.

Selasa, 11 Agustus 2015

Muawiyah di Mata Sahabat dan Salafus Sholeh


Makam beliau

Muawiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma, termasuk sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau masuk islam pada waktu fathu Mekah. Ada juga riwayat yang menyebutkan, beliau masuk islam ketika perjanjian Hudaibiyah.

Beliau adalah saudara Ummu Habibah bintu Abi Sufyan, salah satu istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau bergelar Kholul Mukminin (Paman kaum Mukminin)

Semua saudara istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bergelar Kholul Mukminin (paman orang yang beriman). Sebagaimana para istri beliau bergelar, Ummahatul Mukminin (ibunda orang yang beriman).

Abu Ya’la dalam Tanzih Khol al-Mukminin mengatakan,

ويسمى إخوة أزواج رسول الله صلى الله عليه وسلم أخوال المؤمنين

Para saudara dari istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam disebut kholul mukminin. (Tanzih Khol al-Mukminin, hlm. 106).

Imam Ahmad pernah ditanya,

Apakah saya harus mengakui, Muawiyah Kholul Mukminin, Ibnu Umar Kholul Mukminin?

Jawab Imam Ahmad,

نعم معاوية أخو أم حبيبة بنت أبي سفيان زوج النبي صلى الله عليه وسلم ورحمهما , وابن عمر أخو حفصة زوج النبي صلى الله عليه وسلم ورحمهما

Ya. Muawiyah saudaranya Ummu Habibah bintu Abi Sufyan, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Ibnu Umar saudara Hafshah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (as-Sunnah, 2/433).
Beliau Sang Penulis Wahyu

Ibnu Abbas menceritakan,

كَانَ الْمُسْلِمُونَ لَا يَنْظُرُونَ إِلَى أَبِي سُفْيَانَ وَلَا يُقَاعِدُونَهُ، فَقَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا نَبِيَّ اللهِ ثَلَاثٌ أَعْطِنِيهِنَّ، قَالَ: «نَعَمْ» قَالَ: عِنْدِي أَحْسَنُ الْعَرَبِ وَأَجْمَلُهُ، أُمُّ حَبِيبَةَ بِنْتُ أَبِي سُفْيَانَ، أُزَوِّجُكَهَا، قَالَ: «نَعَمْ» قَالَ: وَمُعَاوِيَةُ، تَجْعَلُهُ كَاتِبًا بَيْنَ يَدَيْكَ، قَالَ: «نَعَمْ» قَالَ: وَتُؤَمِّرُنِي حَتَّى أُقَاتِلَ الْكُفَّارَ، كَمَا كُنْتُ أُقَاتِلُ الْمُسْلِمِينَ، قَالَ: «نَعَمْ»

Kaum muslimin tidak mempedulikan Abu Sufyan dan tidak mau duduk bersamanya. Kemudian Abu Sufyan berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

’Wahai Nabi Allah, ada 3 hal istimewa yang saya berikan kepada anda.’

”Ya.” jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

’Saya memiliki putri tercantik di kalangan arab, Ummu Habibah bintu Abi Sufyan, saya nikahkan dengan anda.’ Kata Abu Sufyan.

”Ya.” jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

’Muawiyah, aku jadikan sebagai penulis wahyu anda.’ Kata Abu Sufyan.

”Ya.” jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

’Anda perintahkan saya, sehingga saya berperang melawan orang kafir, sebagaimana dulu saya memerangi orang muslim.’

”Ya.” jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

(HR. Muslim 2501).

Imam Ahmad mengatakan,

معاوية رضي الله عنه كاتبه وصاحبه وصهره وأمينه على وحيه عز وجل

Muawiyah radhiyallahu ‘anhu adalah penulis wahyu beliau, sahabat beliau, ipar beliau, dan kepercayaan beliau untuk mencatat wahyu Allah ’azza wa jalla. (Diriwayatkan oleh al-Ajurri dalam as-Syariah, 2466 dan al-Lalikai dalam Syarh Sunnah 2785).
Berikut Beberapa Pujian Sahabat dan Ulama Masa Silam kepada Muawiyah

Pertama, dari Ibnu Abi Mulaikah – ulama tabiin – (w. 117 H). Beliau menceritakan, bahwa ada orang yang bertanya kepada Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ”Apa komentar anda tentang Muawiyah, dia witir satu rakaat?.

Jawab Ibnu Abbas,

أَصَابَ، إِنَّهُ فَقِيهٌ

”Beliau benar, beliau seorang yang faqih.” (HR. Bukhari 3765)

Kedua, keterangan Hammam bin Munabbih – tabiin – (w. 132 H) pernah mendengar Ibnu Abbas mengatakan,

مَا رَأَيْتُ رَجُلاً كَانَ أَخْلَقَ لِلمُلْكِ مِنْ مُعَاوِيَةَ

Saya belum pernah melihat ada orang yang lebih bagus akhlaknya ketika menjadi raja, melebihi Muawiyah. (HR. Abdurrazaq no. 20985 dan sanadnya shahih).

Ketiga, Sikap Hasan dan Husain kepada Muawiyah radhiyallahu ‘anhum

Setelah Muawiyah menjadi khalifah, beliau memiliki kedekatan dengan putra-putranya Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum. Sebagaimana yang masyhur dalam kitab-kitab sirah.

Diantara bentuk kedekatan itu, Hasan dan Husain pernah bertamu ke rumah Muawiyah, dan beliau memberi uang sebesar 200 ribu dirham (= 20 rb dinar. Senilai dengan 4700 gr emas).

Muawiyah mengatakan, ’Belum pernah dua sahabat ini diberi harta seperti itu sebelumku.’

Husain berkomentar, ’Tidak ada seorangpun yang diberi harta lebih banyak dari pada kami.’

(al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir, 8/139)

Keempat, Imam Mujahid – ulama besar tabiin – (w. 103 H) mengatakan,

لو رأيتم معاوية لقلتم هذا المهدي

”Andai kalian pernah melihat Muawiyah, niscaya kalian akan mengatakan, Ini imam Mahdi.” (al-Bidayah wa An-Nihayah, Ibnu Katsir, 8/137).

Kelima, Ibnu Syihab az-Zuhri – ulama tabiin – (w. 125 H)

عمل معاوية بسيرة عمر بن الخطاب سنين لا يخرم منها شيئاً

Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu menunjuk Muawiyah sebagai gubernur selama bertahun-tahun, dan tidak mengurangi tanggung jawabnya sedikitpun. (Diriwayatkan al-Khallal dalam as-Sunnah, 1/444. kata Pentahqiq: Sanadnya sahih).

Keenam, Imam Mu’afa bin Imran – ulama tabiin – (w. 185 H), pernah ditanya, ’Mana yang lebih utama, Muawiyah ataukah Umar bin Abdul Aziz?’

Jawab Imam Mua’fa,

كان معاوية أفضل من ستمائة مثل عمر بن عبد العزيز

”Muawiyah lebih utama dibandingkan 600 Umar bin Abdul Aziz.” (Diriwayatkan al-Khallal dalam as-Sunnah, 1/435)

Dalam keterangan yang lain, al-Jarrah al-Mushili menceritakan, bahwa ada seseorang bertanya kepada Mu’afa bin Imran,

“Apakah Umar bin Abdul Aziz bisa disandingkan dengan Muawiyah bin Abi Sufyan?”

Seketika itu, Mu’afa langsung marah, dan mengatakan,

لا يقاس بأصحاب محمد صلى الله عليه وسلم أحد، معاوية رضي الله عنه كاتبه وصاحبه وصهره وأمينه على وحيه عز وجل

Tidak boleh aa seorangpun yang disandingkan dengan para sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Muawiyah radhiyallahu ‘anhu adalah penulis wahyu beliau, sahabat beliau, ipar beliau, dan kepercayaan beliau untuk mencatat wahyu Allah ’azza wa jalla. (Diriwayatkan oleh al-Ajurri dalam as-Syariah, 2466 dan al-Lalikai dalam Syarh Sunnah 2785).

Ketujuh, az-Zuhri pernah bertanya kepada Said bin Musayib – ulama tabiin, menantu Abu Hurairah – tentang sikap terhadap para sahabat. Said menjawab,

اسمع يا زهري من مات محبا لأبى بكر وعمر وعثمان وعلى وشهد للعشرة بالجنة وترحم على معاوية كان حقا على الله أن لا يناقشه الحساب

Dengarkan wahai Zuhri, siapa yang mati dan dia mencintai Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, serta dia mengakui kebenaran 10 sahabat yang dijamin masuk surga, dan mendoakan kebaikan untuk Muawiyah, maka dia berhak untuk tidak didebat oleh Allah. (al-Bidayah wa An-Nihayah, Ibnu Katsir, 8/139)

Kedelapan, keterangan Abdullah bin Mubarok – gurunya Imam Bukhari – (w. 181 H) pernah mengatakan,

تراب في أنف معاوية أفضل من عمر بن عبد العزيز

”Debu yang masuk ke hidungnya Muawiyah, lebih baik dari pada Umar bin Abdul Aziz.”

Kesembilan, keterangan dari Ibrahim bin Maisarah,

ما رأيت عمر بن عبد العزيز ضرب إنسانا قط إلا إنسان شتم معاوية فانه ضربه أسواطا

Saya belum pernah melihat Umar bin Abdul Aziz memukul seorang manusia-pun, selain orang yang mencela Muawiyah. Beliau mencambuknya beberapa kali. (al-Bidayah wa An-Nihayah, Ibnu Katsir, 8/139)

Kesepuluh, keterangan Imam Ahmad

Imam Ahmad ditanya tentang sikap beliau terhadap orang yang mengatakan, ’Saya tidak mau mengakui bahwa Muawiyah adalah penulis wahyu, dia juga bukan paman kaum mukminin. Karena semua itu dia ambil dengan cara merampas.’ Lalu Imam Ahmad berkomentar,

هذا قول سوءٍ رديء، يجانبون هؤلاء القوم، و لا يجالسون، و نبيِّن أمرهم للناس

Ini ucapan jelek, orang semacam ini harus dihindari, tidak boleh bermajlis bersama mereka, dan kesesatannya harus dijelaskan kepada masyarakat. (Riwayat al-Khallal dalam as-Sunnah, 2/434).

Imam Ahmad juga ditanya seseorang, bahwa dia punya paman yang suka mencela Muawiyah. Dan terkadang orang ini makan bersama pamannya. Kata Imam Ahmad,

لا تأكل معه

”Jangan makan bersamanya.” (Riwayat al-Khallal dalam as-Sunnah, 2/448).

Kesebelas, Imam Qotadah mengatakan,

لو أصبحتم في مثل عمل معاوية لقال أكثركم هذا المهدي

Andai kalian melihat langsung bagaimana kepemimpinan Muawiyah, tentu mayoritas kalian akan mengatakan: Orang ini adalah Imam Mahdi. (Riwayat al-Khallal dalam as-Sunnah, 2/438).

Kedua belas, Imam Ibnu Qudamah mengatakan,

ومعاوية خال المؤمنين، وكاتب وحي الله، وأحد خلفاء المسلمين رضي الله تعالى عنهم

Muawiyah adalah paman kaum mukminin, penulis wahyu, dan salah satu khalifah kaum muslimin radhiyallahu ‘anhum. (Lum’atul I’tiqad, hlm. 33)

Ketiga belas, keterangan Syaikhul Islam,

واتفق العلماء على أن معاوية أفضل ملوك هذه الأمة، فإن الأربعة قبله كانوا خلفاء نبوة، وهو أول الملوك، كان ملكه ملكاً ورحمة..وَكَانَ فِي مُلْكِهِ مِنْ الرَّحْمَةِ وَالْحُلْمِ وَنَفْعِ الْمُسْلِمِينَ مَا يُعْلَمُ أَنَّهُ كَانَ خَيْرًا مِنْ مُلْكِ غَيْرِهِ

Para ulama sepakat bahwa Muawiyah adalah raja terbaik di tengah umat ini. Karena 4 khalifah sebelumnya adalah para khalifah yang dibimbing nubuwah, sementara beliau adalah raja pertama. Kepemimpinan beliau adalah kepemimpinan rahmat. Dalam kepemimpinan beliau dipenuhi dengan rahmat, kelembutan dan memberi banyak manfaat bagi kaum muslimin, sehingga bisa diketahui bahwa beliau adalah raja terbaik dibanding yang lainnya. (Majmu’ Fatawa, 4/478)

Keempat belas, Imam Ibnu Abil Iz menegaskan,

وأول ملوك المسلمين معاوية وهو خير ملوك المسلمين

Raja pertama di kalangan kaum muslimin adalah Muawiyah. Dan beliau adalah raja terbaik di kalangan kaum muslimin. (Syarh Aqidah Thahawiyah, hlm. 722).

Dan masih banyak lagi pujian para ulama kepada Muawiyah, karena mereka mengenal siapa Muawiyah dan membaca sejarahnya. Sementara orang yang tak kenal Muawiyah, dia hanya akan menjadi senjata syiah untuk mencela Muawiyah radhiyallahu ‘anhu.

Allahu a’lam

Ditulis oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar