1. Lupus
Dan Heppy KW 6
Ketika memasuki hari pertama SMA
aku bertemu lagi dengan teman teman yang baru dan dari SMP yang kadang aku baru
mengenalnya, yang berbeda dihari pertama saya terpilih menjadi ketua kelas.
saya tak habis fikir menggapa temen-temen memilihku padahal baru beberapa kali
bertemu dan berinteraksi. Saya jelas menolak karena motivasiku untuk belajar
mulai terkikis bahkan saya tidak bisa memberi spirit ke temen2 untuk sama-sama
memajukan prestrasi belajar, bahkan saya bertolak belakang dengan mentri
pendidikan. Saya memang memiliki pemikiran agak aneh waktu itu seperti: Ngapain
belajar tulisan jawa, untuk apa pelajaran matematika yang rumit seperti ini?
Toh di dunia nyata ngga banyak dipakai, untuk apa pelajaran sperti kerajinan,
music dan pelajaran lainya kalau nantinya tidak ikut uji nasional, Pak menteri
pendidikan itu tidak mengerti apa yg kita rasakan.
Otak kami memang lelah jika harus
menumbuhkan bakat potensi diri kami sementara juga dituntut mengejar
nilai-nilai untuk Persiapan ujian akhir, bahkan aku sering terlambat kesekolah
karena beban pelajaran dan sedikit motivasi untuk tumbuh. Orang tuaku bisa
memahami kegalauanku waktu itu akhirnya menganti sepeda ontelku agar sekarang
menggunakan Vespa PX 150 warisan abangku yang pertama.
Setelah sebelumnya gagal diterima
di SMA Taruna Nusantara, dan juga di SMA Teladan kami terpuruk cukup lama, kami
menyadari akan kemampuan studyku di bangu sekolah dan saya putuskan bukan ini
jalanku, kalaupun harus sekolah bukan nilai pelajaran yang dapat mengangkat
derajatku tapi ada sisi lain.
Masa-masa SMA saya menomer duakan
pelajaran, saya lebih mengutamakan sosialisasi dan organisasi juga bermain pada
exstrakurikuler, entah benar atau tidak pendapat saya terserah. Lho ko’ jadi
ngomongin pelajaran bukanya ini tulisan tentang cinta lanjutan kisah kemarin…
Oke kita lanjut … berawal dari
acara diskusi di kelas aku terkadang menjadi juru bicara kelompok, tidak ada
pelajaran retorika khusus maupun persiapan yang matang yang jelas kalau ada
acara diskusi selalu siap, dan ngga mau kalah. Seiring berjalanya waktu kita
melewati beberapa pelajaran yang berhubungan dengan diskusi, ada perempuan yang
memiliki suara yang lembut namun logis saat mengutarakan pendapat. Siswi ini
menjadi andalan jika harus menjadi kaum hawa menyampaikan orasi, dan semua
tertarik dengan keanggunanya.
Tidak sedikit teman dari kami
mengatakan kalau dia banyak persamaan
denganku, sejak itu namanya berganti menjadi heppy panggilan wanita
kekasih lupus dalam film cinta Indonesia yang cukup tekenal di era TV Hitam
Putih. Entah siapa yang memulai panggilan itu saya tidak tau padahal belum
pernah seumur hudupnya dia membonceng motor vespaku.
Pada awalnya biasa-biasa saja
namun ada yang berbeda pada diri perempuan itu, pada suatu jam istirahat aku coba
mendekati sesosok siswi yang sering mengenakan jas warna kuning tua ini. Dia memang
Nampak berbeda walau tidak bisa bahasa jawa namun siswi ini memiliki
kepribadian yang santun dan berbudi pekerti luhur. (halah… kaya’ UUD aja)
Ya memang saat kelas kami medapat
tugas upacara siswi ini terkadang lebih senang membacakan UUD 45 lain halnya
denganku terkadang menjadi komandan upacara, dari situ dan acara-acara lain
kami sering bersama.
Tidak ada hubungan istimewa
diantara kami, kami hanya berteman biasa layaknya teman yang lain. Sesekali ada
temen perempuan yang bilang kepadaku: “udah jadiin aja.. jadiin temen istimewa
dihaatimu.. “ kalian cocok sekali lho..
Ada juga beberapa temen laki-laki
yang mulai menjaga jarak dengan siswi tersebut dikira kami menjalin hubungan
khusus.
Sewaktu berstatus pelajar ngga
tau kenapa saya tidak mau memiliki teman dekat karena hal itu tidak lazim pada
budaya keluarga kami, Saya memang tidak ada yg melarang kalaupun dekat dengan
lawan jenis, pelajaran agama sayapun belum sampai tentang adab bergaul dengan
bukan mahramnya namun mata hati kami bicara, stop pacaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar