.

Kamis, 02 Agustus 2012

Stress free Wedding



Situasi Buruk Menjelang Pernikahan

Bagi yang punya rencana untuk “HAJATAN” dalam waktu dekat ini dan berencana menyelenggarakan acara tersebut dengan berjuang sendiri, yaitu hanya memanfaatkan potensi seadanya tanpa menerima banyak bantuan bahkan tidak ada pengalaman dibidang ini sebelumnya dan hanya didukung oleh keluarga tercinta saja (tanpa bantuan Wedding organizer).

Dibawah ini ada beberapa situasi yang akan dihadapi menjelang hari “H”

60 hari menjelang hari H:



Calon pengantin akan penuh dg rencana disertai hati berbunga-bunga, disertai membentuk calon panitia, seting acara, design undangan dll, serta ingin rasanya mewujudkan cita-cita dan impian agar seluruh acara berlangsung sempurna dan sangat istimewa.

30 hari menjelang hari H:



Calon pengantin mulai bingung, akan memilih yang mana harus dikerjakan lebih dahulu dan mulai takut bilamana target tidak tercapai.

20 hari menjelang hari H:



Sang calon mulai stres karena  terjadi berbedaan wacana antar keluarga ataupun perdebatan mengenai perlengkapan dan prosesi acara serta masing-masing memiliki masukan ataupun gagasan yg harus diterima bahkan memaksa.

10 hari menjelang hari H:




Calon pengantin makin stres karena suasana menjadi kacau penuh dengan emosi krn seluruh acara yang disusun menyimpang dari rencana semula.

7 hari menjelang hari H:




Calon pengantin mulai putus asa dan pesimis karena suasana makin tak terarah, bahkan masukan yg tidak logispun diakomodir

3 hari menjelang hari H:




Calon pengantin sudah tidak peduli lagi akan apa yg akan terjadi ke depan,
Bawaannya orang yg kasih masukan pengen nonjok!!!

1 hari menjelang hari H:




Calon pengantin pasrah akan apapun yg terjadi, maka terjadilah...

Situasi di atas adalah fenomena yang biasa terjadi kepada siapapun yang akan melangsungkan acara pernikahan secara mandiri artinya kedua calon mempelai memperjuangkan sendiri seluruh kegiatan acara resepsi tanpa bantuan pihak manapun baik berupa Finansial, matrial, lokasi, konsumsi(catering).
Yang lebih parah lagi jika acara akan dilangsungkan di rumah tinggal yang kurang layak baik dari segi daya tampung ataupun letak geografis / lokasi.

Perlu diperhatikan bahwa “hari-hari” menjelang acara pernikahan adalah saat-saat kritis dimana hubungan yang sudah direncanakan ataupun dibina secara berkesinambungan dan dalam waktu lama bisa hancur berantakan dalam sekejap yang padahal disebabkan karena hal sepele yang tidak pantas terjadi, misalnya:

-       Salah satu calon mempelai cemburu,



istilah CLBK!!! Ini memang sering terjadi pada saat menjelang detik-detik berlangsung penikahan yang mengakibatkan salah satu pasangan mengurungkan niatnya untuk melangsungkan pernikahan ini.

-       Faktor Keluarga



Ini biasanya terjadi akibat perselisihan pendapat yang berkembang menjadi perinsip, padahal sebenarnya sesuatu yang tidak penting akibat tidak ada pihak netral yang menengahi, misalnya penentuan hari, souvenir, lokasi, busana, jamuan makan ataupun susunan panitia sampai ke rundown acara.


-       Intervensi



Ada Orang yang merasa paling berkuasa dalam salah satu keluarga biasanya kerap melakukan pemaksaan ide ataupun kehendak yang tidak lazim dan tidak bisa ditolerir oleh salah satu pihak yang membuat pusing seluruh panitia.

-       Kematian Anggota Keluarga
Masih ada sebagian masyarakat kita yang menunda acara pernikahan bilamana ada keluarga inti meninggal dunia, ini biasanya dikembalikan kepada keikhlsan pihak keluarga masing-masing.

Situasi buruk diatas sebenarnya bisa diatasi oleh calon mempelai dengan beberapa hal dibawah ini:

  1. Kedua Calon Mempelai harus sehati dan tenang berfikir serta kompak menghadapi resiko ataupun situasi tak terduga dalam rencana sebelum melangsungkan acara pernikahan.
  2. Persiapkanlah Mental dan Finansial yang matang.
  3. Jangan muluk-muluk dan aneh-aneh dalam menyusun acara karena ini akan berbenturan dengan budaya dan tradisi di sekitar keluarga.
  4. Siapkankan rencana pengganti (Plan A, Plan B dst) bila menghadapi situasi sulit atau deadlock dalam menentukan apapun.
  5. Susunlah rundown acara sedetil mungkin dengan persiapan matang untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi dan disepakati oleh kedua belah pihak (seluruh keluarga calon mempelai)
  6. Menjelang detik-detik terakhir Jangan sekali-kali berubah arah dari acara yang sudah disusun karena biasanya ide-ide yang dianggap lebih baik akan bermunculan tatkala susunan perlengkapan ataupun acara sudah tertata dengan baik. Ini akan berimbas pada struktur inti prosesi penikahan.
  7. Angkatlah seorang ketua panitia (Chief Personal In charge) yang dianggap paling berwibawa, karismatik, berkepala dingin serta jujur dalam tindakannya. Karena orang seperti inilah yang akan memberikan ketenangan dan kepercayaan penuh bagi semua keluarga terkait.
  8. Dan yang terakhir…..
Berdoalah kepada Allah SWT dengan meminta ampunan apabila ada dosa ataupun kesalahan yan telah diperbuat dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepada kita….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar