.

Kamis, 20 Mei 2021

Cinta itu Apa tho?

 

1.       Sebuah Perhatian berbeda

Layaknya kita baru mengenal seseorang kami pun bahagia mendapat teman teman di SMP yang baru, kami pun saling berkenalan satu sama lain. Layaknya orang sekarang saya bisa dibilang yang paling ‘kepo’ diantara teman yang lain dalam soal perkenalan. Begitu mengenal teman teman baru dari asal sekolah yang berbeda saya sangat tertarik untuk menanyakan ini itu mualai dari SD mana? Sekolah itu didaerah mana? Sampai jalan menuju tempat itu melewati mana? Tidak hanya kaum laki-laki kamipun berkenalan dengan semua siswi yang ada dikelas. Bahkan aku terkadang memberanikan diri bertanya, bolehkah aku main kerumahmu sepulang sekolah suatu saat nanti?

Seiring berjalanya waktu kami mulai diam-diam memperhatikan apa hobinya temen-temen hingga hal apa yang membuatnya senang pun tak luput dari pembelajaran saya waktu itu. Setahun berjalan saya hampir mengenal semua karakter dan kepribadaian masing-masing teman, berhenti disitu ada seorang siswi yang membuatku termanggu pada seorang yang memiliki kebribadian anggun, cerdas, enerjik dan juga diterima disemua kalangan bahkan hampir semua berteman dengan siswi tersebut dengan baik.

Saya merasa tenang berada didekatnya walaupun tidak satu orang pun yang tau kalau aku memendam rasa suka pada perempuan ini tapi aku merasakan diapun juga ternyata demikian sama halnya dengan perasaanku, mungkin. Nampak sekali dengan pengorbananya disuatu senin pagi. Memang setiap hari senin kita dianjurkan untuk berganti tempat duduk,  Siswi itu datang untuk memilihkan tempat duduk yang tidak jauh dari saya. Bahkan ketika saya mengeser tas ranselku agar duduk berjauhan  siswi ini lantas berkata dengan sedikit kesal:

“Okta kamu jangan jauh-jauh! Duduk di sini saja dekat dengan ku..”

Tidak itu saja aku memang hobinya debat atau bertanya yang sulit-sulit pada saat pelajaran sosial, andai kata argument saya terpojok saya sering mendapatkan pembelaan oleh siswi ini, bahkan dia taklupa mengingatkan aku saat lupa absen pada acara latian upacara atau pendidikan baris- berbaris.

Di Era Presiden Gus Dur Semua orang senag karena liburan bulan ramadhan yang sebulan penuh terkecuali saya sedih sekali, begitu juga siswi ini paham kalau sebulan lebih tidak bertemu, pernah dia bertutur:

“Okta nanti kalau ba’da sholat subuh kamu main sepedaan ya… kamu lewat depan rumahku..”, demikian pintanya.

Disela-sela pelajaran kami berinteraksi dengan semua murid namun perhatian yang aku dapatkan memang selalu berbeda adakalanya saat ada tugas menulis pada pelajaran sejarah kami sering bertukar buku tulis, bahagia rasanya menulis diatas buku orang yang kita sukai dan juga senang nantinya bisa membaca buku hasil tulisan orang yang kita sukai. Begitulah romantika kami menghiasi pelajaran berinovasi supaya pelajaran yang disampaikan dapat selalu diingat.

Bahkan sampai kuliah saya masih menyimpan buku-buku tulisanya yang tidak banyak meskipun dia sudah menikah dengan lelaki tambatan hatinya, aku tata rapi dalam rak di kota kelahiranku namun karena tragedy gempa bumi yang mengguncang kota kami pada 27 Mei 2006 lalu semua terkubur bersama reruntuhan tembok, ibuku memang sempet memilah buku yang banyak itu namun ibuku tidak sempat membedakan mana catatan yang masih bisa dibaca dan mana buku tulis yang bisa membuat anaknya nyengir-nyengir sendiri kalau membacanya…

Begitulah kisahku aku tidak pernah bilang suka kedia  begitu juga wanita tersebut, sampai sekarang..

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar