.

Rabu, 25 April 2012

Dimana kita memposisikan Alloh SWT dalam kehidupan kita?



Tiada Tuhan selain Allah. Dialah yang menggenggam langit dan bumi, yang mengurus semua makhluk-makhluknya, yang mengabulkan doa-doa hamba-Nya.

Dalam sebuah hadis qudsi Allah SWT berfirman, yang artinya “Demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, dan juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukan-Ku di atas Arsy. Aku akan mematahkan harapan orang yang berharap kepada selain aku dengan kekecewaan. Akan Aku pakaikan kepadanya pakaian kehinaan di mata manusia.

Aku singkirkan ia dari dekat-Ku, lalu kuputuskan hubungan-Ku dengannya. Mengapa ia berharap kepada selain Aku ketika dirinya sedang berada dalam kesulitan, padahal sesungguhnya kesulitan itu berada ditangan-Ku dan hanya Aku yang dapat menyingkirkannya.


Mengapa ia berharap kepada selain aku dengan mengetuk pintu-pintu yang lain padahal kunci pintu-pintu itu tertutup? Padahal hanya pintu-Ku yang terbuka bagi siapapun yang berdoa memohon pertolongan dari-Ku. Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalau kesulitannya, lalu Aku kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan Aku karena dosa-dosanya yang besar, lalu aku putuskan harapannya? Siapakah pula yang pernah mengetuk pintu-Ku, lalu tidak Aku bukakan? Dan Akupun telah memenuhi langit-Ku dengan para malaikat yang tidak pernah jemu bertasbih kepada-Ku lalu Aku perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara Aku dan hamba- hamba-Ku, akan tetapi mereka tidak percaya kepada firmanku.

Tidakkah mereka mengetahui, bahwa siapapun yang ditimpa oleh bencana yang Aku turunkan, tiada yang dapat menyingkirkannya, kecuali itu, selalu berpaling dari-Ku? Mengapa ia sampai tertipu oleh selain Aku? Aku telah memberikan kepadanya dengan segala kemurahan-Ku apa-apa yang tidak sampai harus ia minta. Ketika itu semua Ku-cabut kembali darinya, lalu mengapa ia tidak memintanya lagi kepada-Ku untuk segera mengembalikannya, tetapi malah meminta pertolongan kepada selain Aku? Apakah Aku yang memberi sebelum diminta, lalu ketika diminta aku berikan? Apakah Aku ini bakhil sehingga dianggap bakhil oleh hamba-Ku?

Tidakkah dunia dan akhirat itu semua milik-Ku? Tidakkah semua rahmat dan karunia itu berada ditangan-Ku? Tidakkah dermawan dan kemurahan itu adalah sifatku? Tidakkah hanya Aku tempat bermuara semua harapan? Dengan demikian siapakah yang dapat memutuskannya daripada-Ku?Adapula yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap, andaikan Aku berkata kepada semua penduduk langit dan bumi: Mintalah kepada-Ku. Akupun lalu memberikan kepada masing-masing orang, pikiran apa yang terfikir pada semuanya. Dan semua yang kuberikan itu tidak akan mengurangi kekayaan-Ku meskipun sebesar debu.

Bagaimana kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang, sedangkan Aku mengawasinya? Sungguh alangkah celakanya orang yang terputus dari rahmat-Ku. Alangkah kecewanya orang yang berlaku maksiat kapada-Ku dan tidak memperhatikan Aku. Dan tetap melakukan perbuatan yang haram seraya malu kepada-Ku. 

Alangkah indahnya untaian hadis Qudsi di atas sebagai bahan renungan untuk evalusi diri kita selama in memposisikan Allah sebagai tempat bergantung Utama atau hanya hiasan mulut belaka Allah Tuhan Kita. Mungkin kondisi kita sulit berubah menjadi lebih baik karena terlalu banyak bergantung dengan manusia dan mengesampingkan kebesaran Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar