.

Kamis, 20 Mei 2021

Cinta Calon Dokter Muda

Halo siapa ini?

Oh mas Okta..

Ada apa mas…

 

Dia adalah mahasiswa yang menggulang mata kuliah faramakologi lebih dari 4 kali, bukan karena dia mahasisiwi yang malas belajar tapi karena pada universitas tersebut mendapat anugerah dosen yang sangat perfeksionis sehingga tiap angkatan dari 40 mahasisiwa yang lulus hanya 5-15 orang.

Hanya satu mata kuliah ini dia mengulang itu sebabnya dia suka bercerita denganku fia telfon tentang keluh kesahnya menghadapi dosen hingga management kampus yang terus mempersulit mahasiswa untuk mengakhiri studinya. Seusai daftar ulang mahasiswa yang mengulang diminta untuk membayar sejumlah uang yang tidak sedikit untuk membeli beberapa buku farmakologi yang sebenenya tiap taun tidak berganti edisi hanya berganti warna sampul.

Awalnya dia bercerita tentang kesukaran-kesukaran mata kuliah yg sedang dihadapi. Namun saya mencoba memahami arti perempuan kalau perempuan itu bila menghadapi masalah yang kecil aja dalam hidup dia menginginkan ada seseorang yang mendengarnya, dan sayapun meladeninya. Begitulah pendidikan komunikasi yang saya dapat, perempuan tidak perlu solusi tapi perempuan hanya perlu sepasang kuping dan angukan kepala untuk menemaninya berkicau hingga lelah.

Dan percuma kita kasih solusi karena munkin dia bilang iya, iya tapi tidak juga dilakukan begitulah pelajaran komunikasi yang ke dua. Dinasehati lagi dia menjawab, iya, iya dan tidak juga dilakukan.

 

Dia kuanggap sebagai adik saya sendiri bahkan saya memanggilnya adik. Saya pun kadang bercerita seandaianya ada hal yang harus butuh pendapat seseoran tentang sesuatu yang sedang dihadapi. Dan tidak berhenti pada masalah dunia pendidikan dari masalah kecil hingga apa aja menjadi tema yang seru.

Lambat laun kami pun saling memahami dan kamipun saling terbuka kalau kita sama sama suka, namun saya harus memahami dan sudah bisa diprediksi kalau ayahnya menginginkan dia menikah dengan seorang  dokter juga atau dokter spesialis walau saat itu dia juga belum menemukanya.

Disamping itu saya sudah pingin sekali namun wanita ini harus menyelesaikan kuliahnya lebih dari 2 tahun lagi, belum kalau dia molor-molor lagi waktunya. Maka aku berfikir realities sesuai kenyataan yang dihadapi.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar