.

Jumat, 02 Desember 2011

Saatnya Mengkader

Saatnya Mengkader
k
Kaderisasi, hm.. adalah bukan bidangku selama ini! Apa iya? Bukannya kaderisasi adalah bidangnya semua manusia. Ketika ia mengatur waktunya agar teratur, bukankah itu juga langkah kaderisasi dirinya Ataupun juga ketika seseorang guru mengajari murid-muridnya untuk tidak membuang sampah sembarangan, bukankah itu juga kaderisasi. Ataupun juga seorang ibu yang menasehati anaknya agar hormat kepada yang lebih tua, bukankah itu juga kaderisasi.
Yang ingin disampaikan disini adalah bahwa kaderisasi itu tidak sempit maknanya, tidak hanya milik anak-anak KDR, HRD, HR, ataupun namanya. Ia adalah milik semua manusia yang intinya menjadikan sesuatu itu lebih baik lagi ketimbang sebelumnya. Inilah yang harus dibuka paradigma kita.
Dalam setiap episode kehidupan didunia ini pastilah ada yang namanya perubahan. Apakah perubahan itu mengarah kearah yang lebih baik atau kah sebaliknya. Itu tergantung dari tiap-tiap diri mengarahkan lorong peradaban tersebut. Tentunya tiap insan menginginkan kearah yang lebih baik bukan? Disinilah butuh kreasi atau seni dalam mengkader. Seni mengubah sesuatu. Dari biasa menjadi luar biasa, dari miskin ilmu menjadi luas ilmunya, dari gagap menjadi optimis, dari pengecut menjadi pemberani, dan dari rakyat biasa menjadi pahlawan agama, Negara, dan dunia.
“ Setiap pekerjaan-pekerjaan besar hanyalah layak dikerjakan oleh orang-orang yang besar pula.” Kata Ust. Anis Matta
Tak ada cerita lagi bahwa hanya ingin dikader namun sudah saatnya sekarang mengkader. Tidak lagi melulu diberikan suapan ilmu namun sudah saatnya menebarkan ilmu. Tidak lagi menunggu kemenangan namun sudah saatnya mencetak kemenangan. Karena jangan jadi sebagai orang pengecut yang hanya terdiam membisu digerbang peradaban menunggu para pahlawan datang membawa secercah kemenangan. Tidaklah seperti itu saudaraku. Sudah saatnya jiwa-jiwa ini memberontak dari zona kenyamanan (comfort zone), terlepas dari rutinitas yang itu-itu saja. Lakukanlah breakthrough (terobosan) dengan mengkader.
“Perjuangan yang dirintis oleh orang-orang yang alim, diperjuangkan oleh orang-orang yang ikhlas, dimenangi oleh orang-orang pemberani, dan akhirnya dinikmati oleh para pengecut.”
Itulah realitasnya. Tak dipungkiri banyak para aktivis atau kader yang bermental buih, banyak tapi tak memiliki kekuatan apa-apa. Terbawa ombak, terombang-ambing dalam kebimbangan dan keraguan pada asholah. Padahal peran-peran kosong mengaga didepannya namun tak mau dan mampu dimanfaatkan.  Sehingga tentu saja akan kehilangan momentum untuk berubah kearah yang lebih baik lagi…
Saudaraku, sekali lagi kukatakan bahwa sudah saatnya kita berpikir dan bertindak mencetak kader, bukan untuk diri kita semata, agar kebaikan tersebar sambung menyambung kepelosok-pelosok. Jadilah kader yang berani dan cetaklah kader yang berani seperti beraninya seorang Khalid bin Walid ketika berseru kepada orang-orang Romawi yang bersembunyi ketakutan dibalik benteng kinnasirin, “ Andaikata kalian bersembunyi dikolong langit , niscaya kuda-kuda kami akan memanjat langit untuk membunuh kalian. Andaikata kalian berada di perut bumi, niscaya kami akan menyelami bumi untuk membunuh kalian.”
Kita bisa menengok bahwa Rasulullah dalam mengkader, yang mengubah jalan hidup seorang Umar  yang sangar menjadi penangis dikala mendengar ayat-ayat Allah, yang mengubah seorang Khalid pemimpin pasukan Quraisy pada perang Uhud yang mengalahkan umat islam pada waktu itu menjadi seorang panglima perang yang tak kenal menyerah dalam berjuang, yang mengubah Bilal seorang yang biasa (baca: budak) menjadi pribadi muslim yang luar biasa, dan masih banyak lagi. Satu kata: LUAR BIASA engkau ya Rasul!
Wallahu’alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar