.

Senin, 02 April 2012

wasiat Sang Nabi itu rasanya berat sekali






Akhi, Gimana kabar antum? Apa program DKM terdekat? 


"Kalimat pendek itu sering terlontar kepada beberapa aktivis Masjid Kementrian di salah satu kampus kesehatan di Jakarta Selatan. Terdengar Ringan sepele dan gapang diucapkan. Tapi terkadang  kita kurang memahami? Ikatan hati dan komunikasi jadi gak penting. Sekedar ketemu aja, ga ada niat. Jadinya kan gawat, gara-gara itu, berdakwah jadi hambar, pahit, atau bisa-bisa basi.
Tau kampus Kemenkes Jakarta ga’? Di situ ada beberapa aktivis yang mencoba memberikan syiar Islam di lingkungan Akademia. Begitu indahnya cerita perjalanan sekelompok pemuda terbina (tertarbiyah) yang hidup dalam satu atap keluarga.

Mereka hanya mahasiswa yang tinggal sebagai pengurus masjid yang berkantong pas-pasan seperti kebanyakan mahasiswa. Tapi hidup mereka bahagia karena mereka saling melengkapi. Kalo sudah satu atap, ada bocor sedikit, pasti kerja bakti bareng-bareng beresin atap genteng. Kalo kamar mandinya licin berlumut, siapa yang akan ngebersihin kalo bukan itu tanggung jawab bersama? Ada banyak cara, piket atau gantian.Kalo ada yang sakit, patungan untuk beliin obat atau nganterin ke rumah sakit!Begitulah bro! bagi mereka, sudah satu tubuh, satu rasa, maka satu irama, intinya kerjasama!
Gak sampai disitu. Mereka bahkan rutin ngadaian acara buat ngekalin persaudaraan mereka. Rekreasi, bikin sarasehan , kunjungan ke tetangga ibu ibu wali santri, Ngaji Bareng, sampai curhat bareng. Dengan begitu, hidup di tempat yang sempit bisa jadi terasa luas. Betul kan? Di kalangan orang jogja terkenal sebuah motto ”Mangan Ora Mangan, ngumpul”. Setidaknya moto itu jadi “dalil” penguat. Salut buat orang Jawa!

 Kisah Rasulullah dan sahabat-sahabatnya tak hampa dari romantika-romantika itu. Bahkan tidak terlukiskan sebegitu berkualitasnya persahabatan mereka, melampaui kisah –kisah cinta roman picisan, atau kisah Romantika kisah Romeo dan Juliet sekalipun. Persahabatan mereka kekal, karena mereka diikat oleh sesuatu Yang Kekal. Eratnya berjabat tangan, indahnya alunan saling menyapa salam, dan manisnya saling mendahulukan. Boleh jadi inilah kunci Rasulullah melebarkan sayap perjuangannya. Sayap-sayap peradaban yang tersusun dari bulu-bulu kecil. Bulu-bulu itu lembut karena kasih dan tersusun karena disambung. Sambungannya adalah ukhuwah. Dan ukhuwah itu jadi senjatanya dakwah. Begitulah kira-kira. Begono.

Apakah kita bisa hidup tanpa ukhuwah? Apakah dakwah bisa hidup tanpa ukhuwah? Jawabnya pasti tidak. Dalam perjalanan. kita butuh teman, sahabat, atau handai tolan. yang saling menguatkan di kala lemah, yang saling memudahkan di saat sulit, dan saling mengingatkan di saat tersesat. Maka beruntunglah jika kita ada di samping mereka yang seperti itu.

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiyallahu ’Anh menyebut kelembutan yang disertai belas kasih sebagai satu dari sepuluh faktor penyelamat sekaligus yang mentaqwakan بيلاكونيا.

Jika teman itu adalah rekan kita seperjuangan dan persahabatan kita adalah karena visi akhirat, tentunya ukhuwah bukan lagi sambal, atau kerupuk. Melainkan ia sudah menjadi nasinya.  

Adakalanya rasa kesal terhadap saudara kita ini muncul maka cobalah kita mengingat-ingat lagi surat assaf yang kita hafal saat LDO di awal-awal kita akan memasuki organisasi ini.

 Surat ini walaupun pendek tetapi mencakup semua yang dibutuhkan para ikhwan Alfajar dari aqidah, akhlak, sejarah, ukhuwah, obyek dakwah, sampai pada puncak ajaran Islam, yaitu Jihad di jalan Allah. Sehingga Pengurus MAF ikhwan maupun akhwat wajib menghafalnya, mentadaburinya secara berulang-ulang dan mengamalkannya dalam aktivitas menjalankan program kerja dan saya berharap ayat ini tidak luntur dimakan waktu.



    Shaff
     adalah sesuatu yang sangat penting dan sangat menentukan keberhasilan dalam dakwah, jihad dan pergerakan Islam. Bahkan kesatuan shaff adalah persyaratan mutlak bagi kemenangan pergerakan dan dakwah Islam di Poltekkes ini. Tanpa adanya kesatuan shaff, maka akan menimbulkan dampak langsung bagi kekalahan dan kegagalan dakwah dan perjuangan. Kisah perang Uhud merupakan salah satu bukti dari kekalahan perang disebabkan shaff yang berantakan, padahal sebelumnya sudah berada diambang kemenangan.

Terkadang Karena beda antara kau dan aku sering jadi sengketa karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran
karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus
sejuta kebaikan yang lalu
wasiat Sang Nabi itu rasanya berat sekali:
“jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara”




Wallohu a'lam bi shawwab



Tidak ada komentar:

Posting Komentar