.

Rabu, 30 Oktober 2013

Istri-Istri Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam




Salah satu aturan syariat yang hanya berlaku untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau diizinkan untuk menikahi lebih dari 4 wanita. Setiap orang yang memahami sejarah dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar, akan berkesimpulan, pernikahan yang beliau lakukan sangat sarat dengan tujuan yang mendukung dakwah.

Beliau pernah melangsungkan akad nikah dengan 13 wanita. Dua diantaranya meninggal sebelum beliau: Khadijah dan Zainab bintu Khuzaimah. Dua istri beliau belum dikumpuli, yang ini tidak kita bahas. Sisanya, sembilan istri beliau lainnya yang bertahan hingga beliau wafat.

Pembahasan kita arahkan untuk 11 ummahatul mukminin, para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang membangun keluarga bersama beliau,

1. Khadijah bintu Khuwailid radhiyallahu ‘anha

Ayahnya: Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza. Dia adalah kakeknya Zubair bin Awwam

Ibunya: Fatimah bintu Zaidah bin Al-Asham. Dia adalah bibi sahabat Ibnu ummi Maktum.

Ahli sejarah berbeda pendapat, apakah khadijah menikah dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan janda, ataukah masih gadis. Sebagian mengisyaratkan bahwa Khadijah masih gadis, diantaranya Abu Nuaim Al-Ashbahani dalam Dalail An-Nubuwah(1/178).

Ulama berbeda pendapat tentang usia khadijah ketika menikah dengan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam. Keterangan yang sering kita dengar, beliau menikah dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di usia 40 tahun. Berdasarkan riwayat yang disebutkan oleh Ibnu Sa’d dalam At-Thabaqat Al-Kubro, dari Al-Waqidi. Dalam riwayat itu dinyatakan:

وتزوجها رسول الله صلى الله عليه و سلم وهو بن خمس وعشرين سنة وخديجة يومئذ بنت أربعين سنة ولدت قبل الفيل بخمس عشرة سنة

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahinya (Khadijah) ketika beliau berusia 25 tahun, sementara Khadijah berusia 40 tahun.” (Thabaqat Ibn Sa’d, 1/132)

Akan teteapi dalam riwayat Al-Hakim dengan sanadnya, dari Muhammad Ibnu Ishaq, beliau menyatakan:

وكان لها يوم تزوجها ثمان وعشرون سنة

“Pada hari pernikahannya (Khadijah), beliau berusia 28 tahun.” (Al-Mustadrak Al-Hakim, 11/157)

Kemudian dalam Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir mengatakan

نقل البيهقي عن الحاكم أنه كان عمر رسول الله صلى الله عليه و سلم حين تزوج خديجة خمسا وعشرين سنة وكان عمرها إذ ذاك خمسا وثلاثين وقيل خمسا وعشرين سنة

“Dinukil oleh Al-Baihaqi dari Al-Hakim bahwa usia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamketika menikah dengan Khadijah adalah 25 tahun, sedangkan usia Khadijah ketika itu adalah 35 tahun, ada juga yang mengatakan, 25 tahun…” (Al-Bidayah wa An-Nihayah, 2/295)

Allahu a’lam, tidak ada acuan yang cukup menenangkan dan meyakinkan dalam hal ini, karena itu kita tidak perlu terlalu mendalami. Lebih dari itu, orang tidak jadi sesat gara-gara salah dalam menentukan tahun pernikahan Khadijah.

Khadijah merupakan istri pertama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. dan selama beliau bersama Khadijah, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpoligami sampai Khadijah meninggal. Dan semua putra Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berasal dari pernikahannya dengan Khadijah, termasuk diantaranya Fatimah istri Ali bin Abi Thalib, putri bungsu dari Khadijah. Kecuali satu, Ibrahim. Ibrahim berasal dari ibu Mariyah Al-Qibthiyah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memuji beberapa wanita, diantaranya khadijah,

حَسْبُكَ مِنْ نِسَاءِ العَالَمِينَ: مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ

Cukup bagimu 4 wanita pemimpin dunia: Maryam bintu Imran (Ibunda nabi Isa), Khadijah bintu Khuwailid, Fatimah bintu Muhammad, dan Asiyah Istri Fir’aun. (HR. Ahmad 12391, Turmudzi 3878, dan sanadnya dishahihkan Syuaib Al-Arnauth)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering menyebut nama Khadijah, sampai A’isyahradhiyallahu ‘anha mengatakan tentang Khadijah,

مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ ، هَلَكَتْ ( أي : ماتت ) قَبْلَ أَنْ يَتَزَوَّجَنِي لِمَا كُنْتُ أَسْمَعُهُ يَذْكُرُهَا

Aku tidak pernah cemburu terhadap semua istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamsebagaimana aku cemburu kepada Khadijah. Beliau meninggal sebelum Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku, namun aku sering mendengar beliau menyebut-nyebut Khadijah. (Khadijah 3815)

2. Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anha

Ayahnya: Zam’ah bin Qois bin Abdi Wud

Ibunya: As-Syamus bintu Qois bin Amr. Secara nasab, ibunya merupakan sepupu Abdul Muthalib dari jalur ibu. Sehingga Saudah dengan Abdullah (ayah Nabi) adalah sepupu kedua (mindoan).

Sebelumnya, Saudah menikah sepupunya, Sakran bin Amr. Beliau masuk islam bersama suaminya dan ikut hijrah ke habasyah. Sepeninggal Sakran, Saudah menjadi janda tanpa keluarga yang melindunginya. Sampai akhirnya dinikahi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di usia yang sudah cukup tua. Ketika itu, Saudah telah memiliki 6 putra.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahinya di bulan Syawal tahun 10 kenabian (sekitar 3 tahun sebelum hijrah), sebulan sepeninggal Khadijah radhiyallahu ‘anha. (Al-Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir, 3/149).

Ketika sudah cukup tua, Saudah menyerahkan jatah gilir malamnya untuk A’isyah. Dengan harapan, Saudah bisa tetap menjadi istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai meninggal, sehingga bisa menemani beliau di surga. Terkait peristiwa ini, Allah menurunkan firman-Nya disuratAn-Nisa ayat 128.

Beliau meninggal di Madinah tahun 54 H. (Ar-Rahiq Al-Makhtum, hlm. 471)

3. A’isyah bintu Abi Bakr As-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma

Beliau dilahirkan 4 tahun sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus. Ayahnya seorang As-Shiddiq yang banyak menemani perjuangan dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibunya bernama Ummu Ruman bintu Amir bin Uwaimir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi A’isyah di bulan syawal tahun 11 setelah kenabian. Dua tahun 5 bulan sebelum hijrah dan setahun setelah beliau menikahi Saudah. (Ar-Rahiq Al-Makhtum, hlm. 471)

Paraahli sejarah berbeda pendapat tentang usia Aisyah ketika menikah dengan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam. Pendapat yang makruf, beliau menikah di usia 6 tahun, dan baru kumpul di usia 9 tahun. Sebagaiaman keterangan Aisyah sendiri tentang dirinya,

تَزَوَّجَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا بِنْتُ سِتِّ سِنِينَ ، وبنى بي وأنا بنت تسع سنين

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku ketika aku berusia 6 tahun. Dan beliau kumpul bersamaku ketika aku berusia 9 tahun. (HR. Bukhari 3894 & Muslim 1422)

Namun keterangan A’isyah ini dipertanyakan. Karena beliau menyampaikan keterangan ini setelah di usia cukup tua dan ketika itu angka tahun kurang diperhatikan. Karena itulah ada sebagian ulama yang membandingkannya dengan usia Asma (saudari Aisyah). Ibnu Hajar menegaskan selisih usia Asma dengan A’isyah adalah 10 tahun lebih tua.

Sementara Abu Nuaim meriwayatkan bahwa usia Asma ketika hijrah ke Madinah 27 tahun. Artinya, ketika hijrah, Aisyah berusia 17 tahun.Adajuga yang mengatakan, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Aisyah di usia 13 tahun, dan baru kumpul di usia lebih dari itu.

Beliaulah satu-satunya istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dinikahi dalam kondisi masih gadis. (HR. Bukhari 5077). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi A’isyah di usia muda, atas perintah Allah melalui mimpi beliau. Dan mimpi nabi adalah wahyu.

A’isyah, wanita yang berakhlak mulia dan sangat cerdas. Sebagian ulama mengatakan, A’isyah adalah wanita yang paling paham tentang ajaran Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di seluruh dunia. Karena jasa besar A’isyah, kita bisa mengetahui banyak sunah di rumah tangga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau meriwayatkan sekitar 2210 hadis, 316 diantaranya terdapat dalam shahih Bukhari & Muslim.

Terkait A’isyah, Allah menurunkan firman-Nya disuratAn-Nur. Allah membersihkan nama baik Aisyah dari tuduhan orang munafik bahwa beliau telah selingkuh. A’isyah adalah wanita baik-baik yang tidak mungkin melakukan demikian. Anehnya, orang-orang syiah masih menuduh A’isyah sebagai zaniah (pezina) – wal’iyadzu billah – yang ini menunjukkan bahwa mereka kufur terhadapsuratAn-Nur.

Beliau meninggal pada tanggal 17 Ramadhan, tahun 57 H. ada yang mengatakan, tahun 58 H. dan jenazah beliau dimakamkan di Baqi’, yang sampai saat ini menjadi incaran orang syiah. Mereka menggali kuburan A’isyah dan ingin mereka rusak. Semoga Allah meridhai A’isyah dan menghancurkan makar syiah.

4. Hafshah bintu Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhuma

Ayahnya seorang sahabat yang luar biasa. Ibunya juga seorang sahabiyah, namanya Zainab bintu Madz’un bin Wahb. Artinya, ibunya Hafshah adalah saudara dari Utsman bin Madz’un, seorang sahabat mulia yang pernah ingin mengebiri dirinya agar bisa fokus ibadah, namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya.

Sebelumnya, Hafshah menikah dengan Khunais bin Khudzafah As-Sahmi. Bersama suaminya, beliau masuk islam dan ikut hijrah ke Habasyah. Sahabat Khunais bin Khudzafah pernah ikut perang Badr dan perang Uhud. Pada perang Uhud beliau terkena luka yang mengantarkan pada kematiannya, semoga Allah meridhai beliau.

Beliau menjanda sepeninggal suaminya Khunais bin Khudzafah As-Sahmi antara tahun 2 – 3 hijriyah. Sebagian ahli sejarah mengatakan, ketika itu, usia Hafshah baru menginjak 20 tahun. Setelah selesai masa iddah, Umar sang ayah yang bertanggung jawab, segera mencarikan suami penggantinya. Beliau menawarkan ke Utsman, namun Utsman belum berkeinginan menikah karena baru ditinggal mati istrinya. Umarpun menawarkan ke Abu Bakr, namun beliau tidak menggapinya, hingga Umarpun marah kepada Abu Bakr. Sampai akhirnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminangnya.

Setelah Hafshah dinikahi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakr menemui Umar dan bertanya, ‘Apakah kamu marah dengan sikapku kemarin?’ ‘Ya.’ Jawab Umar. Kemudian Abu Bakr menjelaskan alasannya,

فَإِنَّهُ لَمْ يَمْنَعْنِي أَنْ أَرْجِعَ إِلَيْكَ فِيمَا عَرَضْتَ إِلا أَنِّي قَدْ عَلِمْتُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ ذَكَرَهَا ، فَلَمْ أَكُنْ لأُفْشِيَ سِرَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَلَوْ تَرَكَهَا لَقَبِلْتُهَا

Tidak ada sebab yang membuatku tidak merespon tawaranmu, selain karena aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut-nyebut Hafshah. Dan Aku tidak layak membuka rahasia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika beliau tidak berkeinginan menikahi Hafshah, niscaya akan aku terima. (HR. Bukhari 4005)

Hafshah dikenal sebagai wanita yang ahli ibadah. Sehingga beliau disebutShawwamah(wanita rajin puasa) danqawwamah(wanita rajin shalat malam). Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga. (HR. Al-Hakim 6753, beliau shahihkan dan didiamkan oleh Adz-Dzahabi).

Beliau pernah mengemban amanah yang luar biasa, menjaga mushaf yang telah ditulis di zaman Abu Bakr dan Umar. Karena Hafshah terkenal dengan hafalan qurannya.

Hafshah wafat di bulan Sya’ban tahun 45 H di Madinah, di usia 60 tahun dan jenazahnya dimakamkan di Baqi. Beliau meriwayatkan sekitar 60 hadis yang terdapat dalam shahih Bukhari & Muslim.

Hafshah merupakan salah satu istri Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling banyak dicela orang syiah. Semoga Allah meridhai Hafshah dan membinasakan makar syiah.

5. Zainab bintu Khuzaimah radhiyallahu ‘anha

Ayahnya: Khuzaimah bin Harits bin Abdullah. Ibunya: Hindun bintu Auf bin Zuhair. Beliau dikenal sebagai ibu yang memiliki banyak menantu manusia mulia. Diantara menantu beliau: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, Ja’far, Ali bin Abi Thalib, Hamzah bin Abdul Muthalib, dan Abbas bin Abdul Muthalib.

Beliau bergelar Ummul Masakin, karena sangat belas kasih dengan orang miskin dan banyak bergaul dengan mereka. Sebelumnya, beliau bersuami Abdullah bin Jahsyradhiyallahu ‘anhu. Kemudian Abdullah meninggal di perang Uhud. Di tahun 4 H, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam menikahinya. Namun usia pernikahan beliau tidak lama. Setelah tiga bulan berlangsung, Zainab menuju rahmat Allah, di bulan rabiul akhir, tahun 4 H. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menshalati jenazahnya dan beliau dimakamkan di Baqi.

6. Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyahradhiyallahu ‘anha

Ayahnya: Abu Umayyah, Hudzaifah bin Mughirah. Seorang pemuka Quraisy. Ibunya: Atikah bintu Amir bin Rabi’ah.

Ummu Salamah, sebelumnya menjadi istri Abu Salamah radhiyallahu ‘anhuma. Bersama Abu Salamah beliau memiliki beberapa anak. Pada tahun 4 H, kesedihan melanda keluarganya. Abu Salamah, sang suami tercinta meninggal dunia. Namun dia tidak hanyut dalam kesedihannya. Dia teringata pesan Nabi agar membaca satu doa ketika tertimpa musibah,

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي ، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, ya Allah, berikanlah pahala atas musibah yang menimpaku dan gantikanlah aku dengan yang lebih baik.

Karena siapa yang membaca doa ini akan Allah gantikan yang lebih baik. Ketika hendak berdoa, wanita solihah ini bergumam,

أُعَاضُ خَيْرًا مِنْ أَبِي سَلَمَةَ؟ ثُمَّ قُلْتُهَا، فَعَاضَنِي اللَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَآجَرَنِي فِي مُصِيبَتِي

“Saya diberi ganti yang lebih baik dari pada Abu Salamah? Akupun tetap membacanya. kemduian Allah gantikan suami untukku Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Allah berikan pahala untuk musibahku.”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi pengganti Abu Salamah untuknya. (HR. Muslim 918).

Terkenal dengan wannita cerdas, memberi saran suaminya dan mendukung dakwah suaminya. Lebih dari itu, beliau dikenal wanita yang menawan. A’isyah mengungkapkan isi hatinya terkait Ummu Salamah,

لَمَّا تَزَوَّجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمَّ سَلَمَةَ حَزِنْتُ حُزْنًا شَدِيدًا لِمَا ذَكَرُوا لَنَا مِنْ جَمَالِهَا ، قَالَتْ : فَتَلَطَّفْتُ لَهَا حَتَّى رَأَيْتُهَا ، فَرَأَيْتُهَا وَاللَّهِ أَضْعَافَ مَا وُصِفَتْ لِي فِي الْحُسْنِ وَالْجَمَالِ ، قَالَتْ : فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِحَفْصَةَ ، وَكَانَتَا يَدًا وَاحِدَةً ، فَقَالَتْ : لا وَاللَّهِ إِنْ هَذِهِ إِلا الْغَيْرَةُ

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Ummu Salamah, aku sangat sedih sekali. Karena banyak orang menyebut kecantikan Ummu Salamah. Akupun mendekatinya untuk bisa melihatnya. Setelah aku melihatnya, demi Allah, dia jauh-jauh lebih cantik dan lebih indah dari apa yang aku bayangkan. Akupun menceritakannya kepada Hafshah – mereka satu kubu – kata Hafshah, “Tidak perlu cemas, demi Allah, itu hanya karena bawaan cemburu.” (Thabaqat Al-Kubro Ibn Sa’d, no. 9895)

Beliau meriwayat sekitar 13 hadis yang terdapat dalam shahih Bukhari & Muslim.

Beliau wafat tahun 59 H, ada yang mengatakan, 62 H, di usia 84 tahun. Istri Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling terakhir meninggal. Jenazah beliau dimakamkan di Baqi.

7. Zainab bintu Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha

Beliau masih kerabat dekat dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibu beliau, Umaimah bintu Abdul Muthalib adalah saudari ayah nabi, Abdullah. Sehingga zainab adalah sepupu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Zainab dan Anak Angkat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Sebelum diutus sebagai nabi, Rasulullah memiliki anak angkat bernama Zaid. Hingga orang menyebutnya, Zaid bin Muhammad, padahal ayah aslinya adalah Haritsah. Aturan ketika itu, anak angkat sama dengan anak nasab, sehingga tidak boleh menikahi mantan istri anak angkat. Sampai akhirnya Allah perintahkan agar Zainab dinikahkan dengan Zaid bin Haritsah.

Mari kita perhatikan firman Allah yang menceritkan kejadian tersebut,

وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ

“Ingatlah, ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya……” (QS. Al-Ahzab: 37)

Pada ayat di atas, Allah menyebut sahabat Zaid dengan: ‘orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya (dengan hidayah islam) dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya’

Maksudnya, Zaid mendapatkan nikmat dari Allah berupa hidayah iman, dan mendapat nikmat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena dibebaskan dari status budak, kemudian dididik dalam asuhannya.

Kita kembali fokus ke Zaid dan Zainab.

Sejatinya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkeinginan untuk menikahi Zainab, dalam rangka menghapus anggapan jahiliyah bahwa ayah angkat tidak boleh menikahi istri dari mantan anak angkatnya. Namun Zainab masih menjadi istri Zaid, yang masyarakat menganggapnya anak angkat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berharap agar Zaid menceraikan Zainab, sehingga beliau bisa menikahi Zainab.

Terjadilah intieraksi yang tidak harmonis antara Zaid dengan Zainab. Sampai akhirnya Zaid mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang istrinya. Rasulullah-pun menasehatkan kepada Zaid seperti ayat di atas, ‘Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah’ artinya, jangan kau ceraikan istrimu Zainab dan bersabarlah, sekalipun banyak masalah keluarga. Padahal beliau menyimpan harapan agar Zaid menceraikan Zainab. Pada ayat di atas Allah menyatakan, ‘sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya’, yang disembunyikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hatinya, harapan agar Zaid menceraikan Zainab, sehingga beliau bisa menikahi Zainab.

Hingga akhirnya, Zaid menceraikan Zainab karena masalah rumah tangganya tidak kunjung membaik. Kita simak lanjutan ayat,

فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي أَزْوَاجِ أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا

“Tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap Istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menceraikan isterinya..” (QS. Al-Ahzab: 37)

[simak Tafsir Ibnu Katsir 6/424 – 425]

Ayat ini adalah ayat yang paling dibanggakan Zainab. Ketika beberapa istri Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam menonjolkan kelebihannya di hadapan istri yang lain, Zainab menampakkan dirinya dengan mengatakan,

زوجكن أهاليكن وزوجني الله من فوق سبع سموات

“Kalian dinikahkan oleh orang tua kalian, sementara aku dinikahkan oleh Allah dari atas langit yang tujuh.” (HR. Bukhari 7420)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Zainab pada bulan Dzul Qa’dah tahun 5 H. Ada yang mengatakan, tahun 6 H. Beliau dikenal wanita ahli ibadah dan sangat gemar bersedekah. Beliau wafat di zaman Khalifah Umar pada tahun 20 H, di usia 53 tahun. Beliau adalah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meninggal pertama kali setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

8. Juwairiyah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha

Sebelum masuk islam, dia bernama Barrah. Kemudian atas perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diganti Juwairiyah. Beliau wanita istimewa dari kelompok Yahudi Bani Musthaliq. Putri pemimpin yahudi Bani Musthaliq, Harits bin Abi Dhirar. Di kampung bani Musthaliq, Juwairiyah menjadi Istri Musafi’ bin Shafwan.

Pernikahan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menaklukkan yahudi Bani Quraidzah karena berkhianat ketika perang Khandaq, terdengar kabar bahwa Harits bin Abi Nadhr bersama pasukannya Bani Musthaliq dan beberapa sekutunya dari berbagai suku arab akan menyerang Madinah. Rasulullah pun menugaskan Buraidah bin Hashib untuk mencari tahu kebenaran berita ini. Sahabat pemberani ini mendatangi mereka. Setelah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam yakin akan kebenaran berita, beliau memerintahkan para sahabat untuk bergegas menuju Bani Musthaliq. Ternyata, Harits telah mengirim mata-mata untuk mengintai pasukan kaum muslimin. Namun para sahabat berhasil menangkap mata-mata ini dan mereka membunuhnya.

Mendengar kedatangan pasukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan terbunuhnya mata-matanya, Harits dan pasukannya sangat ketakutan. Hingga suku-suku arab yang ikut bersamanya membatalkan perjanjian dan pulang ke daerah masing-masing.

Sampailah pasukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di lembah Al-Muraisi’. Salah satu daerah sumber air bagi bani Musthaliq. Di sinilah beliau menyiapkan barisan pasukan dan membagi tugas masing-masing. Hingga akhirnya, kaum muslimin berhasil mengalahkan bani yahudi. Di perang ini, terbunuhlah Musafi’ bin Shafwan, suami Juwairiyah. (Ar-Rahiq Al-Makhtum, hlm. 286)

Juwairiyah menjadi salah satu wanita tawanan ketika itu. Setelah pembagian, Juwairiyah jatuh pada kepemilikan Tsabit bin Qais. Namun Tsabit membebaskannya dengan syarat membayar uang tertentu. Hingga datanglah Juwairiyah menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memohon agar dibantu untuk melunasi biaya pembebasan dirinya. Beliau menerima permohonan ini dan beliau menikahinya dengan mahar pembebasan dirinya dari status budak.

Setelah mengetahui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Juwairiyah, banyak sahabat yang membebaskan tawanannya dari Bani Mustaliq, sebagai bentuk penghormatan untuk semua ipar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena peristiwa ini, Juwairiyah dianggap wanita yang paling berkah bagi kaumnya.

Beliau hidup hingga masa Khalifah Muawiyah. Meninggal di Madinah tahun 56 H.

9. Ummu Habibah bintu Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma

Ulama berbeda pendapat tentang nama aslinya.Adayang mengatakan nama aslinya Ramlah.Adajuga yang mengatakan, Hindun. Beliau sepupu Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Karena ibunya, Shafiyah bintu Abil ‘Ash adalah saudara Affan, ayahnya Utsman.

Sebelumnya beliau menikah dengan Ubaidillah bin Jahsy. Bersama Ubaidillah, beliau dikaruniai seorang putri bernama Habibah. Bersama suami dan anaknya, Ummu Habibah hijrah ke negeri Habasyah untuk mendapatkan jaminan keamanan karena tekanan suku Quraisy. Sesampainya di Habasyah, suaminya meninggal.Adayang mengatakan, suaminya murtad dan memeluk nasrani. Mendengar hal itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammengirimsuratkepada raja Najasyi untuk menikahkan Ummu Habibah dengannya, dan beliau mengutus Khalid bin Said sebagai wakil beliau. Najasyi memberikan mahar untuknya sebesar 400 dinar. Setelah beberapa tahun di Habasyah, raja soleh ini memulangkan Ummu Habibah ke Madinah ditemani Syurahbil bin Hasanah. (HR. Abu Daud 2107 dan dishahihkan Al-Albani)

Beliau tinggal bersama suaminya, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di tahun 7 H, di usia 36 tahun. Ummu Habibah meninggal di Madinah tahun 44 H, di masa Khalifah Muawiyah,Radhiyallahu ‘anhum ajma’in.

10. Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab

Berasal dari masyarakat yahudi Bani Nadzir. Ayahnya, Huyai bin Akhtab adalah kepala suku bani Nadzir. Satu suku yahudi, keturunan Nabi Harun ‘alaihis salam. Ibunya bernama Barrah bin Samuel. Saudara dari sahabat, Rifaah bin Samuel. Sebelum masuk islam, Shafiyah menikah dengan Salam bin Masykam, seorang ahli berkuda dan pandai bersyair. Setelah berpisah dengan Salam, Shafiyah menikah dengan Kinanah bin Abil Haqiq.

Bani Nadzir tinggal di daerah Khaibar. Kala itu, Khaibar terkenal sebagaikotabesar, memiliki banyak benteng dan kebun kurma yang sangat luas. Letaknya sekitar 120 km ke utarakotaMadinah. Ketika perang Khandaq, penduduk khaibar termasuk salah satu suku yang membantu pasukan bersama kaum musyrikin untuk menyerang Madinah. Mereka juga yang memanas-manasi bani Quraidzah untuk berkhianat kepada kaum muslimin. Masyarakat Khaibar juga sering membantu orang manafik Madinah untuk melancarkan makarnya.

Dengan adanya perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammendapatkan titik aman untuk semakin meluaskan islam. Salah satu sasaran beliau adalah Khaibar. Satu daerah sangat strategis yang bisa menguatkan islam, sekaligus mengancam entitas Madinah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat berharap, agar Khaibar bisa masuk kawasan islam. Tentang Khaibar, sejatinya telah Allah sebutkan dalam Al-Quran,

وَعَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هَذِهِ

“Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, Maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu..” (QS. Al-Fath: 20)

Mujahid menjelaskan, harta rampasan yang banyak, yang Allah janjikan adalah Khaibar. (Tafsir Ibn Katsir, 7/341).

Singkat cerita, kaum muslimin berhasil menaklukkan bani Nadzir, dan pada peristiwa itu Kinanah, suami Shafiyah terbunuh karena melanggar kesepakatan. Kaum muslimin pulang dengan membawa banyak rampasan perang dan tawanan, termasuk Shafiyah. Setelah semua tawanan dikumpulkan, datanglah Dihyah Al-Kalbi, ‘Ya Rasulullah, berikan aku seorang budak.’ ‘Silahkan pilih budak.’ Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu, Dihyah mengambil Shafiyah untuk menjadi budaknya.

Tiba-tiba datang seorang sahabat melapor, ‘Ya Rasulullah, anda memberi Dihyah seorang budak, Shafiyah bintu Huyai, wanita mulia dari Quraidzah dan bani Nadhir, wanita yang hanya layak menjadi milik anda.’ ‘Bawa dia kemari!’ pinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah melihatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta Dihyah untuk mengambil budak lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menawarkan antara memilih islam ataukah tetap beragama Yahudi. Shafiyahpun memilih islam dan menjadi istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah Khaibar ditaklukkan pada tahun 7 H. Yang istimewa, walimah pernikahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Shafiyah dilaksanakan di perjalanan pulang 12 mil dari Khaibar menuju Madinah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai wanita Shadiqah, wanita yang jujur imannya. (Al-Ishabah Ibn Hajar, 7/741). Beliau meninggal tahun 50 H dan dimakamkan di Baqi.

11. Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anhu

Wanita terakhir yang dinikahi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah saudara Ummu Fadhl (Lubabah bintul Harits). Dan Ummu Fadhl adalah ibunda Ibnu Abbasradhiyallahu ‘anhum. Sehingga Maimunah adalah bibi Ibnu Abbas dari jalur ibunya. Beliau juga saudara Lubabah As-Shugra, ibunya Khalid bin Walid.

Ibunya Maimunah bernama Hindun bintu Auf. Sehingga Maimunah adalah saudara seibu dengan Zainab bintu Khuzaimah, Ummul Masakin, istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah wafat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahinya pada bulan Dzul Qo’dah tahun 7 H, seusai umrah qadha. Maimunah mulai tinggal bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamsetelah perjalanan pulang dari Mekah 9 mil menuju Madinah. Beliau meninggal ketika perjalanan pulang dari Haji tahun 61 H di daerah Saraf dan dimakamkan di Saraf.

A’isyah mengatakan tentang Maimunah,

ذهبت والله ميمونة.. أما إنها كانت من أتقانا لله وأوصلنا للرحم

“Maimunah telah wafat, demi Allah… dia adalah diantara wanita yang paling bertaqwa kepada Allah dan paling menyambung silaturahim.” (HR. Hakim 6799 dan dinilai Adz-Dzahabi: Sesuai syarat Muslim).

Demikianlah 11 wanita istimewa yang mendampingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamdan menjadi keluarga beliau tanpa ada perselisihan di kalangan ulama. Sementara ada dua wanita yang melakukan akad dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun tidak dikumpuli Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka dari Bani Kilab dan Bani Kindah. Tentang siapa nama dua wanita ini, diperselisihkan para ulama.

Disamping itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memiliki budak wanita. Dua wanita yang terkenal sebagai budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

a.Mariyah Al-Qibtiyah

Beliau adalah hadiah dari raja Muqauqis sebagai jawaban atassurat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengajaknya untuk masuk islam. Dari Mariyah, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan seorang anak yang membuat beliau sangat gembira, bernama Ibrahim. Namun putra beliau ini meninggal sebelum genap usia 2 tahun. Beliau meninggal di masa Umar, dan jenazahnya dishalati Umar bin Khatab dan dimakamkan bersama istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya.

b.Raihanah bintu Zaid Al-Quradziyah

Beliau tawanan bani Quraidzah, kemudian dijadikan budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. ada juga yang mengatakan, beliau dibebaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dijadikan istrinya.

Abu Ubaidah menambahkan, ada 2 lagi budak wanita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. yang satu hadiah dari Zainab dan satunya tawanan untuk penaklukan yang lain. dan semuanya dimerdekakan sebelum beliau wafat. (Ar-Rahiq Al-Makhtum, 472)

Allahu a’lam

***

Muslimah.or.id
Penulis: Ustadz Ammi Nur Baits

Silsilah Rasulullah


Merawat Tulang Belakang Dengan Menjaga Posisi Tubuh Anda



Pernahkah anda merasakan nyeri tulang belakang saat bekerja atau dalam aktivitas sehari-hari? Nyeri tulang belakang kerap kali diabaikan. Padahal, begitu tulang penopang utama tubuh itu terganggu, rasa sakit menyerang dan produktivitas terganggu. Tak mengherankan mengingat tulang belakang merupakan benda dinamis yang menahan beban dari setiap aktivitas kita.

Belakangan, Andi kerap diganggu nyeri di punggung sebelah kiri. Hasil pemindaian di rumah sakit ternyata terdapat bantalan yang menonjol di leher sehingga menjepit saraf. ”Sakitnya hilang timbul,” ujarnya.

Dokter menyarankan agar bagian yang rusak tersebut diganti dengan implan. Namun, dia khawatir karena banyak orang yang mengatakan tingginya risiko operasi di rangkaian tulang belakang. Ragu dengan risiko operasi tersebut, nyeri pun terpaksa ditahan-tahan.

Sebagai makhluk berkaki dua yang berdiri tegak, tulang belakang manusia merupakan organ tubuh teramat vital karena berfungsi menopang berat badan. Tulang belakang meliputi tulang leher (cervical), bagian tengah belakang (thoracal), dan bawah belakang (lumbal/pinggang).

Rangkaian tulang belakang terbagi atas segmen-segmen dan di antara segmen terdapat sendi dan bantalan yang terdiri dari lapisan berstruktur. Bantalan berfungsi untuk melindungi agar di antara tulang tidak berbenturan. Ada pula otot-otot guna menopang tulang belakang.

Ahli bedah tulang belakang dari Ramsay Spine Center Rumah Sakit Premier Bintaro, Luthfi Gatam, mengatakan, beban terhadap tulang belakang saat duduk, bekerja, dan membawa beban sangatlah besar. Beban teringan tulang belakang hanyalah saat kita tidur.

Keluhan terbanyak gangguan pada tulang belakang umumnya berupa rasa sakit di bagian bawah (low back pain). ”Keluhan tersebut dominan karena beban tubuh kita paling besar jatuhnya di bagian bawah sehingga mudah cedera,”ujar Luthfi.

Penyebab gangguan tulang belakang antara lain gangguan otot, tulang yang hancur, bantalan yang rusak (pecah/robek), gangguan pada sendi atau campuran beberapa faktor karena tumor, kanker, dan infeksi.

Pada orang dengan struktur tulang belakang normal, gangguan tulang belakang kerap disebabkan aktivitas gerak dan postur tubuh.

Faktor risiko itu, misalnya, mengangkat beban berat berulang, membungkuk, dan gerak berlebihan. Postur statik, misalnya duduk terlalu lama, juga merupakan faktor risiko. Otot bekerja berlebihan dan terjadi kontraksi terus-menerus sehingga muncul keluhan.

Penyumbang nyeri tulang belakang lainnya kegemukan. Berat badan yang berlebih, terutama bagian perut, memaksa tubuh membentuk postur tidak sehat (memberikan tekanan berlebihan untuk tulang belakang). Posisi yang salah membuat tulang belakang bertumbukan sehingga rawan terjadi gangguan.

Dokter spesialis rehabilitasi medik dari RS Premier Bintaro, Peni Kusumastuti, menambahkan, dapat pula terjadi kelainan struktur tulang belakang yang spesifik, misalnya gangguan struktur akibat kerusakan tulang belakang, bantalan, atau persendian. ”Untuk itu, harus diketahui persis masalahnya agar penanganannya tepat,” ujarnya.

Hal lain yang dapat memperbesar risiko gangguan tulang belakang ialah proses degeneratif, yakni seiring bertambahnya usia, bantalan menjadi kering, atau terjadi pengapuran pada tulang belakang. Faktor genetik, seperti serat kolagen yang lemah, dan faktor psikologi dapat memengaruhi kesehatan tulang belakang.



Penanganan

Penanganan masalah tulang belakang diawali dengan mencari penyebab masalah utama dengan pemeriksaan klinis, pemindaian, dan radiologi. Peni mengatakan, penanganan tidak selalu berakhir di meja operasi. Jika hasil pemeriksaan, yakni gambaran klinis dan radiologi, menjurus pada kerusakan yang berat, baru ditempuh operasi. ”Itu sangat kecil, umumnya hanya di bawah 5 persen,”ujarnya.

Umumnya, diupayakan terlebih dahulu penanganan dengan cara konservatif, misalnya obat untuk mengurangi rasa sakit, fisioterapi, dan terapi latihan spesifik. ”Hasilnya, 80 persen pasien membaik. Lamanya tergantung dari penyebabnya. Untuk otot yang sakit, biasanya dalam waktu satu minggu terapi sudah membaik,” ujar Peni.

Direktur RS Premier Bintaro dr Juniwati Gunawan dan dokter spesialis saraf dari rumah sakit yang sama, dr Darmawan Mulyono SpS, mengatakan, gangguan pada tulang belakang jangan dianggap enteng. ”Jika ada keluhan, sebaiknya memeriksakan diri agar kondisi tidak bertambah parah,” ujarnya.

Peni mengatakan, menjaga kesehatan tulang belakang antara lain dapat dilakukan dengan menjaga stabilitas dan kekuatan otot sehingga mampu melindungi tulang. Hal itu dapat dilakukan dengan olahraga teratur sedari dini. Untuk mereka yang pernah bermasalah dengan tulang belakang, olahraga sebaiknya tidak yang mengandung banyak benturan.

Di samping itu, dalam beraktivitas sehari-hari perlu diperhatikan peralatan yang menunjang punggung, misalnya kursi yang dibuat dengan prinsip ergonomis yang benar dan ramah terhadap tulang belakang.


7 Makanan Yang Dapat Mencerdaskan Otak Anda




Hai, Sahabat, Tips Kesehatan. Memiliki otak yang cerdas yang dapat berpikir secara cepat dan tepat merupakan harapan setiap orang. Apabila otak kita dapat melakukan hal tersebut, maka pekerjaan dan tantangan yang kita hadapi setiap hari dapat tuntas dengan cepat pula. Untuk dapat melakukan itu semua, otak kita juga membutuhkan makanan atau nutrisi yang di butuhkannya. Lalu, makana apa saja yang dapat membantu mencerdaskan otak anda....????



Sahabat, tips kesehatan. Sebenarnya banyak sekali jenis makanan yang mudah kita dapatkan untuk menutrisi otak kita. Tapi tidak sedikit orang yang mengetahui tentang berbagai makanan yang sebenarnya dapat memenuhi nutrisi otak kita. Oleh karena itulah, tips kesehatan kali ini akan mengetengahkan sebuah artikel tentang 7 makanan yang dapat mencerdaskan otak anda. Sahabat, tips kesehatan. Berikut ini 7 makanan yang dapat mencerdaskan otak anda :


Makanan yang pertama yaitu ikan. Ikan sangat baik untuk menutrisi otak kita. Didalam tubuh ikan terdapat asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 ini banyak terdapat di ikan salmon, tuna dan sarden.

Makanan yang kedua yaitu pisang. Hampir semua orang menyukai pisang. Pisang ternyata juga sangat baik untuk menutrisi otak kita. Dalam buah pisang terdapat kalium dan magnesium yang berfungsi untuk transmisi saraf di tubuh serta otak anda.

Makanan yang ketiga yaitu bayam. Bayam juga sangat baik untuk menutris otak anda. Didalam bayam mengandung vitamin B9 yang berfungsi untuk meningkatkan memori yang dibutuhkan untuk mencerdaskan otak anda.

Makanan yang keempat yaitu telur. Telur yang biasa kita konsumsi juga sangat baik untuk menutris otak kita. Karena di dalam telur mengandung asam amino yang dibutuhkan untuk menutrisi otak kita.

Makanan yang kelima yaitu alpukat. Buah alpukat juga sangat baik untuk menutrisi otak kita. Karena buah alpukat mengandung atau kaya akan vitamin E. Vitamin E ini berfungsi sebagai antioksidan serta mampu melindungi otak dari penuaan dini.

Makanan yang keenam yaitu brokoli. Brokoli juga sangat baik untuk menutrisi otak anda, karena mengandung vitamin C, antioksidan serta betakaroten yang berfungsi untuk menjaga kesehatan otak anda.

Makanan yang ketujuh yaitu cokelat. Cokelat ternyata juga sangat baik untuk menutrisi otak anda. Cokelat banyak mengandung Flavonoid yang memicu pembentukan sel saraf baru pada otak yang dapat menambah kemampuan menyimpan ingatan dalam memori otak anda.

Tips Sehat Untuk yang Dines Malem



Ada banyak sekali profesi pekerjaan yang mengharuskan seseorang untukbekerja di malam hari. Hal ini tentu bila dilakukan terus-menerus akan berbahaya bagi kesehatan, sebab berlawanan dengan jam biologis manusia.

Para ahli mengatakan bahwa karyawan yang bekerja selama 3 malam atau lebih, bisa mengidap penyakit diabetes tipe 2. Ini karena gaya hidup mereka tak sehat, semisal mengonsumsi makanan tinggi kalori saat sedang bekerja.

Untuk itu, ada beberapa tips sehat untuk pekerja malam yang bisa diikuti agar terhindar dari penyakit seperti dilansir oleh Boldsky:

Jaga makanan. Usahakan makanan yang Anda konsumsi hanya makanan sehat saja semisal bayam, brokoli, buah dan lainnya yang bernutrisi tinggi.

Batasi kafein. Jangan berlebih mengonsumsi kopi, walau itu dapat membuat Anda melek sepanjang malam. Minum satu cangkir sudah cukup, sebab bila lebih akan menyebabkan Anda dehidrasi.

Air putih. Nah, air putih adalah minuman yang disarankan bila Anda bekerja malam. Ia akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membuat Anda tetap sehat.

Hindari gorengan. Gorengan atau makanan berminyak bisa memperlambat proses pencernaan dan membuat Anda lekas lelah. Makanan berminyak juga tak baik untuk kesehatan jantung.

Berjalan. Usahakan sesekali waktu Anda berjalan berkeliling, dan tak duduk dalam waktu lama. Ini bisa membantu Anda menghilangkan kantuk dan lelah, juga menyegarkan kembali pikiran.

Ngemil sehat. Jika Anda bekerja malam, maka ngemil adalah hal yang dapat membantu membuat Anda terjaga. Camilan sehat seperti kacang almond sangat dianjurkan.

Jangan minum energy drink. Minuman jenis tersebut tak sehat dikonsumsi sebab memiliki kandungan gula dan kafein yang tinggi.

Tidur. Jika memungkinkan, tidurlah sejenak agar kondisi tubuh tetap terjaga.

Selasa, 29 Oktober 2013

Mahalkan Dirimu dari Cinta




Bicara tentang jatuh cinta, pasti semua orang pernah mengalami virus ini. Dramatis dan hangat memang. Saya pun pernah mengalami jatuh cinta. Terkadang sulit untuk berfikir secara sehat ketika sudah terjangkit virus ini. Duduk sendirian terasa berada di keramaian, berada di sekeliling kawan-kawan tetapi terasa seperti di dalam kegelapan. Kita lebih suka mengikuti jiwa dan perasaan dibandingkan akal yang diberikan oleh Allah.

Memahami Cinta Dari Awal

Sangat ditegaskan bahwa sangat perlu mendidik dan memahamkan remaja sejak awal. Bukan untuk menyuruh menikah di masa muda tetapi supaya mereka tidak mengambil definisi cinta, cara-cara bercinta atau kehidupan bercinta dari sumber-sumber yang merusak yang ada di kiri dan kanan sekeliling mereka, ketika mereka berada dalam proses menuju dewasa.

Hari ini dan hari-hari kemarin malam, definisi dan makna cinta, cara-cara bercinta dan kehidupan bercinta diambil baik langsung atau tidak langsung dari sumber-sumber yang justeru merusak hakikat cinta. Dari musik-musik, film-film, drama-drama korea, novel-novel cinta, sinetron dan sebagainya. Membuat secara tidak langsung, apabila disebut dengan cinta atau apabila virus cinta itu menyerang jiwa dan perasaan dia, maka secara otomatis mereka akan merespon virus tersebut dengan cara apa yang mereka tahu dan fahami dari sumber-sumber yang rusak tersebut.

Cinta yang salah seperti inilah yang membuat manusia apabila mereka bercinta, menjadi tidak karuan. Karena mereka menyangka cara untuk menyampaikan rasa cinta kepada orang yang dicintainya haruslah dengan kata-kata asmara mesra, dengan untaian bunga-bunga cantik merona dengan perkataan cinta dan sayang. Cinta haruslah pergi keluar berduaan, berpegang-pegangan tangan, bersentuh. Bahkan ada juga suatu tafsiran bahwa cinta haruslah dibuktikan dengan seks dan mereka mengatakan ini adalah puncaknya cinta.

Maka tidak heran apabila remaja Islam apabila terjangkit virus cinta ini, mereka merasa kebingungan. Ditambah dengan munculnya situs-situs media dan jaringan social pada hari ini. Ada yang meng-update gambar dirinya dengan kekasihnya, berciuman, berpelukan padahal belum menikah. Bahkan lebih dari itu, berani pula mengharap ‘keredhaan’ khalayak ramai atas hubungan yang melanggar syariat ini.

“Doakan ya, semoga hubungan kami langgeng sampai tua.” | “Kami doakan semoga langgeng dengan si fulan” | Sambil memicit-micit jerawat di pipi.

Ada juga yang sedikit lebih islami, walaupun mungkin tidak keluar bersama, tidak bergandengan tangan tetapi banyak yang terjebak dengan SMS, e-mail, chatting, puisi-puisi romantis dan lirik-lirik lagu dan alunan musik serta banyak lagi. Kemudian waktu banyak dihabiskan dengan masalah calon makmum dan calon imam.

Memahalkan Diri

Manusia ingin dihargai, tetapi manusia tidak akan berharga apabila dia tidak memiliki apa-apa.

Maka daripada itu, pada usia yang masih muda seperti ini kita sibukkan diri dengan mencari ‘apa-apa’ tersebut agar kita menjadi manusia yang berharga. Berharga mahal. Dan ‘apa-apa’ tersebut semestinya adalah hal-hal yang baik dan berharga juga. Kalau dipenuhi dengan sampah maka berarti sampahlah kita, busuklah kita.

Jadi, sudah berapa juz al-Qur’an yang sudah kita hafal dan pelajari?

Berapa banyak buku yang sudah kita baca dan pelajari?

Sudah berapa banyak implementasi, praktik dan amalan dari ilmu yang sudah kita pelajari?

Sudah bijakkah kita dalam menghadapi dan menjalani hidup dan pelbagai permasalahannya?

Sudah kita memulai diri kita untuk berusaha membina diri agar mampu menjadi suami dan isteri yang baik kepada pasangan kita nanti?

Daftar pertanyaan-pertanyaan seperti di atas sepatutnya senantiasa berjalan-jalan di otak kita. Menjadikan diri kita mahal dan berharga tinggi. Bukan sibuk dengan “Apakah dia jodohku?” atau “Apakah dia calon suamiku? Apakah dia calon isteriku?”.

Didalam proses perkuliahan kita mempunyai tahapan, begitu juga dalam proses percintaan. Dalam hendak membentuk dan mendirikan rumah tangga. Bukan hanya pertanyaan-pertanyaan “Apakah dia calon suamiku? Apakah dia calon imamku?”. Apakah dengan kita disibukkan dengan pikiran-pikiran pendek seperti itu, kehidupan cinta akan menjadi semakin baik?

Maka daripada itu, saya lebih senang menyibukkan diri untuk menjadi diri yang besar, mengembara melihat dunia, menimba ilmu dan mematangkan diri kita sebelum kita menyibukkan diri dengan laboratorium cinta.

Kalau kita melihat anak-anak, bahkan sejak sekolah dasar sudah mulai sibuk dengan cinta. Sibuk dengan calon imamku, calon makmumku. Ketika berusia mahasiswa yang sepatutnya menimba pengalaman untuk menjadi pemimpin dan membina ummat Islam, mempersiapkan diri untuk menjadi individu yang memberikan manfaat baik kepada masyarakat dan Islam, kita sibuk dengan asmara dan fantasi hiruk pikuk dunia rumah tangga. Sedangkan, persediaan diri menuju rumahtangga saja entah pergi ke mana.

“Saya mencintaimu sayang, semoga cinta kita bisa kekal sampai di syurga.”

Bagaimana bisa kekal di syurga, sedang diri tidak dibina dengan ilmu yang menunjukkan jalan syurga. Kalau diri tidak punya apa-apa persediaan ke syurga?

Duduk dan Bekerjalah

Coba tenangkanlah sejenak diri kita. Lepaskanlah diri kita sejenak dari segala novel, film, drama, sinerton atau musik cinta yang membuat kita sibuk untuk menjadi seperti apa yang disampaikannya, terhipnotis olehnya. Kita lihat kembali kepada diri kita, dan tanyalah apa tujuan untuk berada di muka bumi ini. Lihatlah sebentar kepada rumahtangga. Rumahtangga bukanlah syurga secara mutlak. Rumahtangga hanya akan menjadi syurga, jika kita tergerak untuk mempersiapkan diri. Jika tidak, rumahtangga bisa menjadi alam yang lebih menyiksa daripada neraka buat kita.

Rumahtangga itu memiliki banyak tanggungjawab. Rumahtangga bukan hanya kisah dua orang berkasih sayang menjalin hubungan asrama. Rumahtangga itu adalah asas kekuatan peradaban ummah Islam. Apabila rumahtangga itu bagus, kokoh dan kuat maka akan kuat pula peradaban ummah ini.

“Wahai orang yang beriman, jagalah diri kamu dan ahlul keluarga dari siksa api neraka.” QS. At-Tahrim : 6

Maka mengapa tergesa-gesa dengan perasaan? Hidupkanlah pikiran kita. Bergeraklah dan persiapkan diri. Jangan hanya duduk manis berbicara cinta sampil memicit-micit jerawat di pipi.

Duduklah sebentar, menimba pelbagai pengalaman baru, dari sekeliling kita dan dari orang yang lebih tua dari kita, dari pelbagai kitab karangan ulama-ulama besar dan ceramah-ceramah mengenai persiapan dan dunia rumahtangga.

Bukan masuk lumpur kemudian baru cari tahu cara mencari emasnya. Yang benar tentunya, mempersiapkan segala peralatan, mencari tahu cara mencari emasnya kemudian baru masuk lumpur tersebut.

Kita ada proyek lebih besar daripada sekedar cinta.

Jangan Mudah Jatuh Cinta

Kita sepatutnya jadi manusia yang berharga. Tetapi kita perlu ingat bahwa hanya manusia yang tangguh sajalah yang mampu berjaya. Tidak akan bisa syurga dicapai hanya dengan tidur, berkhayal tentang cinta sambil memicit-micit jerawat di muka.

Kita perlu mengingat bahwa selepas berumahtangga, akan masih banyak kerja-kerja yang justeru akan lebih berat. Bukan menikah, kemudian mati dan masuk syurga. Bukan saudara.

Cinta itu mungkin, tetapi maut itu pasti menjemput kita.

Allah tidak akan bertanya apakah kita berhasil menikahi orang yang kita cintai atau tidak. Tidak akan. Tetapi Allah akan bertanya kepada kita bahwa sudah engkau manfaatkan untuk apa umur dan usia yang telah Aku berikan?


Fatchul Wachid
Istanbul, 31 Juli 2013

Kamis, 24 Oktober 2013

Cermin Dakwah Hari Ini



Syaikh Abbas Hasan As-Siisi menuturkan bahwa individu adalah komponen terkecil penyusun masyarakat, Dia memegang peranan penting dalam menentukan perjalanan dan bentuk masyarakat itu sendiri. Oleh kerana itu, yang menjadi tonggak dalam gerakan kita adalah individu, kemudian keluarga, dan akhirnya masyarakat. Inilah karakteristik Islam yang paling menonjol, yaitu pembentukan pribadi islami {takwin asy-syakhshiyab al-islamiyyah).

Sederhananya, menurut Abbas Assiisi setiap diri (baca: Pribadi) adalah seorang penggerak dan pembentuk suatu pribadi yang berkepribadian islam. Meskipun kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa jumlah orang yang memusuhi Islam sangat banyak, namun jika kita dapat mengajak satu orang dari mereka dalam setiap hari agar mau bergabung dalam dakwah islamiah ini, maka secara langsung dan tidak langsung kita telah mengentaskan orang tersebut untuk dapat keluar dari kebodohan dan pembodohan jahiliyah menuju pembebasan dan pencerahan pribadi di bawah naungan cahaya Islam.

Kaitannya dengan kaderisasi suatu pergerakan, terutama sekali pergerakan dakwah kampus tentunya hal ini menjadi sangat penting. Dalam dakwah kampus, kita mengenal adanya Dakwah Fardiyah (DF) atau Self Education kader-kader dakwah. Akan tetapi realita dilapangan adalah tidak semua kader dakwah faham urgensi dari dakwah fardiyah itu sendiri. Bahkan latah kader dakwah adalah menyerahkan mandat dakwah fardiyah (baca: rekrutmen) nglothok kepada departemen kaderisasi atau saklek pada seorang kader yang kebetulan sebagai staff ataupun anggota kaderisasi atau yang dinilai mampu melakukan hal tersebut. Sebuah Latahisasi kader dakwah yang kemudian menjadi tolak banding dari gerakan dakwah.

Selama kurang lebih 2 tahun menjabat sebagai staf kaderisasi, mungkin akan terlalu dini jika kemudian saya mencoba untuk membuat formulasi antigen Latahisasi ini. Perjalanan menuju pembuatan formulasi ini berawal dari sebuah pengalaman dini mengelola kaderisasi. Berlebihan rasanya jika kemudian saya mengatakan bahwa kaderisasi itu sampai mati, tapi saya yakinkan bahwa ini benar keharusan.

Teringat perkataan syaikhut tarbiyah kita, Ustadz Rahmat Abdullah yang mengatakan bahwa seyogyanya para da’i (Kader-kader dakwah) harus memiliki kemampuan untuk membangkitkan “indra ketuhanan” demi menarik simpati hati, menyatukan jiwa, dan berinteraksi dengan gerakan dakwah beserta medannya yang membentang luas. Ini semua dapat terwujud dengan ajakan dan seruan yang baik, cara yang baik, metode dialogis, dan argumen-tasi yang lebih baik, serta keteladanan yang “tanpa cela”. Dasar inilah yang kemudian menjadi dalih seorang kader enggan untuk terjun ke medan dakwah (rekrutmen).

Kecenderungan yang sama, ketika pertama kali bergabung dengan departemen kaderisasi di sebuah lembaga dakwah fakultas, saya pribadi tidak merasakan adanya sebuah dorongan besar untuk mampu mengajak, merekrut orang lain untuk kemudian bergabung dengan dakwah. Tanggung jawab hanya dilaksanakan sebatas keterlaksananya suatu program kerja departemen, selebihnya adalah sibuk mempertanyakan dan menggubrisi hal – hal yang sifatnya Event Organizing(EO) semata-mata.

Sebuah harga yang saya pikir impas jika kemudian banyak data kader yang tidak valid, baik validitas database halaqoh maupun database simpatisan pergerakan. Dikatakan demikian tidak lain karena kader dakwah lebih disibukkan pada aktivitas – aktivitas EO dan pelaksanaan proker, untuk kemudian gagal mengecek ulang database kader.

Kesadaran untuk mengajak orang lain biasanya akan muncul manakala pada evaluasi departemen selalu saja menyinggung pada satu hal, minimnya jumlah kader. Aksi perombakan sistem perekrutan pun harus dilakukan, bahkan ranah nama kegiatan perekrutan pun harus diubah,tanpa meninggalkan esensinya. Misal yang pada awalnya hanya “Open Rekrutmen” menjadi “OPERA” (Open Rekrutmen Aktivis) atau Training Dasar Kepemimpinan (TDK) diubah menjadi “CASTING “ ( guidanCe Agriculture STar trainING).
Putaran waktu yang akan memperlihatkan kepada kita peristiwa-peristiwa yang mengejutkan dan memberikan peluang kepada kita untuk terus berbuat. Dunia akan melihat bahwa dakwah kita adalah hidayah, kemenangan, dan kedamaian, yang dapat menyembuhkan umat dari rasa sakit yang tengah dideritanya. Seiring dengan meningkatnya kefahaman tentang pentingnya aktivitas merekrut (baca: kaderisasi) maka bertambahlah pemahaman kita tentang kemutlakan regenerasi. Ini yang kemudian masuk dalam sebuah refleksi kaderisasi tentang diri dan gerakan dakwah ini.

1. Tentang Diri

Syaikhut tarbiyah Indonesia, Ust. Rahmat Abdullah mengemukakan, dalam satu kesatuan amal jama’i ada orang yang mendapatkan nilai tinggi karena ia betul-betul sesuai dengan tuntutan dan adab amal jama’i. Kejujuran, kesuburan, kejernihan dan kehangatan ukhuwahnya betul-betul terasa. Keberadaannya menggairahkan dan menenteramkan. Namun perlu diingat, walaupun telah bekerja dalam jaringan amal jama’i, namun pertanggungjawaban amal kita akan dilakukan di hadapan Allah SWT secara sendiri-sendiri. Karenanya jangan ada kader yang mengandalkan kumpulan-kumpulan besar tanpa beru-saha meningkatkan kualitas dirinya. Ingat suatu pesan Rasulullah SAW: Man abtha-a bihi amaluhu lam yusri’ bihi nasabuhu (Siapa yang lamban beramal tidak akan dipercepat oleh nasabnya ).
Dengan atau tanpa disadari diri kita adalah bagian terpenting dari proses rekrutmen itu sendiri. Jika sebagai pelaku perekrutan, maka persiapan diri harus dilakukan sedini mungkin. Dalam kaidah pergerakan tentu kita mengenal kaidah 10 Muwassofat kader. Hal lain dalam persiapan diri sedini mungkin dalam proses perekrutan ini adalah amaliyah yaumi diri kita pribadi. Amaliyah yaumi, dengan ataupun tanpa disadari akan berpengaruh besar terhadap kedekatan kita pada Allah SWT yang Maha membolak-balikkan hati dan tentunya dengan kedekatan kita kepada Allah SWT diharapkan proses rekrutmen yang dilakukan akan sampai dan sesuai dengan pada apa yang menjadi titik ukur pencapaian rekrutmen tersebut.
Ketika amaliyah yaumi ini lemah maka bias dipastikan akan lemah pula ikatan hati kita terhadap objek rekrutmen kita. Boleh jadi target rekrutmen awal tercapai namun esensi dari akhir proses perekrutan menjadi remang-remang atau bahkan kabur sama sekali. Kekeringan atau dehidrasi amaliyah yaumi yang berkelanjutan adalah salah satu jawaban mengapa dalam setiap evaluasi selalu saja nglothok pertanyaan yang sama, minimnya jumlah kader yang boleh jadi hal ini adalah bentuk ‘alarm’ dari Allah tentang batapa parahnya dehidrasi amaliyah yaumi kita.

2. Tentang diri dan gerakan dakwah ini

Berbicara mengenai diri dan gerakan dakwah ini tidak bisa memisahkan diri dengan jama’ah dakwah. Dalam jamaah dakwah islamiah sendiri, kita mengadakan suatu program yang kita sebut dengan projek al-akh al-wahid, yaitu setiap anggota berjanji dan berusaha untuk mengajak satu orang anggota baru dalam satu tahun. Tidak seorang pun diperbolehkan menunda-nunda waktu, karena perputaranwaktu adalah bahagian dan pengobatan dan pembentukan (at waqtu juz’un minal ‘ilaj wat takwin). Sehari dalam kehidupan individu adalah setahun dalam kehidupan umat. Umat yang mengerti betul akan hakikat kehidupan, mereka tidak akan pernah mati. Ini semua akan bergantung pada para da’i dalam memandang kesucian dan urgensi risalah dakwah serta bergantung pada pengorbanan para da’i, baik harta, tenaga, maupun waktu. Yang perlu diperhatikan oleh para da’i pada masa pembentukan (fase takwiniyab) adalah memberikan uswah hasanah, bertujuan menampilkan di hadapan masyarakat gambaran nyata tentang Islam.

Dengan memahami hal di atas maka sebagai seorang kader dakwah yang notabenenya adalah seorang da’i maka telah sewajarnya dan telah seharusnya kita memahami bahwa tugas mulia kita adalah mengajak orang lain untuk turut merasakan nikmatnya keimanan dalam naungan islam. Tidak perlu lagi seorang kader dakwah itu menumpukkan tugas ‘merekrut kader’ hanya kepada personal atau departemen kaderisasi semata, sejatinya kitalah para perekrut itu. Dengan pemahaman yang mendalam akan pentingnya menyampaikan pesan-pesan risalah kenabian ini, maka itu adalah antigen yang mampu membentuk system antibody dalam tubuh seorang aktivis gerakan dakwah agar tidak terjangkit gejala penyakit Latahisasi seperti yang saya sebutkan diawal.

Sebuah ikhtiar dan sebuah usaha refleksi diri agar kedepan mampu berkontribusi lebih terhadap dakwah ini. Tidak ada kata premature dalam proses kaderisasi karena sejatinya kaderisasi itu sampai mati !
Wallahu a’lam, semoga menambah kebermanfaatan.

Umi Qona’ah
Staff KAMMI Komisariat Al-Quds