumadhi dijadikan sebagai pengendali sewaktu seseorang melakukan perbuatan negatif. Selain itu dapat juga dimanfaatkan untuk meluruskan dan membesarkan hati ketika terkena beban hidup, sakit, kekecewaan, patah hati, ketidakbahagiaan. Upaya pelurusan ini untuk penyadaran akan sangkan (asal) dan paran (tujuan) hidupnya.
  • Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat).
  • Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
  • Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar)
  • Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan)
  • Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
  • Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).
  • Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
  • Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; jangan suka berbuat curang agar tidak celaka).
  • Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).
  • Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).
  • Alon-alon waton klakon
    Filosofi ini sebenarnya berisikan pesan tentang safety. Padahal kandungan maknanya sangat dalam. Filosofi ini mengisyaratkan tentang kehati-hatian, waspada, istiqomah, keuletan, dan yang jelas tentang safety.
  • Nrimo ing pandum
    Arti yang mendalam menunjukan pada sikap Kejujuran, keiklasan, ringan dalam bekerja dan ketidakinginan untuk korupsi. Inti filosofi ini adalah Orang harus iklas menerima hasil dari usaha yang sudah dia kerjakan.
  • Saiki jaman edan yen ora edan ora komanan, sing bejo sing eling lan waspodo.
    Hanya orang yang ingat kepada Allah (disini saja juga tidak cukup) dan waspada terhadap duri-duri kehidupan yang setiap saat bisa datang dan menghujam kehidupan, sehingga bisa mengakibatkan musibah yang berkepanjangan.
  • Mangan ora mangan sing penting ngumpul’
    ‘Makan tidak makan yang penting kumpul’. Filosofi ini adalah sebuah peribahasa. Kalimat peribahasa tidaklah tepat kalau diartikan secara aktual. Filosofi ini sangat penting bagi kehidupan berdemokrasi. Kalau bangsa kita mendasarkan demokrasi dengan falsafah diatas saya yakin negara kita pasti akan aman, tentram dan sejahtera.’Mangan ora mangan’ melambangkan eforia demokrasi, yang mungkin satu pihak mendapatkan sesuatu (kekuasaan) dan yang lain pihak tidak. Yg tdk dapat apa-apa tetap legowo. ‘Sing penting ngumpul’ melambangkan berpegang teguh pada persatuan, yang artinya bersatu untuk tujuan bersama.
    Saya pikir Filosofi ‘Mangan ora mangan sing penting kumpul’ adalah
    filosofi yang cocok yang bisa mendasari kehidupan demokrasi bangsa
    Indonesia agar tujuan bangsa ini tercapai.
  • Wong jowo ki gampang di tekuk-tekuk.
    Filosofi ini juga berupa ungkapan peribahasa yang dalam bahasa Indonesia adalah ‘Orang Jawa itu mudah ditekuk-tekuk’.
    Ungkapan ini menunjukan fleksibelitas dari orang jawa dalam kehidupan. Kemudahan bergaul dan kemampuan hidup di level manapun baik miskin, kaya, pejabat atau pesuruh sekali pun. Orang yang memegang filosofi ini akan selalu giat bekerja dan selalu ulet dalam meraih cita-citanya.
- Memayu hayuning bawana (melindungi bagi kehidupan dunia)
- Sukeng tyas yen den hita (suka/bersedia menerima nasihat, kritik, tegoran)
- Jer basuki mawa beya (keberhasilan seseorang diperoleh dengan pengorbanan)
- Ajining dhiri dumunung ing kedhaling lathi (nilai diri seseorang terletak pada gerak lidahnya)
- Ajining sarira dumunung ing busana (nilai badaniah seseorang terletak pada pakaiannya)
- Amemangun karyenak tyasing sesama (membuat enaknya perasaan orang lain)
- Kridhaning ati ora bisa mbedhah kuthaning pasthi (Gejolak jiwa tidak bisa merubah kepatian)
- Budi dayane manungsa ora bisa ngungkuli garise Kang Kuwasa (Budi daya manusia tidak bisa mengatasi takdir Yang Maha Kuasa)
- Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti (kemarahan dan kebencian akan terhapus/hilang oleh sikap lemah lembut)
- Tan ngendhak gunaning janma (tidak merendahkan kepandaian manusia)
Masih banyak filsafat-filsafat jawa yang lain. Satu hal yang harus diingat, mempelajari kebudayaan suatu daerah bukan berarti kita menjadi “rasis” atau fanatik kedaerahan, namun itu semua sebagai wujud pertanggung jawaban kita terhadap peninggalan nenek moyang bangsa kita. Dan juga melestarikan kebudayan daerah bukan hanya menjadi tanggung jawab warga daerah tersebut. Tetapi juga menjadi tanggung jawab kita semua.. (ingat semboyan bangsa kita “Bhineka Tunggal Ika”…..)
Bangsa yang besar bukan hanya bangsa yang hidup modern, tetapi juga bangsa yang mampu hidup modern tanpa meninggalkan ajaran dan nilai luhur kebudayaannya.
Refrenensi
http://fauzanjs.multiply.com
http://margo89.blogspot.com
http://sastroyuwono.blogspot.com
namararina.blogspot.com

http://gurusmp5.wordpress.com

4. Sifat Pribadi Minang

4. Sifat Pribadi Minang

Salah satu tujuan adat pada umumnya, adat Minang pada khususnya adalah membentuk individu yang berbudi luhur, manusia yang berbudaya, manusia yang beradab.

Dari manusia-manusia yang beradab itu diharapkan akan melahirkan suatu masyarakat yang aman dan damai, sehingga memungkinkan suatu kehidupan yang sejahtera dan bahagia, dunia dan akhirat. Suatu Baldatun Toiyibatun wa Rabbun Gafuur. Suatu masyarakat yang aman dan damai dan selalu dalam lindungan Tuhan.

Untuk mencapai masyarakat yang demikian, diperlukan manusia-manusia dengan sifat-sifat dan watak tertentu. Sifat-sifat yang ideal itu menurut adat Minang antaranya sebagai berikut :

a. Hiduik Baraka, baukue jo bajangka artinya hidup berpikir, berukur dan berjangka

Dalam menjalankan hidup dan kehidupan orang Minang dituntut untuk selalu memakai akalnya. Berukur dan berjangka artinya harus mempunyai rencana yang jelas dan perkiraan yang tepat.
Kelebihan manusia dari binatang adalah tiga alat vital yang mempunyai kekuatan besar bila dipakai secara tepat dalam menjalankan hidupnya. Ketiga alat tersebut adalah otak, otot dan hati.
Pengertian peningkatan sumber daya manusia tidak lain dari mengupayakan sinergi ketiga kekuatan itu untuk memperbaiki hidup dan kehidupannya.
Dengan mempergunakan akal pikiran dengan baik, manusia antara lain akan selalu waspada dalam hidup, seperti dalam pepatah berikut :

Dalam mulo akhie mambayang Dalam awal akhir terbayang
Dalam baiak kanalah buruak Dalam baik ingatlah buruk
Dalam galak tangieh kok tibo Dalam tawa tangis menghadang
Hati gadang hutang kok tumbuah Hati ria hutang tumbuh

Dengan berpikir jauh kedepan kita dapat meramalkan apa yang bakal terjadi, sehingga tetap selalu waspada.

Alun rabah lah ka ujuang Belum rebah sudah keujung
Alun pai lah babaliak Belum pergi sudah kembali
Alun di bali lah bajua Belum dibeli sudah dijual
Alun dimakan lah taraso Belum dimakan sudah terasa

Didalam merencanakan sesuatu pekerjaan, dipikirkan lebih dahulu sematang-matangnya dan secermat-cermatnya. Pendek kata dibuat rencana yang mantap dan terinci.

Dihawai sahabih raso Diraba sehabis rasa
Dikaruak sahabih gauang Dijarah sehabis lobang

Dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan, perlu dilakukan sesuai dengan urutan prioritas yang sudah direncanakan, seperti kata pepatah :
Mangaji dari alif Mengaji dari alif
Babilang dari aso Berhitung dari satu

Dalam melakukan sesuatu, haruslah mempunyai alasan yang masuk akal dan bisa dipertanggungjawabkan. Jangan asal berbuat tanpa berpikir.

Mancancang balandasan Mencencang berlandasan
Malompek basitumpu Melompat bersitumpu

Dalam melaksanakan suatu tugas bersama, atau dalam suatu organisasi kita tak mungkin berjalan sendiri-sendiri. Salah satu kelemahan orang Minang adalah kebanyakan mereka menderita penyakit "Excessive Individualisme", penyakit susah diatur, merasa lebih super dari orang lain, karenanya dihinggapi penyakit "pantang taimpik".

Struktur organisasi dipenghujung abad ke XX ini, baik organisasi pemerintah, angkatan bersenjata, organisasi sosial, maupun organisasi perusahaan mempunyai struktur piramida, lancip ke atas.

Struktur organisasi yang semacam ini, memaksa orang-orang dalam formasi yang berlanggo-langgi, atau bertingkat-tingkat. Ada yang disebut bawahan dan ada atasan, ada yang memerintah dan ada pula yang harus menjalankan perintah. Orang Minang kebanyakan belum dapat menyesuaikan diri dengan pola kemasyarakatan yang baru ini. Apalagi bila dalam organisasi itu hanya balego awak samo awak. Dalam kondisi yang demikian, akan berlaku pameo "Iyo kan nan kato beliau, tapi lakukan nan diawak". Inilah agaknya salah satu sebab kenapa dipenghujung abad XX ini orang-orang Minang sudah jarang yang menonjol dipentas nasional. Kalau ada yang menonjol satu dua, maka yang duduk menjadi bawahannya, mungkin sekali bukan orang Minang. Mari kita koreksi diri kita masing-masing dan mari kita pelajari kembali ajaran adat kita yang berbunyi sbb :

Bajalan ba nan tuo Berjalan dengan yang tua
Balayie ba nakhodo Berlayar ber-nakhoda
Bakata ba nan pandai Berkata dengan yang pandai

Pepatah diatas mengisyaratkan bahwa nenek moyang kita lebih memahami pola organisasi modern dibandingkan kita. Renungkanlah.

Masih bayak diantara kita yang belum punya cita-cita hidup. Tidak tahu apa yang ingin dicapai dalam hidup ini. Namun ada juga yang punya cita-cita , tetapi tidak tahu bagaimana cara yang harus ditempuh untuk mencapai cita-cita itu.

Nenek moyang kita ribuan tahun yang lalu sudah tahu apa yang ingin dicapainya dalam hidup ini, dan sudah tahu pula cara apa yang harus ditempuh untuk mencapai cita-cita itu. Cobalah kita cermati pepatah berikut :

Nak kayo kuek mancari Ingin kaya, bekerja keraslah
Nak tuah bertabur urai Ingin tuah, bertabur hartalah
Nak mulie tapeki janji Ingin mulia, tepati janji
Nak namo tinggakan jaso Ingin nama, berjasalah
Nak pandai kuek baraja Ingin pandai, rajinlah belajar

Salah satu syarat untuk bisa diterima dalam pergaulan ialah bila kita dapat membaca perasaan oang lain secara tepat. Dalam zaman modern hal ini kita kenal dengan ilmu empathi, yaitu dengan mencoba mengandaikan kita sendiri dalam posisi orang lain. Bila kita berhasil menempatkan diri dalam posisi orang lain, maka tidak mungkin kita akan memaksakan keinginan kita kepada orang lain. Dengan cara ini banyak konflik batin yang dapat dihindari. Pepatah mengajarkan dengan tepat sebagai berikut :

Elok dek awak Yang elok menurut kita
Katuju dek urang (Namun juga) disukai orang lain

Segala sesuatu yang munurut pikiran sendiri adalah baik, belum tentu dianggap baik pula oleh orang lain. Kacamata yang dipakai mungkin sekali berbeda, sehingga pendapatpun berbeda pula. Kepala sama hitam, pikiran berbeda-beda.

Nenek moyang orang Minang, sebelum ilmu manajemen berkembang di tanah air sejak tahun 1950-an yang lalu, telah lama meyakini bahwa "perencanaan yang matang" adalah salah satu unsur yang sangat penting untuk terlaksananya suatu pekerjaan. Pepatah berikut meyakini kita akan kebenarannya :

Balabieh ancak-ancak Berlebihan berarti ria
Bakurang sio-sio Kalau kurang sia-sia
Diagak mangko diagieh Dihitung dulu baru dibagi
Dibaliek mangko dibalah Dibalik dulu baru dibelah
Bayang-bayang sepanjang badan Bayang-bayang sepanjang badan (Beban
jangan lebih dari kemampuan)
Nan babarieh nan dipahek Yang dibaris yang dipahat
Nan baukue nan dikabuang Yang diukur yang dipotong
Jalan nan luruih nan ditampuah Jalan lurus yang ditempuh
Labuah pasa nan dituruik Jalan yang lazim yang dituruti
Di garieh makanan pahat Digaris makanan pahat
Di aie lapehkan tubo Di air lepaskan racun
Tantang sakik lakek ubek Ditempat yang sakit diberi obat
Luruih manantang barieh adat Lurus menentang baris adat

b. Baso basi - malu jo sopan

Adat Minang mengutamakan sopan santun dalam pergaulan. Budi pekerti yang tinggi menjadi salah satu ukuran martabat seseorang. Etika menjadi salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap individu Minang.

Adat Minang menyebutkan sebagai berikut :

Nana kuriak iyolah kundi Yang burik ialah kundi
Nan merah iyolah sago Yang merah ialah sega
Nan baiak iyolah budi Yang baik ialah budi
Nan indah iyolah baso Yang indah ialah basa (basi)
Kuek rumah dek basandi Kuatnya rumah karena sendi
Rusak sandi rumah binaso Rusak sendi rumah binasa
Kuek bangso karano budi Kuatnya bangsa karena budi
Rusak budi bangso binaso Rusak budi bangsa binasa

Adat Minang sejak berabad-abad yang lalu telah memastikan, bila moralitas suatu bangsa sudah rusak, maka dapat dipastikan suatu waktu kelak bangsa itu akan binasa. Akan hancur lebur ditelan sejarah.

Adat Minang mengatur dengan jelas tata kesopanan dalam pergaulan. Kita tinggal mengamalkannya. Pepatah menyebutkan sebagai berikut:

Nan tuo dihormati Yang tua dihormati
Nan ketek disayangi Yang kecil disayangi
Samo gadang bawo bakawan Sama besar bawa berkawan
Ibu jo bapak diutamakan Ibu dan ayah diutamakan

Budi pekerti adalah salah satu sifat yang dinilai tinggi oleh adat Minang. Begitu pula rasa malu dan sopan santun, termasuk sifat-sifat yang diwajibkan dipunyai oleh orang-orang Minang. Pepatah Minang memperingatkan :

Dek ribuik rabahlah padi Karena ribut rebahlah padi
Di cupak Datuak Tumangguang Di cupak Datuk Tumenggung
Hiduik kok tak babudi Hidup kalau tak berbudi
Duduak tagak kamari cangguang Duduk berdiri serba canggung
Rarak kaliki dek binalu Gugur pepaya karena benalu
Tumbuah sarumpun ditapi tabek Tumbuh serumpun di tepi tebat
Kalau habih raso jo malu Kalau habis rasa dan malu
Bak kayu lungga pangabek Bagaikan kayu longgar pengikat

Kehidupan yang aman dan damai, menjadi idaman Adat Minang. Karena itu selalu diupayakan menghindari kemungkinan timbulnya perselisihan dalam pergaulan. Budi pekerti yang baik, sopan santun (basa basi) dalam pergaulan sehari-hari diyakini akan menjauhkan kita dari kemungkinan timbulnya sengketa. Budi perkerti yang baik akan selalu dikenang orang, kendatipun sudah putih tulang di dalam tanah.

Pepatah menyebutkan sbb:

Pucuak pauah sadang tajelo Pucuk pauh sedang terjela
Panjuluak bungo linggundi Penjuluk bunga linggundi
Nak jauah silang sangketo Supaya jauh silang sengketa
Pahaluih baso jo basi Perhalus basa basi (budi pekerti)
Pulau pandan jauah ditangah Pulau pandan jauh di tengah
Dibaliak pulau angso duo Dibalik pulau angsa dua
Hancua badan di kanduang tanah Hancur badan dikandung tanah
Budi baiak takana juo Budi baik terkenang juga
Nak urang koto ilalang Anak orang koto Hilalang
Nak lalu ka pakan baso Mau lewat ke pekan Baso
Malu jo sopan kok lah ilang Malu dan sopan kalau sudah hilang
Habihlah raso jo pareso Habislah rasa dan periksa

c. Tenggang raso

Perasaan manusia halus dan sangat peka. Tersinggung sedikit dia akan terluka, perih dan pedih. Pergaulan yang baik, adalah pergaulan yang dapat menjaga perasaan orang lain. Kalau sampai perasaan terluka, bisa membawa bencana. Karena itu adat mengajarkan supaya kita selalu berhati-hati dalam pergaulan, baik dalam ucapan, tingkah laku maupun perbuatan jangan sampai menyinggung perasaan orang lain. Tenggang rasa salah satu sifat yang dianjurkan adat.

Pepatah memperingatkan sebagai berikut :

Bajalan paliharo kaki Berjalan pelihara kaki
Bakato paliharo lidah Berkata pelihara lidah
Kaki tataruang inai padahannyo Kaki tertarung inai imbuhannya
Lidah tataruang ameh padahannyo Lidah tertarung emas imbuhannya
Bajalan salngkah madok suruik Berjalan selangkah, lihat kebelakang
Kato sapatah dipikia an Kata sepatah dipikirkan

Nan elok dek awak katuju dek urang
Lamak dek awak lamak dek urang
Sakik dek awak sakik dek urang
artinya :
Yang baik menurut kita, harus juga disukai orang lain
Yang enak menurut kita, harus juga enak menurut orang
Kalau sakit bagi kita, sakit pula bagi orang

d. Setia (loyal)

Yang dimaksud dengan setia adalah teguh hati, merasa senasib dan menyatu dalam lingkungan kekerabatan. Sifat ini menjadi sumber dari lahirnya sifat setia kawan, cinta kampung halaman, cinta tanah air, dan cinta bangsa. Dari sini pula berawal sikap saling membantu, saling membela dan saling berkorban untuk sesama.

Pepatah menyebutkan sbb:

Malompek samo patah Melompat sama patah
Manyarunduak samo bungkuak Menyerunduk sama bungkuk
Tatungkuik samo makan tanah Tertelungkup sama makan tanah
Tatalantang samo minun aia Tertelantang sama minun air
Tarandam samo basah Terendam sama basah
Rasok aia pulang ka aia Resapan air kembali ke air
Rasok minyak pulang ka minyak Resapan minyak kembali ke minyak

Bila terjadi suatu konflik, dan orang Minang terpaksa harus memilih, maka orang Minang akan memihak pada dunsanaknya. Dalam kondisi semacam ini, orang Minang sama fanatiknya dengan orang Inggris. Right or wrong is my country. Kendatipun orang Minang "barajo ka nan bana", dalam situasi harus memihak seperti ini, orang Minang akan melepaskan prinsip.

Pepatah adat mengajarkan sbb:

Adat badunsanak, dunsanak patahankanAdat bakampuang, kampuang patahankanAdat banagari, nagari patahankanAdat babangso, bangso patahankanartinya :Adat bersaudara, saudara dipertahankanAdat berkampung, kampung dipertahankanAdat bernegeri, negeri dipertahankanAdat berbangsa, bangsa dipertahankan

Parang ba suku samo dilipekParang samun samo dihadapiartinyaPerang antar suku sama disimpanPerang terhadap penjahat sama dihadapi

Dengan sifat setia dan loyal semacam ini, pengusaha Minang sebenarnya lebih dapat diandalkan menghadapi era globalisasi, karena kadar nasionalismenya tidak perlu diragukan.

e. Adil

Adil maksudnya mengambil langkah sikap yang tidak berat sebelah, dan berpegang teguh pada kebenaran. Bersikap adil semacam ini, sangat sulit dilaksanakan bila berhadapan dengan dunsanak sendiri. Satu dan lain hal karena adanya pepatah adat yang lain yang berbunyi "Adat dunsanak, dunsanak dipatahankan".

Adat Minang mengajarkan sbb :

Bakati samo barek Menimbang sama berat
Maukua samo panjang Mengukur sama panjang
Tibo dimato indak dipiciangkan Tiba dimata tidak ditutupkan
Tibo diparuik indak dikampihkan Tiba diperut tidak dikempiskan
Tibo didado indak dibusuangkan Tiba didada tidak dibusungkan
Mandapek samo balabo Mendapat sama beruntung
Kahilangan samo marugi Kehilangan sama merugi
Maukua samo panjang Mengukur sama panjang
Mambilai samo laweh Menyambung sama luas
Baragiah samo banyak Berbagi sama banyak
Gadang kayu gadang bahannyo Besar kayu besar bahannya (iuran)
Ketek kayu ketek bahannyo Kecil kayu kecil bahannya (andilnya)
Nan ado samo dimakan Yang ada sama dimakan
Nan indak samo dicari Yang tidak ada, sama dicari
Hati gajah samo dilapah Hati gajah sama disuap
Hati tungau samo dicacah Hati kuman sama dicicip (dicercah)
Gadang agiah baumpuak Yang besar dibagi beronggok
Ketek agiah bacacah Yang kecil dibagi secercah

(Kata-kata "dimata,diperut, didada dalam hal ini artinya bila masalah itu menyangkut dunsanak kita sendiri).

f. Hemat Cermat

Pepatah adat menyebutkan sbb:

Manusia

Nan buto pahambuih saluang Yang buta peniup lesung
Nan pakak palapeh badia Yang tuli pelepas bedil
Nan patah pangajuik ayam Yang patah pengusir ayam
Nan lumpuah paunyi rumah Yang lumpuh penunggu rumah
Nan binguang kadisuruah-suruah Yang dungu untuk suruh-suruhan
Nan buruak palawan karajo Yang jelek penantang kerja
Nan kuek paangkuik baban Yang kuat pengangkut beban
Nan tinggi jadi panjuluak Yang tinggi jadi galah
Nan randah panyaruduak Yang pendek penyeruduk
Nan pandai tampek batanyo Yang pandai tempat bertanya
Nan cadiak bakeh baiyo Yang cerdik tempat berunding
Nan kayo tampek batenggang Yang kaya tempat minta tolong
Nan rancak palawan dunia Yang cantik pelawan dunia

Tanah

Nan lereng tanami padi Yang lereng tanami padi
Nan tunggang tanami bamboo Yang tunggang tanami bambu
Nan gurun jadikan parak Yang gurun jadikan kebun
Nan bancah jadikan sawah Yang basah jadikan sawah
Nan padek ka parumahan Yang padat untuk perumahan
Nan munggu jadikan pandam Yang ketinggian jadikan kuburan
Nan gauang ka tabek ikan Yang berlubuk jadikan tambak ikan
Nan padang tampek gubalo Yang padat tempat gembala
Nan lacah kubangan kabau Yang berlumpur kubangan kerbau
Nan rawan ranangan itiak Yang berawa renangan itik

Kayu

Nan kuek ka tunggak tuo Yang kuat untuk tiang utama
Nan luruih ka rasuak paran Yang lurus untuk sudut paran
Nan lantiak ka bubungan Yang lentik untuk bubungan
Nan bungkuak ka tangkai bajak Yang bungkuk untuk tangkai bajak
Nan ketek ka tangkai sapu Yang kecil untuk tangkai sapu
Nan satampok ka papan tuai Yang setapak tangan untuk ani-ani
Rantiangnyo ka pasak suntiang Rantingnya untuk pasak sunting
Abunyo pamupuak padi Abunya pemupuk padi

Bambu

Nan panjang ka pambuluah Yang panjang untuk pembuluh (saluran)
Nan pendek ka parian Yang pendek untuk perian (tempat air)
Nan rabuang ka panggulai Yang rebung untuk penggulai (digulai)

Sagu

Sagunyo ka baka huma Sagunya untuk bekal ke dangau
Ruyuangnyo ka tangkai bajak Ruyungnya ke tangkai bajak
Ijuaknyo ka atok rumah Ijuknya untuk atap rumah
Pucuaknyo ka daun paisok Pucuknya untuk daun rokok
Lidinyo ka jadi sapu Lidinya untuk sapu

g. Waspada

Sifat waspada dan siaga termasuk sifat yang dianjurkan adat Minang seperti sbb :

Maminteh sabalun anyuik Memintas sebelum hanyut
Malantai sabalun lapuak Dibuat lantai baru sebelum lapuk
Ingek-ingek sabalun kanai Siaga sebelum kena (bahaya)
Sio-sio nagari alah Sia-sia negeri akan kalah
Sio-sio utang tumbuah Sia-sia hutang timbul
Siang dicaliak-caliak Siang dilihat-lihat (waspada)
Malam didanga-danga Malam didengar-dengar

h. Berani karena benar

Islam mengajarkan kita untuk mengamalkan "amal makruf, nahi mungkar" yang artinya menganjurkan orang supaya berbuat baik, dan mencegah orang berbuat kemungkaran.

Menyuruh orang berbuat baik adalah mudah. Tapi melarang orang berbuat mungkar, mengandung resiko sangat tinggi. Bisa-bisa nyawa menjadi taruhan. Untuk bertindak menghadang kemungkaran seperti ini, memerlukan keberanian.

Adat Minang dengan tegas menyatakan bahwa orang Minang harus punya keberanian untuk menegakkan kebenaran. Berani karena benar. Pepatahnya adalah sbb :

Kok dianjak urang pasupadan Kalau dipindahkan orang pematang
Kok dialiah urang kato pusako Kalau dirubah orang Adat Miang
Kok dirubah urang Kato Daulu Kalu dirubah orang Kato Dahulu
Jan cameh nyawo malayang Jangan cemas jiwa melayang
Jan takuik darah taserak Jangan takut darah menyembur
Asalkan lai dalam kabanaran Asalkan masih dalam kebenaran
Basilang tombak dalam perang Bersilang tombak dalam perang
Sabalun aja bapantang mati Sebelum ajal berpantang mati
Baribu sabab mandating Beribu sebab yang dating
Namun mati hanyo sakali Namun mati hanya sekali
Aso hilang duo tabilang Esa hilang dua terbilang
Bapantang suruik di jalan Berpantang mundur di jalan
Asa lai angok-angok ikan Asal masih nafas-nafasan ikan
Asa lai jiwo-jiwo sipatuang Asal masih jiwa-jiwanya capung
Namun nan bana disabuik juo Namun yang benar disebut juga
Sekali kato rang lalu Sekali orang berbicara lancing
Anggap angin lalu sajo Anggaplah angin lalu saja
Duo kali kato rang lalu Dua kali orang berbicara lancing
Anggap garah samo gadang Anggaplah lelucon sesama temen
Tigo kali kato rang lalu Tiga kali orang berbicara lancing
Jan takuik darah taserak Jangan takut darah tersembur


i. Arif bijaksana, tanggap dan sabar

Orang yang arif bijaksana, adalah orang yang dapat memahami pandangan orang lain. Dapat mengerti apa yang tersurat dan yang tersirat. Tanggap artinya mampu menangkis setiap bahaya yang bakal datang. Sabar artinya mampu menerima segala cobaan dengan dada yang lapang dan mampu mencarikan jalan keluar dengan pikiran yang jernih.

Ketiga sifat ini termasuk yang dinilai tinggi dalam adat Minang, seperti kata pepatah berikut :

Tahu dikilek baliuang nan ka kaki Tahu dengan kilat beliung kekaki
Kilek camin nan ka muka Kilat cermin yang ke muka
Tahu jo gabak diulu tando ka ujan Tahu dengan mendung dihulu tandakan
hujan
Cewang di langik tando ka paneh Mega dilangit tandakan panas
Ingek di rantiang ka mancucuak Ingat ranting yang akan menusuk
Tahu didahan ka maimpok Tahu dahan yang akan menimpa
Tahu diunak kamanyangkuik Tahu duri yang akan mengait
Pandai maminteh sabalun anyuik Pandai memintas sebelum hanyut

Begitulah adat Minang menggambarkan orang-orang yang arif bijaksana dan tanggap terhadap masalah yang akan dihadapi. Orang-orang yang sabar diibaratkan oleh pepatah sbb:

Gunuang biaso timbunan kabuki Gunung biasa timbunan kabut
Lurah biaso timbunan aia Lurah biasa timbunan air
Lakuak biaso timbunan sampah Lekuk biasa timbunan sampah
Lauik biaso timbunan ombak Laut biasa timbunan ombak
Nan hitam tahan tapo Yang hitam tahan tempa (pukul)
Nan putiah tahan sasah Yang putih tahan cuci
Di sasah bahabih aia Dicuci berhabis air
Dikikih bahabih basi Dikikir berhabis besi

j. Rajin

Sifat yang lain yang pantas dipunyai orang Minang menurut adat adalah rajin seperti kata pepatah berikut ini :

Kok duduak marawuik ranjau Kalau duduk meraut ranjau (jebakan)
Tagak maninjau jarah Berdiri mengintai mangsa (berburu)
Nan kayo kuek mancari Ingin kaya ulet mencari (uang)
Nan pandai kuek baraja Ingin pandai rajin belajar

k. Rendah hati

Mungkin lebih dari separoh orang Minang hidup dirantau. Hidup dirantau artinya hidup sebagai minoritas dalam lingkungan mayoritas suku bangsa lain. Mereka yang merantau ke Jakarta, mungkin kurang merasakan sebagai kelompok minoritas.Tapi mereka yang merantau ke Bandung, Semarang, Malaysia, Australia, Eropa, Amerika mereka hidup ditengah-tengah orang lain yang berbudaya lain. Bagaimana perantau Minang harus bersikap ?

Adat Minang memberi pedoman sbb:

Kok manyauak di hilie-hilie Kalau menimba (air) di hilir-hilir
Kok mangecek dibawah-bawah Kalau bicara bersahaja
Tibo dikandang kambiang mangembek Tiba dikandang kambing mengembek
Tibo dikandang kabau manguak Tiba dikandang kabau menguak
Dimano langik dijunjuang Dimana langit dijunjung
Disinan bumi dipijak Disana bumi dipijak
Disitu rantiang di patah Disitu ranting di patah

Ini berarti sebagai perantau yang hidup dalam lingkungan budaya lain, maka kita sebagai kelompok yang minoritas harus tahu diri dan pandai menempatkan diri. Baris pertama diatas tidak berarti kita harus merasa rendah diri, tetapi justru berarti kita orang yang tahu diri sebagai pendatang. Bila dalam beberapa saat kita bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, malah bisa jadi orang teladan dan tokoh masyarakat dilingkungan baru. Pada saat itu dia tidak perlu lagi "manyauak di hilie-hilie" malah mungkin menjadi "disauakkan dihulu-hulu", didahulukan selangkah, ditinggikan seranting, diangkat menjadi pemimpin bagaikan penghulu dilingkungannya.


Sumber : Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang
 http://adat-budaya-minang.blogspot.com

Watak Budaya Sunda

Sunda berasal dari kata Su = Bagus/ Baik, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang Sunda diyakini memiliki etos/ watak/ karakter Kasundaan sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Watak / karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (pandai/ cerdas) yang sudah dijalankan sejak jaman Salaka Nagara sampai ke Pakuan Pajajaran, telah membawa kemakmuran dan kesejahteraan lebih dari 1000 tahun.
Sunda merupakan kebudayaan masyarakat yang tinggal di wilayah barat pulau Jawa namun dengan berjalannya waktu telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Sebagai suatu suku, bangsa Sunda merupakan cikal bakal berdirinya peradaban di Nusantara, di mulai dengan berdirinya kerajaan tertua di Indonesia, yakni Kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara. Bahkan menurut Stephen Openheimer dalam bukunya berjudul Sundaland, Tatar Sunda/ Paparan Sunda (Sundaland) merupakan pusat peradaban di dunia. Sejak dari awal hingga kini, budaya Sunda terbentuk sebagai satu budaya luhur di Indonesia. Namun, modernisasi dan masuknya budaya luar lambat laun mengikis keluhuran budaya Sunda, yang membentuk etos dan watak manusia Sunda.
Makna kata Sunda sangat luhur, yakni cahaya, cemerlang, putih, atau bersih. Makna kata Sunda itu tidak hanya ditampilkan dalam penampilan, tapi juga didalami dalam hati. Karena itu, orang Sunda yang 'nyunda' perlu memiliki hati yang luhur pula. Itulah yang perlu dipahami bila mencintai, sekaligus bangga terhadap budaya Sunda yang dimilikinya.
Setiap bangsa memiliki etos, kultur, dan budaya yang berbeda. Namun tidaklah heran jika ada bangsa yang berhasrat menanamkan etos budayanya kepada bangsa lain. Karena beranggapan, bahwa etos dan kultur budaya memiliki kelebihan. Kecenderungan ini terlihat pada etos dan kultur budaya bangsa kita, karena dalam beberapa dekade telah terimbas oleh budaya bangsa lain. Arus modernisasi menggempur budaya nasional yang menjadi jati diri bangsa. Budaya nasional kini terlihat sangat kuno, bahkan ada generasi muda yang malu mempelajarinya. Kemampuan menguasai kesenian tradisional dianggap tak bermanfaat. Rasa bangsa kian terkikis, karena budaya bangsa lain lebih terlihat menyilaukan. Kondisi memprihatinkan ini juga terjadi pada budaya Sunda, sehingga orang Sunda kehilangan jati dirinya. 
Untuk menghadapi keterpurukan kebudayaan Sunda, ada baiknya kita melangkah ke belakang dulu. Mempelajari, dan mengumpulkan pasir mutiara yang berserakan selama ini. Banyak petuah bijak dan khazanah ucapan nenek moyang jadi berkarat, akibat tidak pernah tersentuh pemiliknya. Hal ini disebabkan keengganan untuk mempelajari dengan seksama, bahkan mereka beranggapan ketinggalan zaman. Bila dipelajari, sebenarnya pancaran etika moral Sunda memiliki khazanah hikmah yang luar biasa. Hal itu terproyeksikan lewat tradisinya. Karena itu, marilah kita kenali kembali, dan menguak beberapa butir peninggalan nenek moyang Sunda yang hampir.
Ada beberapa etos atau watak dalam budaya Sunda tentang satu jalan menuju keutamaan hidup. Selain itu, etos dan watak Sunda juga dapat menjadi bekal keselamatan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Etos dan watak Sunda itu ada lima, yakni cageur, bageur, bener, singer, dan pinter yang sudah lahir sekitar jaman Salakanagara dan Tarumanagara. Ada bentuk lain ucapan sesepuh Sunda yang lahir pada abad tersebut. Lima kata itu diyakini mampu menghadapi keterpurukan akibat penjajahan pada zaman itu. Coba kita resapi pelita kehidupan lewat lima kata itu. Semua ini sebagai dasar utama urang Sunda yang hidupnya harus 'nyunda', termasuk para pemimpin bangsa.
Cara meresapinya dengan memahami artinya. Cageur, yakni harus sehat jasmani dan rohani, sehat berpikir, sehat berpendapat, sehat lahir dan batin, sehat moral, sehat berbuat dan bertindak, sehat berprasangka atau menjauhkan sifat suudzonisme. Bageur yaitu baik hati, sayang kepada sesama, banyak memberi pendapat dan kaidah moril terpuji ataupun materi, tidak pelit, tidak emosional, baik hati, penolong dan ikhlas menjalankan serta mengamalkan, bukan hanya dibaca atau diucapkan saja. Bener yaitu tidak bohong, tidak asal-asalan dalam mengerjakan tugas pekerjaan, amanah, lurus menjalankan agama, benar dalam memimpin, berdagang, tidak memalsu atau mengurangi timbangan, dan tidak merusak alam. Singer, yaitu penuh mawas diri bukan was-was, mengerti pada setiap tugas, mendahulukan orang lain sebelum pribadi, pandai menghargai pendapat yang lain, penuh kasih sayang, tidak cepat marah jika dikritik tetapi diresapi makna esensinya. Pinter, yaitu pandai ilmu dunia dan akhirat, mengerti ilmu agama sampai ke dasarnya, luas jangkauan ilmu dunia dan akhirat walau berbeda keyakinan, pandai menyesuaikan diri dengan sesama, pandai mengemukakan dan membereskan masalah pelik dengan bijaksana, dan tidak merasa pintar sendiri sambil menyudutkan orang lain.

Sumber: Bapak Eman Sulaeman, Yayasan Hanjuang Bodas, Bogor.
 http://www.kasundaan.org
 

Dakwah Tanpa Ukhuwah? Oooh Seraam..


”Akh fulan, gimana kabar antum? Apa program devisi terdekat?”

Kalimat pendek itu sering terlontar kepada beberapa kadiv di ROHIS. Terdengar Ringan dan sepele. Tapi siapa tahu kita memang gak mau tau? Ikatan hati dan komunikasi jadi gak penting. Sekedar ketemu aja, ga ada niat. Jadinya kan gawat, gara-gara itu, berdakwah jadi hambar, pahit, atau bisa-bisa basi.

Tahu kisah Fahri yang ada di Novel Ayat-Ayat Cinta itu gak? Di situ Kang Abik (penulis novelnya) begitu indahnya menceritakan perjalanan sekelompok pemuda terbina (tertarbiyah) yang hidup dalam satu atap keluarga. Mereka hanya mahasiswa Mesir yang berkantong pas-pasan. Tapi hidup mereka bahagia karena mereka saling melengkapi. Kalo sudah satu atap, ada bocor sedikit, pasti kerja bakti bareng-bareng beresin atap genteng. Kalo kamar mandinya licin berlumut, siapa yang akan ngebersihin kalo bukan itu tanggung jawab bersama? Ada banyak cara, piket atau gantian. Kalo ada yang sakit, patungan untuk beliin obat atau nganterin ke rumah sakit! Begitulah bro! bagi mereka, sudah satu tubuh, satu rasa, maka satu irama. Intinya kerjasama!

Gak sampai disitu. Mereka bahkan rutin ngadaian acara buat ngekalin persaudaraan mereka. Rekreasi, bikin sarasehan di kontrakan, kunjungan ke tetangga apartemen, Ngaji Bareng, sampai curhat bareng. Dengan begitu, hidup di tempat yang sempit bisa jadi terasa luas. Betul kan? Di kalangan orang jawa terkenal sebuah motto ”Mangan Ora Mangan, ngumpul”. Setidaknya moto itu jadi “dalil” penguat. Salut buat orang jawa!

Kisah Rasulullah dan sahabat-sahabatnya tak hampa dari romantika-romantika itu. Bahkan tidak terlukiskan sebegitu berkualitasnya persahabatan mereka, melampaui kisah –kisah cinta roman picisan, atau kisah Romantika ”Romeo Juliet” sekalipun. Persahabatan mereka kekal, karena mereka diikat oleh sesuatu Yang Kekal. Eratnya berjabat tangan, indahnya alunan saling menyapa salam, dan manisnya saling mendahulukan. Boleh jadi inilah kunci Rasulullah melebarkan sayap perjuangannya. Sayap-sayap peradaban yang tersusun dari bulu-bulu kecil. Bulu-bulu itu lembut karena kasih dan tersusun karena disambung. Sambungannya adalah ukhuwah. Dan ukhuwah itu jadi senjatanya dakwah. Begitulah kira-kira.

Apakah kita bisa hidup tanpa ukhuwah? Apakah dakwah bisa hidup tanpa ukhuwah? Jawabnya pasti tidak. Dalam perjalanan. kita butuh teman, sahabat, atau handai tolan. yang saling menguatkan di kala lemah, yang saling memudahkan di saat sulit, dan saling mengingatkan di saat tersesat. Maka beruntunglah jika kita ada di samping mereka yang seperti itu.

Jika teman itu adalah rekan kita seperjuangan dan persahabatan kita adalah karena visi akhirat, tentunya ukhuwah bukan lagi sambal, atau kerupuk. Melainkan ia sudah menjadi nasinya. Rasulullah sudah banyak mencontohkan hal ini, dan ingatlah saudaraku, bersahabat dengan mukmin –kata Rasul- adalah parfum bagi jiwa dan akhlak kita.

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiyallahu ’Anh menyebut kelembutan yang disertai belas kasih sebagai satu dari sepuluh faktor penyelamat sekaligus yang mentaqwakan pelakunya.

dengan berbagai editan dari
*)dikutip dari http://yudhim.blogspot.com/
*posted: pkspiyungan.blogspot.com

Untukmu Kader Dakwah



KH Rahmat Abdullah

“Siapa yang menginginkan naungan surga maka hendaklah ia berpegang teguh dengan jamaah.” (At-Tirmidzi)




Keikhlasan hati, kebersihan hati nurani, kesucian jiwa, ketulusan kata-kata, dan amanah dalam menunaikan tugas, semuanya itu merupakan akhlak mulia. Untuk menyempunakan akhlak itulah Rasulullah saw diutus agar setiap orang menjadi batu bata bagi pembangunan masyarakat yang baik.


Sepanjang masa, pada setiap umat, pasti selalu ada orang-orang shalih, para hamba yang zuhud, atau para da’i yang ikhlas. Bahkan pada bangsa seburuk apa pun, tidak mungkin kosong dari orang-orang yang apabila disebut nama Allah begetarlah hatinya, mengenal Allah dan memiliki akhlak terpuji.


Namun, dinamika sejarah dan pertumbuhan peradaban bukanlah ditinjau dari semata-mata keberadaan pribadi-pribadi yang memiliki akhlak seperti itu, betapapun tinggi keshalihan, ketakwaan, dan pemahaman mereka terhadap berbagai persoalan. Yang menjadi ukuran justru adanya harakah jama’iyyah (gerakan kolektif) dan keshalihan yang bersifat masif sehingga menjadi arus kuat lagi tangguh yang mempunyai pengaruh terhadap arus-arus lainnya dan bukannya terpengaruh.


Amal jama’i adalah pesan Rasulullah kepada kaum Muslimin. Sabdanya:


“Tangan Allah beserta jamaah dan siapa yang menyendiri, menyendiri pula di dalam neraka.” (At-Tirmidzi)


Sabdanya pula:


“Kalian harus berjamaah. Sebab serigala banya akan memangsa kambing yang menyendiri.” (HR. Ahmad)


“Siapa yang menginginkan naungan surga maka hendaklah ia berpegang teguh dengan jamaah.” (At-Tirmidzi)


Tentang jamaah, ‘Abdullah Bin Mas’ud mengatakan,


“Ia adalah tali Allah yang kuat yang Dia perintahkan untuk memegangnya. Dan apa yang kalian tidak sukai dalam jamaah dan ketaatan adalah lebih baik dari apa yang kamu sukai dalam perpecahan.”’


‘Ali Bin Abi Thalib mengatakan, “Kekeruhan dalam jamaah lebih haik dari pada kebeningan dalam kesendirian.”


Amal Jama’i yang Sistemik


Amal jama’i haruslah sistemik, berpijak di atas qiyadah (kepemimpinan) yang bertanggung jawab, basis yang kokoh, persepsi yang jelas, yang mengatur hubungan antara qiyadah dengan prajurit (junud) atas dasar syura (musyawarah) yang mengikat, dan ketaatan yang penuh kesadaran serta pemahaman.


Islam tidak mengenal jamaah yang tanpa sistem. Sampai-sampai jamaah kecil dalam shalat saja diatur oleh sebuah sistem. Misalnya bahwa Allah tidak akan melihat kepada shaf (barisan) yang bengkok; shaf harus rapat, tidak boleh membiarkan ada celah di dalam shaf, sebab setiap celah akan diisi oleh syaitan; bahu seseorang berdekatan dengan bahu saudaranya, kaki dengan kaki; sama dalam gerakan dan penampilan. Seperti kesamaan dalam akidah dan orientasi.


Semoga para kader senantiasa mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari Allah SWT ditengah derasnya arus dan badai perusakan ummat. Kita harus yakin sepenuhnya akan pertolongan Allah SWT dan bukan yakin dan percaya pada diri sendiri. Masukkan diri kedalam benteng-benteng kekuatan halaqah tempat Junud Da’wah melingkar dalam suatu benteng perlindungan, menghimpun bekal dan amunisi untuk terjun ke arena pertarungan Haq dan bathil yang berat dan menuntut pengorbanan.


Disanalah kita mentarbiah diri sendiri dan generasi mendatang. Inilah sebagian pelipur kesedihan ummat yang berkepanjangan, dengan munculnya generasi baru. Generasi yang siap memikul beban da’wah dan menegakan Islam. Inilah harapan baru bagi masa depan yang lebih gemilang, dibawah naungan Al-Quran dan cahaya Islam rahmatan lil alamin.


*posted: pkspiyungan.blogspot.com

SELAMAT TAHUN BARU HIJRIYAH 1 MUHARAM 1433 H

DINASTI OKTAFIYANTO MENGUCAPKAN SELAMAT TAHUN BARU HIJRIYAH 1 MUHARAM 1433 H. BERIKUT SELENGKAPNYA:

 
Assalamu alaikum. Wr.wb. Ya Allah…Ya Rabb.. Demi melihat Prilaku hamba, hamba sendiri tidak mengasihi dan menyayangi diri hamba sendiri. Hamba masih berjalan dalam kegelapan, hamba masih membiarkan hati nan kotor yang memimpin kehidupan hamba, hamba masih membiarkan kezaliman menghias diri, dan hamba masih memudahkan lisan berbohong. Lalu, bagaimana mungkin hamba lalu ingin mengasihi dan menyayangi sesama?
Mudahkanlah ya Allah di Akhir Tahun Ini dan Awal Tahun ini bagi hamba untuk bertobat, tetapkanlah keistiqamahan dalam diri hamba, dan biarkan pintu harapan senantiasa terbuka untuk hamba dan untuk segenap orang-orang yang berkenan menjadi hamba-Mu.
Rabb, …berilah kekuatan pada diri hamba untuk bisa memerhatikan dan memedulikan sesama. Karena hamba tahu, jalan keselamatan, khususnya untuk orang-orang seperti hamba yang bermandikan dosa dan berpakaian maksiat, adalah dengan banyak-banyak menolong sesama dan banyak-banyak meringankan penderitaan sesama.
Ya Rabb…Engkau yang Maha Kuat berfirman, lewat Nabiyallah Muhammad Rasul-Mu, bahwa siapa saja yang ingin diringankan penderitaannya, hendaknya ia ringankan penderitaan sesama. Siapa saja yang ingin diangkat kesusahannya, angkatlah kesusahan sesama. Dan bahwa siapa saja yang menginginkan pertolongan-Mu, hendaknya ia menolong sesama.
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim

WA SALLALLAAHU ‘ALA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIW WA ‘ALAA AALIHI WA SAHBIHII WA SALLAM. ALLAAHUMMA MAA ‘AMILTU FI HAAZIHIS-SANATI MIMMAA NAHAITANI ‘ANHU FA LAM ATUB MINHU WA LAM TARDAHUU WA LAM TANSAHUU WA HALIMTA ‘ALAYYA BA’DA QUDRATIKA ‘ALAA UQUUBATI WA DA’AUTANI ILATTAUBATI MINHU BA’DA JUR’ATI ALAA MA’SIYATIKA FA INNI ASTAGFIRUKA FAGFIRLII WA MAA ‘AMILTU FIIHAA MIMMA TARDAAHU WA WA’ATTANI ‘ALAIHIS-SAWAABA FAS’ALUKALLAHUMMA YAA KARIIMU YAA ZAL-JALAALI WAL IKRAAM,AN TATAQABBALAHUU MINNI WA LAA TAQTA’ RAJAA’I MINKAA YAA KARIIM, WA SALLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW WA ‘ALAA ‘AALIHII WA SAHBIHII WA SALLAM
BISMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM. WA SALLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIW WA ‘ALAA ‘AALIHI WA SAHBIHII WA SALLAM. ALLAAHUMMA ANTAL-ABADIYYUL-QADIIMUL-AWWAL, WA ‘ALAA FADLIKAL-’AZIMI WA JUUDILA-MU’AWWALI,WA HAZAA ‘AAMUN JADIDUN QAD AQBALA NAS’ALUKAL ‘ISMATA FIIHI MINASY-SYAITAANI WA AULIYAA’IHI WA JUNUUDIHI WAL’AUNA ‘ALAA HAAZIHIN-NAFSIL-AMMAARATI BIS-SUU’I WAL-ISYTIGAALA BIMAA YUQARRIBUNI ILAIKA ZULFA YAA ZAL-JALAALI WAL-IKRAAMIN YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN, WA SALLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIW WA ‘ALAA ‘AALIHI WA ASHAABIHII WA SALLAM. AMIN YAA RABBAL ‘ALAMIN

Terus Membaca :
1. Surah Al Fatihah 1 kali
2. Surah Al Ikhlas 3 kali
3. Surah Al Falq 1 kali
4. Surah An Naas 1 kali
5. Surah Yaa Siin 1 kali

Cara membaca Surah Yaa Siin :
1. Pada ayat pertama dibaca 3 kali, dengan diselingi Shalawat Nabi. Yaa Siin 3x lalu baca Allahuma Shali ‘Ala Muhammad Wa ‘Ala Aali Muhammad.
Diulang sampai 3 kali, lanjutkan pembacaan Surah Yaa Siin ke ayat
berikutnya.
2. Pada ayat Salaamun Qaulam Mirrobbir Rohiim dibaca 3 kali, dengan diselingi membaca Tasbih.
Salaamun Qaulam Mirrobbir Rohiim 3x lalu baca Subhanallah, Walhamdulillah, Wala Ilaha Illallah Wallahu Akbar.

Diulang sampai 3 kali, lanjutkan dengan membaca do’a untuk :
1. Mohon ampunan kepada Allah bagi diri dan orang tua, (Doa Raja Istigfar/Sayidul Istigfar)
2. Mohon agar diberi Taufiq, Hidayah dan Inayah,Doa Kanzul Arasy
3.Mohon diberi ilmu Ladunni (Ilmu yg Bermanfaat), Doa Nabi Sulaiman
4.Mohon agar diberi kelapangan rizqi, Baca Surat Al-waqiah 3x Sesudanya Membaca Allohuma Ya ghoniyu Ya Hamidu Ya Mubdi’u dst..(Doa Rosululloh)
Setelah selesai berdo’a lanjutkan lagi membaca Surah Yaa Siin ke ayat berikutnya sampai selesai.
3. Setelah selesai membaca Surah Yaa Siin dilanjutkan dengan membaca Shalawat Nabi sebanyak 21 kali : Allahuma Shali ‘Ala Muhammad Wa ‘Ala Aali Muhammad… 21 x.
4. Lanjutkan lagi berdo’a dengan membaca ayat 126 s/d 129 pada
Surah Al Baqarah.

Semoga Bermanfaat. Salam Takdzim Buat Para Sesepuh, Kyai,Ustadz,Saudara,saudari, danTeman-teman, Sahabat semua yang tdk bisa disebutkan satu persatu.
( Minalaidzin walfaidzin Mohon maaf lahir dan batin )
Saya ucapkan “SeLamaT Tahu Baru Hijriyah 1 Muharam 1433″ dan saya berharap segala apa yang Sedulur semua maksud tercapai.. dan di bukakan pintu maaf ku sebesar-besarnya..
Semoga Alloh manjadikan Kita semua memberikan kebaikan,keberkahan, dan Kesuksesan Dunia & Akhirat. 

God Bless U N Keep U Safe
Not Only Today But Throughout Life
That is coming In Ur Way.
May Year To Follow
Be Among The Best U ve Ever Spend.
But by showing you when people
And their causes need you most,
And by making you anxious to be
There to help.
Allah’s
Love,
Peace,
Hope
And joy to you for the year ahead.
Amien..amien..Ya Robbal Alamin.

 http://wongalus.wordpress.com