.

Rabu, 08 Agustus 2012

Pintu Neraka




Di dekat desa terpencil Derwaza yang dihuni 350 orang, terdapat sebuah kawah selebar 60 meter dan dalam 20 meter. Kawah yang berada di Turkmenistan ini terus-menerus mengeluarkan api dan terbakar selama 38 tahun.





Oleh penduduk setempat, kawah membara ini disebut sebagai Kawah Gas Darvaza atau juga lebih terkenal sebagai ‘Pintu Neraka’. Kawah ini bisa terlihat dari jarak beberapa kilometer.

Ini bukan fenomena alam, melainkan hasil dari kecelakaan industrial. Pada tahun 1971, sebuah rig pengeboran Uni Soviet tak sengaja mengenai gua bawah tanah yang menyimpan gas alam dalam jumlah yang masif.

Itu menyebabkan tanah runtuh dan seluruh rig pengeboran masuk ke dalamnya. Gas alam beracun bocor dari lubang itu. 

Untuk menanggulangi bencana lingkungan yang potensial, Soviet mengatur bentuk lubang. Kawah tidak berhenti terbakar sejak itu. 


Fenomena ini telah menarik turis asing yang melakukan perjalanan ke Turkmenistan. Video ‘Gerbang Neraka’ juga jadi hits di YouTube, dan diakses jutaan orang — meski beberapa salah menyebutkan lokasinya, di Uzbekistan. 

Pada April 2010, Presiden Turkmenistan, Kurbanguly Berdymukhamedov memerintahkan otoritas setempat untuk mencari cara untuk mengatasinya dan menjamin tidak akan menghambat pengembangan ladang gas di dekatnya. 

Berdymukhamedov mengatakan bahwa "anomali ini’ telah menghambat pengembangan industri eksplorasi bawah tanah di Karakum. 


Door to Hell

The Door to Hell, as local residents at the nearby town of Darvaza have dubbed it, is a 70 meter wide crater in Turkmenistan that has been burning continuously for 35 years. In 1971, geologists drilling for gas deposits uncovered a huge underground cavern, which caused the ground over it to collapse, taking down all their equipment and their camp with it. Since the cavern was filled poisonous gas, they dared not go down to retrieve their equipment, and to prevent the gas escaping they ignited it, hoping it would burn itself out in a couple of days. Unfortunately, there was a slight miscalculation as to the amount of gas that was trapped, and the crater continues to burn to this day. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar