.

Jumat, 02 Desember 2011

Merendahlah

Merendahlah…
Banyak dari kita yang dengan sombong dan angkuhnya merasa banyak ilmu, memandang negative orang yang secara kasat mata berada dibawah kita padahal belum tentu. Misalnya saja kita ambil salah satu studi kasus yang mungkin sering terjadi ditengah-tengah perjalanan dakwah yaitu umur tarbiyah. Banyak dari para oknum-oknum yang belum kenal tarbiyah dengan dalam-dalam dan memang ia sudah lama tarbiyah merasa besar, merasa punya tempat yang lebih tinggi, “kurang” menghargai pendapat dari ikhwah yang lain yang dari segi tarbiyah memang baru. Ini tentu saja tidaklah boleh dilakukan. Ingat saudaraku, umur tarbiyah baik itu baru dan telah senior tidak menentukan ‘izzah kita dihadapan Allah. Mungkin barangkali para balita (bawah lima tahun) tarbiyah lebih mulia ketimbang senior tarbiyah. Allahlah yang mengetahui kadar dirimu, janganlah sok-sok an. Cobalah dihargai dan diteliti apa maksud dari saudara kita tersebut. Jikalau memang jauh dari asholah dakwah maka kewajiban kita untuk m engingatkan dengan cara yang tentunya ahsan, tidak menggurui apalagi menghakimi.
Seharusnya perbuatan bijak seorang yang sudah lama tarbiyah adalah ia bisa mengajak tuk mengerti bukan mengejek akan pendapatnya apalagi membicarakannya kepada orang lain. Tunggu sajalah ketika kita menghinakan orang lain maka Allah akan menghinakan kita. Seharusnya kita merangkul bukan memukul memanglah dakwah kita ini banyak perbedaan pendapat yang terjadi. Merangkul ia kepada kebenaran bukan memukul tentang pendapat yang salah, ini terjadi karena ia belumlah memahami karakteristik dakwah ini dengan baik. Menasehati bukan untuk menyakiti. Justru inilah yang menjadi PR kita bersama untuk bersikap arif dan bijaksana yang demikian itu seakan telah hilang ditubuh para kader. Inilah yang harus kita budayakan sama-sama agar kesinergisan antar kita dapat bersatu pada dan melejit menjadi prestasi dakwah.
Yah.. disini kita sama-sama belajar, saya juga sedang belajar untuk menghargai pendapat ikhwah kita. Saya juga yakin yang sedang membaca juga sedang belajar.
Ustadz Rahmad Abdullah Rahimullah pernah menuliskan puisi, yaitu:

Merendahlah, engkau kan seperti bintang-gemintang
Berkilau di pandang orang
Diatas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi
Janganlah seperti asap
Yang mengangkat diri tinggi di langit
Padahal dirinya rendah-hina
Wallahu’alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar