.

Minggu, 29 April 2012

Mendambakan Kader Dakwah Visioner

“Janganlah kalian jadikan impian kalian kecil, sebab kulihat tak ada yang lebih menjauhkan kemuliaan dari pada impian yang rendah” (Umar Bin Khattab)

Mujahid dakwah

Dakwah merupakan sebuah tugas mulia dimana orang-orang yang menginginkan kemuliaan yang akan berani mengembannya. Agama ini agama mulia yang Allah turunkan kepada umat manusia, makhluk mulia yang diciptakan Allah dengan berbagai macam kelebihan maka harus diperjuangkan dengan cara-cara mulia. Sudah barang tentu kemuliaan didapatkan tidak dengan berleha-leha tapi dengan perjuangan dan pengorbanan. Kerja dakwah merupakan kerja-kerja nyata yang membutuhkan langkah-langkah konkrit, tepat, efektif dan akumulatif sehingga progresifitasnya akan terlihat.

Kegemilangan dakwah akan didapat ketika para pengemban dakwah memilki visi dan misi yang jauh kedepan, idealis, reformis dan senantiasa optimis. Akan dibawa kemanakah arah perjuangan dakwahnya?, untuk siapa perjuangan dakwahnya?, dan atas dasar apa perjuangan dakwah ini ditegakkan?. Fenomena banyaknya kader dakwah yang berguguran dijalan dakwah sudah menjadi makanan sehari-hari dalam dunia aktivitas dakwah belakangan ini. Itu disebabkan karena begitu banyaknya kader dakwah yang tidak memiliki idealisme juga mimpi-mimpi tinggi. Beberapa hal yang ditinggalkan sebgaian para kader dakwah salah satunya masalah jelasnya tujuan dari dakwah mereka.

Seorang kader dakwah yang memiliki mimpi-mimpi kedepan tentu akan selalu mencari inovasi-inovasi baru dalam pergerakan dakwahnya ketika mengalami kebuntuan dalam kinerjanya. Dia tidak akan bosan melakukan instrument-instrumen baru yang penuh imajinatif dan daya kreatif tinggi meskipun kegagalan kerap menghampiri. Mimpi-mimpinya tidak hanya sebatas dalam waktu singkat antara 1 sampai 3 tahun saja tapi untuk beberapa tahun kedepan dan untuk masa depan dengan harapan meskipun dia sudah tiada semangat dakwahnya akan terus bertahan dan beregenerasi. Karena dia akan faham bahwasannya seorang kader dakwah yang baik dia tidak akan melihat keberhasilan dakwah secara singkat tapi melihat secara jauh kedepan.

Dunia dakwah saat ini membutuhkan kader-kader dakwah visioner, yang bergerak atas dasar keyakinan dan kesungguhan meyakini kemenangan. Penuh sifat perjuangan dan keteguhan akan janji Allah pada kemenangan islam. Niat dan tujuannya tidak sedikitpun berubah dan terlempar dalam asholah dakwah sesungguhnya. Halangan dan rintangan yang datang dan pergi dilaluinya dengan optimisme dan kesabaran. Duri dan batu terjal yang menghadang dilewati dengan kerja keras dan kerja cerdas tanpa mengeluh dan menyerah. Pergerakan dakwahnya akan senantiasa berorientasi pada kemenangan bukan kekalahan apalagi keterpurujan dan keputusasaan.

Seorang kader dakwah yang visioner akan senantiasa berada pada garda terdepan dan selalu istiqomah dalam menghadapi setiap problematika dakwah yang diahdapinya. Dia tidak akan pernah gentar sedikitpun terhadap tribulasi (hambatan-hambatan) dakwah yang ditemuinya. Dia akan selalu menancapkan keyakinan dalam dirinya bahwasannya semua problematika akan bisa dilalui dengan penuh keindahan pada akhirnya. Setiap halangan dan rintangan tidak akan pernah merubah dan menggoyahkan mimpi-mimpinya meskipun terasa mustahil untuk direalisasikan namun dia akan senantiasa yakin akan jalan yang dilalui.

Dia yakin dengan mimpi-mimpi, optimisme akan tetap terjaga dan perjuangan akan selamanya berkobar dalam dadanya. Pesimisme dan kelemahan akan senantiasa di tinggalkan dalam lubang hitam khayalan yang tak pasti dalam relung hatinya. Semangat akan perjuangan akan terlihat dalam kesehariannya meskipun keterpurukan dan ketidak berdayaan sedang dialami. Raut wajahnya tidak akan menunjukkan sikap lemah dan frustasi tetapi senyum semangat yang akan selalu terlihat, itulah ciri-ciri pribadi kader dakwah yang visioner.

Saya teringat perkataan sayyid quthb ketika beliau akan dihukum gantung. Beliau mengajak kita untuk meneruskan perjuangan mulia ini dengan harapan bahwa keyakinan akan kemuliaan islam senantiasa menjadikan kita teguh dan kuat dalam perjalanan ini. Beliau mengajak kita untuk senantiasa berfikir kedepan dan jauh nan luas dimasa yang akan datang akan kemenangan islam.

Seandainya kau tangisi kematianku
Dan kau siram pusaraku dengan air matamu
maka di atas tulangku yang hancur luluh
nyalakanlah obor buat umat mulia ini
dan teruskan perjalanan ke gerbang jaya

Kematianku adalah suatu perjalanan
mendapatkan kekasih yang sedang merinduku
taman-taman di surga bangga menerimaku
burung-burung berkicau riang menyambutku
bahagialah hidupku di alam abadi

Seandainya kau tangisi kematianku
Dan kau siram pusaraku dengan air matamu
maka di atas tulangku yang hancur luluh
nyalakanlah obor buat umat mulia ini
dan teruskan perjalanan ke gerbang jaya

Kuasa kegelapan pasti akan hancur
dan alam ini akan di sinari fajar lagi
biarlah rohku terbang mendapatkan rinduNya
janganlah gentar berkelana di alam abadi
nun di sana fajar sedang memencar

Begitu idealis dan perfeksionis bagi saya seorang sayyid quthb belum ada mujahid dakwah yang mampu berjuang secara totalitas sebagaimana yang beliau lakukan msa itu. Seorang mujahid dakwah yang senantiasa memberikan hidupnya untuk dakwah dan hari-harinya untuk umat ini. Keyakinannya akan kemenangan islam begitu sulit untuk dilihat secara rasioalitas. Meskipun hukuman mati sedang dihadapinya tapi tak sedikitpun jiwa gentar dan rasa takut beliau perlihatkan kepada kita. Meskipun kita tidak berada pada kondisi zaman saat itu, tapi semua bisa dilihat dari kata-kata terakhirnya yang begitu menginspirasi kita semua.

Seorang kader dakwah yang visioner tidak akan pernah berorientasi pada hasil dalam setiap kerja dakwahnya. Dia akan senantiasa berorientasi pada proses kerja-kerjan nyata. Pergerakan dakwahnya akan dibangun diatas kesunguhan, tujuan yang jelas, manhaj yang benar dan militansi tanpa batas. Dia akan senantiasa berpedoman pada nasehat syahid hasan al banna “dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal besama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah ini” .

Dakwah yang dibangun diatas keputusasaan akan melahirkan generasi muda muslim yang layu dan tak berkembang. Dakwah yang dibangun diatas keterpurukan akan melahirkan peradaban islam yang kotor dan jahiliyah. Kemuliaan islamakan terealisasi ketika dakwah dilakuakn dengan perjuangan yang mulia penuh dengan pengorbanan dan impian mulia. Dikerjakan oleh orang-orang dengan totalitas dan kwalitas yang baik tidak terkontaminasi syubhat-syubhat dan nilai-nilai kejahiliyahan. Kader dakwah yang visioner akan senantiasa menghambakan dirinya untuk perjuangan demi kemuliaan islam. Berkorban harta,benda bahkan nyawa menjadi kewajiban baginya, berada dalam aktivitas perjuangan menjadi keseharianya.

Saya berharap untuk kalian semua wahai para aktivis dakwah, baik aktivis dakwah kampus, sekolah, kantor, keliling dan lainnya dai-dai muda pilihan Allah. Teruslah gelorakan semangat perjuangan ini, semoga Allah selalu memberikan keistiqomahan, keikhlasan dan kesungguhan hati kepada kalian semua. Janganlah menyerah dalam perjuangan ini, yakinlah akan janji Allah, teruslah bekerja dalam dakwah, percayalah pertolongan Allah amatlah dekat untuk kalian semua. Jagalah keistiqomahan kalian ikhwah, senantiasa bersabarlah terhadap setiap halangan dan rintangan dalam dakwah itu semua akan menjaga kemuliaanmudisi Allah SWT.

Berikut ini sebuah nasehat dari seorang mujahid dakwah sayyid quthb semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya. “Sabar mesti ada dalam semua ini, sabar mesti ada dalam ketaatan, dalam menahan diri dari kemaksiatan, dalam memerangi org2 yang menentang Allah, dalam menghadapi muslihat dengan beragam coraknya, dalam menanti lamanya pertolongan, dalam menanggung lamanya keletihan, dalam mengenyahkan kebatilan, dlm sedikitnya penolong, dalam panjangnya jalan berduri, dalam menghadapi kebengkokan jiwa, kesesatan hati, kepayahan penentangan, dan terobeknya kehormatan.” Wallahu’alam…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar