Ba’da tahmid wa sallam
Sore hari sepulang kerja saya
tiba-tiba mendapat telpon dari Murobi ana, Ustadz hasan. Beliau menanyakan
perihal tentang bagaimana sudah ada tidak pilihan akhwat setelah sebelumnya
gagal berproses, jika belum ada maka ada lagi akhwat yang siap berta’aruf.
Maka sayapun dengan hati tegas
menjawab, jazakalloh ustadz ana insaAlloh siap.
Maka tak lama kemudian sebuah
biodata akhwat lengkap berisi daftar riwayat hidup hingga foto dia cantumkan,
saya pun diberi waktu 3 hari untuk beristikharah dan juga bertabayun dengan
orang yang dipercaya termasuk musyawarah dengan keluarga bila diperlukan.
Tiga hari pun berlalu menginggat
kami harus memberi keputusan dalam waktu dekat maka saya mengharap pertolongan
Alloh SWT dengan mengatakan, insaAlloh ana siap lanjut ustadz mohon do’anya.
Saya kemudian menanyakan jawaban dari akhwatnya maka kami pun mencari waktu
yang tepat yaitu pada halakoh yang akan diadakan dikemudian hari.
Jum’at malam sabtu pun tiba waktu
dimana kami bisa bertemu dengan guru ngaji, saya hadir lebih awal menghadiri
pertemuan pekanan ini, seperti pengajian sebelumnya kamipun memulai dengan
murojaah hafalan Qur’an dan di lanjutkan mauidzoh hasanah hingga pada akhirnya
nanti ada khodoya atau berbagi curhat2an.
Saya menunggu-nunggu sekali pada
sesi kodoya ini, namun sesi ini terlewati dengan kata penutup. Ya karena ustadz
hasan sendiri harus menghadiri musyawarah struktur yang tidak bisa diwakilkan.
Kabar yang dinanti pun membuat
hati gundah nan resah hingga saya tidak tau harus berkata apa, maka akupun
mengirimkan perihal ini melalui email yang juga di ketahui partner ta’aruf
tersebut. Setelah email dikirim pun kegelisahan ini belum juga sirna malahan
bertambah resah setelah murobi ana memberi tau kalau akhwatnya tidak lanjut,
benar-benar resah. Walau kami saling menerima atas keputusan semua ini namun
tabiat keresahan sesudahnya itu tidak bisa dinafikan.
Akupun coba berbagi dengan
sahabat saya perihal ini dan diapun membenarkan sang akhwat ini, dia berkata: jika
saya punya adik yang sebentar lagi wisuda S2 sedangkan didatangi lelaki yang
berpendidikan tidak sebanding denganya, saya pun akan memilih dengan pasangan
yang berpendidikan setara denganya. Memang temen saya menyampaikan dengan
bercanda dengan maksud menghibur namun aku yakini dengan logika.
Sayapun membenarkan proses ini
tidak ada yang salah dengan semuanya toh kretiria yang akhwat inginkan ada pada
ku maka jangan menyalahkan tidak berlanjut ini karena perbedaan ini dan itu,
jangan sampai kalian suhudzon, menikah tidak bisa di duga-duga dengan harus
sama ini sama itu, bahkan setara persis. Semua jodoh atas kehendakNya. Maka Berbaik Sangkalah terhadap takdir yang
sudah terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar