.

Rabu, 25 April 2012

PNS MAKAN GAJI HARAM?




Pasti 4,7 juta PNS dan keluarganya di negeri ini protes dengan judul di atas. Pasti akan ada yang bilang,"Seharusnya jangan digeneralisir dong. Tidak semua PNS makan uang rakyat. Kan ada juga pns yang tidak korupsi, jujur dan apa adanya". Dan seterusnya.

Sebenarnya sih saya cenderung untuk tidak bilang haram. Sebab para PNS itu memang ada yang jujur dan apa adanya. Cuma masalahnya, lepas dari urusan jujur atau tidak, keberadaan 4,7 juta PNS di negeri kita ini sudah sangat mubazir.

Yang bilang bukan siapa-siapa, tetapi pihak yang paling berkompeten, yaitu Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Azwar Abubakar. Pak Menteri ini bilang bahwa dari 4,7 juta jumlah pegawai negeri sipil (PNS) hanya lima persen yang kompeten. 

Berapakah 5% dari 4,7 juta?

Ternyata jumlahnya kecil sekali, hanya 235 ribu PNS saja. Berarti sisanya, sejumlah 4.465.000 orang adalah orang-orang yang tidak kompeten, alias bukan orang yang tepat untuk menjadi PNS. 

Kalau penguasa punya otak, maka seharusnya langkah utama bukan memberantas korupsi, tidak perlu kampanye berantas korupsi. Percuma saja slogan-slogan itu.

Yang harus dilakukan adalah memangkas jumlah PNS, dari 4,7 juta menjadi tinggal 5%nya saja. 

Hitungan sederhananya, kalau jumlah PNS dipangkas hingga tinggal 5% saja, maka anggaran buat mereka juga kira-kira bisa dipangkas hanya tinggal 5% juga. Artinya, negara akan berhemat sangat banyak, anggaran 60% buat PNS itu dipangkas menjadi hanya tinggal 5% nya saja. Waw, sangat fantastik.

Terus 95% PNS yang dirumahkan itu disuruh ngapain? Gampang, kasih pacul dan arit, suruh bercocok tanam, transmigrasi, buka lahan pertanian. Negara butuh lebih dari 4 juta petani. 

Tetapi bagaimana yang berjalan selama ini? 

Ternyata negara kita tetap membayar mereka dengan sangat mahal, bahkan sampai 60% APBN kita tersedot untuk membiayai mereka. Apa yang mereka berikan buat negara dan rakyat? NOL BESAR.

Negara kita bukan hanya membayar gaji bulanan mereka, tetapi semua tunjangan hidup, rumah, kendaraan, pensiun, uang dinas, uang ini dan uang itu. Pokoknya banyak sekali itemnya. Mulai dari legal sampai yang tidak legal. Semua bisa diatur, yang penting wani piro.

Uangnya dari mana? Pasti dari rakyat yang sudah miskin dan menderita. Karena 80% pendapatan negara ini dipastikan harus masuk dari pajak rakyat jelata.

Katakanlah ada PNS yang jujur, tapi kalau dia tidak punya kompetensi, tidak produktif, dan belum mampu menyerahkan seluruh waktu dan kemampuannya buat kepentingan rakyat sesuai perintah Allah, menurut saya sebaiknya dia mundur saja, risain, keluar dan cari makan yang halal saja, jangan membebani negara dan rakyat.

Jangan sampai kita makan uang rakyat, tetapi kita tidak bisa memberi apa-apa buat rakyat. Apa hal itu tidak haram? Silahkan minta fatwa kepada hati nurani, karena hati nurani itu organ yang paling jujur. Jangan minta fatwa sama dengkul dan perut, apalagi kepala. Sebab kepalanya tidak ada isinya.

Tapi kalau ada PNS yang pinter, berkompeten, rajin, gila kerja, suka menghabiskan waktu sepenuhnya demi kepentingan rakyat, berdedikasi tinggi, tahan bekerja di bawah tekanan, multi talenta, progresif, punya motivasi untuk memajukan bangsa, tidak matre, jujur, wara', takut dengan yang haram, rela hidup miskin dan susah, tidak menuntut fasilitas ini itu, silahkan menjadi PNS. Saya sangat merekomendasikan orang seperti ini jadi PNS. 

Kalau pun dia makan gaji dari uang rakyat, insya Allah bukan gaji buta. Insya Allah gaji itu 100% halal dan berkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar